Share

Penjara Bawah Tanah

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-01-25 13:10:14

Batapa pun Avanthe berusaha berontak terhadap kekejaman Hores. Dia telah menemukan bahwa pria itu satu – satunya yang paling membencinya. Tidak ada ruang untuk melarikan diri. Avanthe dikurung, diperbudak seperti wanita tak berguna. Nyaris dengan waktu yang begitu panjang Hores hanya membiarkan Avanthe terpekur; bertanya – tanya bagaimana kondisi ayahnya?

Sepanjang lorong penjara, Avanthe tak menemukan, atau barangkali mencium keberadaan ayahnya, Ellordi. Dia tak peduli apabila Hores akan melakukan penyiksaan paling brutal. Akan tetapi satu; Avanthe hanya ingin pria itu memenuhi permintaan sederhana.

Tidak apa – apa jika dia harus menanggung semua kesakitan. Tidak ada lagi hal yang bisa Avanthe harapkan dari kecintaannya kepada pria, yang pula menjadi ayah kandung Aceli, gadis kecil mereka, termasuk janin dalam kandungan Avanthe.

Dia tak mungkin mengatakan kepada Hores tentang kehamilan ini. Kebencian Hores akan semakin runyam. Bahkan menemukan cara dan menganggap kandungan Avanthe adalah malapetaka. Tidak! Rasanya seperti mimpi buruk. Avanthe tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.

Dia terkejut ketika tiba – tiba Hores melangkah masuk bersama satu bayangan serius di belakang pria itu, sedang tersaruk – saruk. Ini jauh lebih buruk dari yang Avanthe pikirkan.

Sekarang dia bisa melihat bagaimana Hores menyeret ayahnya yang tak berdaya dengan begitu jahat.

Avanthe segera bersimpuh, menyambut Ellordi yang tersungkur jatuh. Luka di sekitar wajah ayahnya seolah merenggut seluruh pasokan udara di rongga dada Avanthe. Semua terasa sesak saat menghadapi keadaan yang mendadak begitu hancur.

“Kau tidak apa – apa, Papa?”

Lengan Avanthe bergetar hebat ketika dia berusaha menanggkup wajah ayahnya. Hores telah membuat Ellordi nyaris tidak dapat bicara. Hal yang sedang ayahnya lakukan adalah berusaha menenangkan. Namun, Avanthe merasa tidak dapat menerima perlakuan buruk ini. Dia menipiskan bibir, lalu menghadap Hores dengan berani.

“Apa yang sudah kau lakukan pada ayahku?” Suara Avanthe bergetar saat dia harus berteriak di depan wajah Hores. Ekspresi tenang tak tersentuh dari pria itu, tidak ada apa – apanya dibanding rasa sakit di benak Avanthe.

Kepalan tangan Avanthe mantap menumbuk permukaan dada Hores yang liat. Itu sama sekali tidak memberi Hores pengaruh. Kebencian masih begitu besar. Tiba – tiba cengkeraman kuat di pergelangan Avanthe meninggalkan bekas sentuhan memerah.

“Jangan pernah sekali – kali menyerangku dengan tangan kotormu.”

Hores bicara nyaris dengan nada mencemooh. Dia pastikan, tidak akan pernah ada senyum di wajah Avanthe.

“Kau sudah berkata akan membebaskan ayahku, Hores.”

Itu merupakan kata – kata yang diliputi nada memohon paling kasihan. Hores senang mendengarnya.

“Biarkan ayahku pergi.”

Sekali lagi Avanthe berbicara lirih ....

Hores menyeringai. Luar biasa puas.

Apa yang Avanthe pikirkan? Ironi. Apakah dia masih berharap Hores akan kembali menjadi pria sempurna di kehidupannya? Menjadi pria penuh kasih sayang yang menawarkan pelbagai macam cinta?

Itu terdengar mustahil. Hores terlihat lebih buruk dari Raja Vanderox. Kekejian di iris gelap-nya telah memberitahu Avanthe kalau – kalau dia tak seharusnya bertekad mencari perdamaian di sini. Percuma. Tidak ada gunanya.

Sejauh mana Avanthe mencoba, Hores tetap menganggapnya sebagai musuh. Semua telah berubah. Bahkan perasaan paling murni tak akan pernah bisa membawa pria itu kembali menjadi pria yang pernah Avanthe cintai. Kisah mereka berakhir—akan segera berakhir. Avanthe tidak sedang menaruh kecurigaan. Dia yakin Hores telah memiliki pernyataan terburuk untuknya.

“Akan segera kubebaskan ayahmu. Tapi bagaimana jika malam ini kau melayaniku?”

Suara berat dan dalam itu menerahkan nada paling jahat. Avanthe merasakan getaran nyata. Dia ingin mencegah tindakan keji Hores saat pria itu menyeret tubuh ayahnya yang tak berdaya. Mendadak Avanthe disergap keraguan. Hores jelas akan menjadi sangat adiktif jika Avanthe meneruskan keputusannya.

Dia terpaku menatap gerbong penjara menutup keras. Kepergian Hores dan ayahnya meninggalkan bekas mendalam. Avanthe bahkan tidak mengatakan apa pun tentang tawaran barusan, tetapi pria itu telah menganggapnya setuju.

Apakah itu artinya, Hores benar – benar telah memutuskan akan menjadikan Avanthe sebagai selir yang malang?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
nyesek banget astagaaaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status