Share

Siasat mati lampu

***

“Ini akan sulit.”

Nathan yang duduk di jok depan, bersebelahan dengan pengemudi melihat pemeriksaan yang ketat di pintu keluar Provinsi. Mereka sudah menempatkan banyak tentara dan polisi untuk menemukan penculik Presiden.

“Apa kita tidak bisa pergi melewati jalan alternatif lain?” tanyaku.

Pria itu terlihat menggelengkan kepala seraya menghela napas panjang. Di sampingku, David sudah tertidur dengan keadaan tangan dan kakinya yang terikat.

“Mereka bergerak cepat, provinsi ini sudah benar-benar terkepung,” jawab Nathan, hal itu masuk akal dilakukan mengingat penculikan yang terjadi dilakukan terhadap pemimpin sebuah negara, bukan orang biasa.

Kami masih terdiam di dalam mobil, terparkir di depan warung makan untuk beristirahat seraya memerhatikan polisi dan tentara yang berjaga di pintu perbatasan.

Aku keluar, bersama dengan Nathan dan Larissa. Mereka bukanlah tentara yang berada di Kota Semaran

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status