Share

Penjara Bawah Tanah

Batapa pun Avanthe berusaha berontak terhadap kekejaman Hores. Dia telah menemukan bahwa pria itu satu – satunya yang paling membencinya. Tidak ada ruang untuk melarikan diri. Avanthe dikurung, diperbudak seperti wanita tak berguna. Nyaris dengan waktu yang begitu panjang Hores hanya membiarkan Avanthe terpekur; bertanya – tanya bagaimana kondisi ayahnya?

Sepanjang lorong penjara, Avanthe tak menemukan, atau barangkali mencium keberadaan ayahnya, Ellordi. Dia tak peduli apabila Hores akan melakukan penyiksaan paling brutal. Akan tetapi satu; Avanthe hanya ingin pria itu memenuhi permintaan sederhana.

Tidak apa – apa jika dia harus menanggung semua kesakitan. Tidak ada lagi hal yang bisa Avanthe harapkan dari kecintaannya kepada pria, yang pula menjadi ayah kandung Aceli, gadis kecil mereka, termasuk janin dalam kandungan Avanthe.

Dia tak mungkin mengatakan kepada Hores tentang kehamilan ini. Kebencian Hores akan semakin runyam. Bahkan menemukan cara dan menganggap kandungan Avanthe adalah malapetaka. Tidak! Rasanya seperti mimpi buruk. Avanthe tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.

Dia terkejut ketika tiba – tiba Hores melangkah masuk bersama satu bayangan serius di belakang pria itu, sedang tersaruk – saruk. Ini jauh lebih buruk dari yang Avanthe pikirkan.

Sekarang dia bisa melihat bagaimana Hores menyeret ayahnya yang tak berdaya dengan begitu jahat.

Avanthe segera bersimpuh, menyambut Ellordi yang tersungkur jatuh. Luka di sekitar wajah ayahnya seolah merenggut seluruh pasokan udara di rongga dada Avanthe. Semua terasa sesak saat menghadapi keadaan yang mendadak begitu hancur.

“Kau tidak apa – apa, Papa?”

Lengan Avanthe bergetar hebat ketika dia berusaha menanggkup wajah ayahnya. Hores telah membuat Ellordi nyaris tidak dapat bicara. Hal yang sedang ayahnya lakukan adalah berusaha menenangkan. Namun, Avanthe merasa tidak dapat menerima perlakuan buruk ini. Dia menipiskan bibir, lalu menghadap Hores dengan berani.

“Apa yang sudah kau lakukan pada ayahku?” Suara Avanthe bergetar saat dia harus berteriak di depan wajah Hores. Ekspresi tenang tak tersentuh dari pria itu, tidak ada apa – apanya dibanding rasa sakit di benak Avanthe.

Kepalan tangan Avanthe mantap menumbuk permukaan dada Hores yang liat. Itu sama sekali tidak memberi Hores pengaruh. Kebencian masih begitu besar. Tiba – tiba cengkeraman kuat di pergelangan Avanthe meninggalkan bekas sentuhan memerah.

“Jangan pernah sekali – kali menyerangku dengan tangan kotormu.”

Hores bicara nyaris dengan nada mencemooh. Dia pastikan, tidak akan pernah ada senyum di wajah Avanthe.

“Kau sudah berkata akan membebaskan ayahku, Hores.”

Itu merupakan kata – kata yang diliputi nada memohon paling kasihan. Hores senang mendengarnya.

“Biarkan ayahku pergi.”

Sekali lagi Avanthe berbicara lirih ....

Hores menyeringai. Luar biasa puas.

Apa yang Avanthe pikirkan? Ironi. Apakah dia masih berharap Hores akan kembali menjadi pria sempurna di kehidupannya? Menjadi pria penuh kasih sayang yang menawarkan pelbagai macam cinta?

Itu terdengar mustahil. Hores terlihat lebih buruk dari Raja Vanderox. Kekejian di iris gelap-nya telah memberitahu Avanthe kalau – kalau dia tak seharusnya bertekad mencari perdamaian di sini. Percuma. Tidak ada gunanya.

Sejauh mana Avanthe mencoba, Hores tetap menganggapnya sebagai musuh. Semua telah berubah. Bahkan perasaan paling murni tak akan pernah bisa membawa pria itu kembali menjadi pria yang pernah Avanthe cintai. Kisah mereka berakhir—akan segera berakhir. Avanthe tidak sedang menaruh kecurigaan. Dia yakin Hores telah memiliki pernyataan terburuk untuknya.

“Akan segera kubebaskan ayahmu. Tapi bagaimana jika malam ini kau melayaniku?”

Suara berat dan dalam itu menerahkan nada paling jahat. Avanthe merasakan getaran nyata. Dia ingin mencegah tindakan keji Hores saat pria itu menyeret tubuh ayahnya yang tak berdaya. Mendadak Avanthe disergap keraguan. Hores jelas akan menjadi sangat adiktif jika Avanthe meneruskan keputusannya.

Dia terpaku menatap gerbong penjara menutup keras. Kepergian Hores dan ayahnya meninggalkan bekas mendalam. Avanthe bahkan tidak mengatakan apa pun tentang tawaran barusan, tetapi pria itu telah menganggapnya setuju.

Apakah itu artinya, Hores benar – benar telah memutuskan akan menjadikan Avanthe sebagai selir yang malang?

Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Phoenix
nyesek banget astagaaaa
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status