Share

Bab 169: Balasan Dewa

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 12:20:32
“Papa cepat dong lama banget!”

“Ayo Pa! Aku engga mau terlambat.”

Suara dua anak saling bersahutan, tidak hanya mulut yang bersisik tetapi tangan mereka mengetuk pintu sejak sepuluh menit lalu. Belum ada respon apa pun dari kedua orang tuanya yang mengurung diri dalam kamar, membuat Brahma dan Arimbi mengomel.

“Papa dan Mama lama banget sih, Kak.” Arimbi bertolak pinggang.

Brahma menggeleng kepala sambil menatap geram pada pintu yang tertutup rapat. “Aku juga engga tahu. Jangan-jangan—”

Arimbi menyela, “Ada apa Kak?”

“Mama sakit! Dan Papa engga kasih tahu karena takut kita sedih,” pekik Brahma. Wajah galak anak laki-laki itu berubah sendu membayangkan Rosalyn tergolek lemah tidak berdaya.

Dugaan Brahma benar! Rosalyn berbaring tidak berdaya tetapi bukan di atas kasur, melainkan meja kaca dalam ruang pakaian. Ya, pagi ini sepasang suami istri berbagi peluh dan saling melenguhkan nama belahan jiwa.

Tentu saja ide gila ini tercetus dari seorang Dewa. Menilik pengalaman sebelumnya,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ayu Anita
dewa bertingkah tur. updaet yg banyak tur
goodnovel comment avatar
NACL
emang Kak. Dewa nih aneh² aja ya.
goodnovel comment avatar
Imelda
?𝙝𝙖𝙮𝙤𝙤𝙤 𝙡𝙤𝙝 𝘿𝙚𝙬𝙖 𝙠𝙢 𝙪𝙙𝙝 𝙗𝙠𝙞𝙣 𝙍𝙤𝙨 𝙟𝙙 𝙥𝙪𝙨𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙡 𝙗𝙚𝙨𝙖𝙧 𝘾𝙖𝙡𝙙𝙬𝙚𝙡𝙡 𝙣 𝙗𝙠𝙞𝙣 𝙨 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠 𝙣 𝙜𝙖𝙣𝙩𝙚𝙣𝙜 𝙠𝙝𝙖𝙬𝙖𝙩𝙞𝙧.. hmmm............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status