Home / Romansa / Pejantan Tangguhku / Nikahi Aku, Puaskan Aku

Share

Nikahi Aku, Puaskan Aku

Author: Saga
last update Last Updated: 2021-09-17 10:57:07

“Tuan, serius ingin menikahi saya?” tanya Alya yang menghentikan langkahnya. Mau tak mau Andrew juga ikut berhenti.

“Kenapa kamu keberatan?” Andrew balik bertanya. Tatapannya begitu menikam hati Alya. Alya hanya tertunduk.

“Bukan seperti itu maksud saya, Tuan. Sebelumnya saya berterima kasih karena Tuan sudah menolong saya tadi.”

“Stop! Saya tidak menerima basa basi kamu. Mending sekarang kamu bersiap-siap karena sebentar lagi kita akan melakukan akad,” sambar Andrew yang begitu angkuhnya. Alya mengunci mulutnya rapat-rapat. Pesona pria itu sangat mematikan. Tampan tapi mulutnya pedas.

Andrew mengedarkan pandangan. Begitu melihat Bernando, dia langsung melambaikan tangan, isyarat mendekat. Sang aspri dengan langkah lebarnya menghampiri sang majikan.

“Bawa dia ke ruang make up. Dandani secantik mungkin. Aku tidak mau dia mempermalukanku di acara pernikahan ini.”

Bernando mengernyit dahi sambil melihat ke arah wanita yang berpakaian lusuh di samping majikannya. Dia kembali menatap keheranan kepada sang Majikan.

“Tuan, mau menikahi wanita itu? Terus bagaimana dengan Nona Ara?”

Andrew melotot ke arahnya. Bernando bergidik. Jangan sampai Majikanya mengeluarkan perkataan yang merugikannya. Buru-buru dia membimbing Alya untuk masuk ke dalam Villa.

Alya tidak punya pilihan lain. Sepertinya bersama dengan Andrew, dia akan merasa dilindungi. Jauh lebih baik daripada harus terbelenggu dengan Manto. Begitu asumsinya.

‘Terus, bagaimana dengan Leo?’

Dia kembali dilanda kecemasan. Apa dia terlalu egois karena telah meninggalkan Leo? Terus bagaimana nasib anaknya itu di tangan Manto sekarang?

*

Alya duduk di pinggir ranjang dengan gelisah. Setelah acara akad yang dilanjut resepsi, dia merasakan capek yang luar biasa, karena harus berdiri menyalami tamu sampai berjam-jam. Namun, itu tidak seberapa dibandingkan dengan degup jantungnya yang berdetak luar biasa sekarang.

Ruang kamar sudah didesain sedemikian rupa. Terlihat menarik untuk pengantin baru. Ruangan yang seharusnya untuk Andrew dan kekasihnya, Ara harus digantikan oleh Alya.

Alya mengetahuinya dari Bernando. Selama proses make up, Alya banyak bertanya mengenai background Andrew. Sayangnya si aspri tidak menjelaskan secara detail. Alya cukup mengerti kalau Andrew adalah orang yang eklusif. Tidak boleh ada sembarang orang yang tahu mengenai kehidupan pribadinya.

Sekarang, Alya didera canggung luar biasa. Tatapannya tidak berhenti menatap ke arah pintu. Bagaimana kalau Andrew datang? Bahkan, Alya tidak mempersiapkan kalimat-kalimat yang tepat untuk berhadapan dengan Andrew yang terlihat angkuh.

Cukup lama dia menunggu sampai dia dikejutkan dengan suara pintu yang didobrak. Alya yang terkesiap langsung berdiri. Terlihat Andrew yang dalam keadaan mabuk berjalan menuju ranjang.

Alya bergidik. Pria itu terlihat mengerikan dengan tatapan matanya yang memerah. Pandangannya terlihat menelanjangi Alya.

“Kenapa kamu masih pake baju pengantin?”

“Maaf, Tuan, Saya….” Belum sempat Alya meneruskan kata-katanya tiba-tiba pria gagah itu ambruk ke lantai. Sepertinya dia kehilangan keseimbangan.

Alya langsung berhamburan menolongnya. Namun, Andrew menepis tangannya kasar. Kemudian, dengan langkah tertatih, pria itu berjalan ke ranjang dan Ambruk untuk kedua kalinya.

Alya mengatur nafasnya yang memburu sambil terus melihat Andrew yang sesekali bersendawa. Hal yang Alya sadari bahwa pakaian suaminya itu basah. Mungkin terkena alcohol.

Setelah memastikan Andrew dalam keadaan tenang.

Dia pun langsung menanggalkan pernak-pernik di kepalanya, baru kemudian gaun pengantinnya. Sekarang statusnya adalah istri dari Andrew. Lelaki asing yang menolongnya. Mendadak menikahinya juga. Perasaan Alya campuraduk pada saat itu. Mau senang ataupun sedih. Dia bingung.

Alya tercenung sesaat. Mengingat kejadian yang telah lalu. Kalau dipikir-pikir, Sepertinya Manto sudah lama terobsesi dengannya. Menjeratnya dengan cara yang licik, melalui Haris yang juga menginginkan berpisah darinya dan menikahi sahabatnya sendiri.

Seketika, Alya merasa bahwa kecantikannya bukan pembawa keberuntungan melainkan malapetaka yang tiada henti.

Alya mengusap air matanya kasar. Dia sangat membenci airmata yang jatuh sia-sia karena kejadian itu. Dia pun beringsut ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak butuh waktu lama, Alya keluar dari kamar mandi. Kondisinya sudah segar sekarang. Setelah mengeringkan rambut, dia segera mengganti baju dengan pakaian tidur yang tersedia di almari. Tidak lupa untuk menggunakan cream malam yang tersedia di meja rias.

Sekarang Alya perlahan memasukan kedua kakinya ke dalam selimut. Dia merebahkan diri dengan membelakangi Andrew. Jujur saja, dia sangat membenci bau alcohol karena itu mengingatkannya kepada Haris.

Baru saja mencoba terlelap, tiba-tiba Alya merasakan punggungnya yang hangat oleh dekapan.

*

Secara perlahan, Alya berusaha memindahkan lengan kekar itu. Tetapi, setiap kali selesai dipindahkan, tangan itu kembali mengapit tubuh Alya. Tubuh besar pria itu seolah sangat kaku dan tidak ingin lepas darinya.

“Andrew! Lepaskan aku! Jangan seperti ini!” pekik Alya sambil meronta. Namun, bagaikan bicara dengan orang tunarungu, pria itu sama sekali tidak mendengarnya. Dia sudah terlarut dalam alam mimpi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (35)
goodnovel comment avatar
Rudolf Hatane
mantap lanjut
goodnovel comment avatar
Tan Ruben
kirain baca biasa padahal harus bayar.....
goodnovel comment avatar
Budi Nuraini
lanjut kan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pejantan Tangguhku   S3. (Tamat) Tidak Terduga

    Sekarang aku berada di dalam sebuah ruangan pribadi di Mansion itu. Ruangan itu sangat megah dan mewah. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kagumku. Pemilik Mansion ini jelas orang yang sangat kaya raya. Mungkin selain bisnis hotel, dia juga memiliki bisnis-bisnis lain.Pria yang membawaku tadi menyuruhku untuk tinggal di dalamnya. Menunggu sampai Bosnya datang. Entah apa alasannya. Apa aku akan dijadikan sebagai pembantu atau gimana? Tapi justru di dalam ruangan pribadi itu ada pelayan Pribadi yang dengan sigap melayaniku.Aku benar-benar dalam kebingungan. Sampai tidak terasa dua bulan sudah aku berada di dalam mansion itu.Dalam kebingunganku, beberapa kali pria berbadan besar dan tampan datang ke dalam ruangan itu. Mereka seperti berusaha untuk menarik perhatianku. Tanpa ragu mereka terang-terangan memintaku untuk melayani mereka. Tapi tunggu dulu, kenapa pria-pria itu diizinkan untuk masuk ke ruangan ini? apa memang tugasku disini untuk melayani mereka

  • Pejantan Tangguhku   S3. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    Aku terisak di sisi Naili yang terbaring di brangkar rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa kondisi Naili semakin memburuk karena kepalanya yang terbentur lantai dengan sangat keras sehingga membuat tubuh bagian kanannya juga lumpuh. Itu artinya dia lumpuh total sekarang!Duh Gusti, kasihan sekali Naili. Seandainya aku tidak tergiur dengan tawaran palsu Scott, tentu aku bisa menjaga Naili, sehingga musibah ini tidak sampai terjadi. Tapi apa mau dikata. Nasi sudah menjadi bubur.Tiba-tiba seorang suster datang menghampiriku."Permisi Madam, Madam harus membayar biaya administrasi di kasir ya.""Biayanya kira-kira berapa ya Sus?""Maaf, saya kurang tahu Madam. Silakan ibu datang ke kasir sekarang ya." Dia membalikkan badan untuk keluar dari rumah sakit.Dengan perasaan was-was, aku pun mendatangi kasir. Ikut mengantri di barisan antrian. Aku merogoh dompet dari tasku dan membukanya. Terlihat uang dua ribuan dan lima ribuan yang lusuh terikat den

  • Pejantan Tangguhku   S3. Mempertahankan Harga Diri

    "Selamat datang, Ara." sambut Scott dengan hanya menggunakan pakaian kimono saja. Mataku tertuju ke bulu tipis yang memenuhi dadanya yang lumayan bidang. Balutan kimono juga memperlihatkan kakinya yang tampak berotot."Kok bengong?"Aku tersentak dari lamunanku. Bisa dibilang Pria di depanku atletis dengan otot yang tidak terlalu besar. Tapi cukup membuat debaran kencang di dalam dada ini."Eh, Iya." Ucapku tergagap. Aku menghela nafas sejenak. berusaha mengontrol diriku sendiri."Silakan duduk." Pintanya.Aku pun beringsut duduk bersamaan dengannya. Tapi Pria itu terlihat mengendurkan tali handuk kimono itu sehingga sekilas aku tidak sengaja aku melihat pakaian dalamnya yang berwarna hitam. Tapi Pria itu sama sekali tidak merasa risih dalam kondisi setengah telanjang di depan seorang wanita sepertiku."Ini Mas pola desain yang sudah saya persiapkan untuk seragam rumah sakit yang sebelah kanan laki-laki dan sebelah kiri perempuan. Apak

  • Pejantan Tangguhku   S3. Jebakan Scott

    Hari ini aku pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk menjahit. Saking banyaknya permintaan, sehingga bahan-bahan itu ludes dengan sendirinya.Aku membelinya dengan terburu-buru. Tidak mau meninggalkan Naili lama-lama. Intinya setelah membeli bahan-bahan itu, aku akan segera pulang dan tidak mampir-mampir lagi.Setelah membeli bahan-bahannya, aku segera ke halte untuk menunggu angkutan. Saat sedang asik menunggu, pandanganku tertuju kepada sebuah mobil mewah yang berhenti di seberang jalan. Dari kacanya yang terbuka, terlihat Pria tampan yang kutemui dirumah sakit itu sedang memandangiku di balik kacamatanya yang hitam.Aku memalingkan wajah, berpura-pura tidak melihatnya. Pria di seberang sana malah tersenyum melihatku yang salah tingkah. jangan Maya, kamu jangan sampai kepincut dengannya. Tahan hasratmu Ara tahan. Bisikku di dalam hati.Tidak berselang lama, angkutan berwarna orange pun datang. aku melambaikan tangan sebagai

  • Pejantan Tangguhku   S3. Kangen Om Antonio

    Kesibukan baruku membuka jalan rezeki bagiku. Terlihat dari beberapa tetangga yang mulai berdatangan untuk meminta di jahitkan. Ada yang sekedar memperbaiki pakaian yang sobek, mengecilkan baju, bahkan ada yang meminta untuk mendesain pakaian baru. Semua kulakukan dengan senang hati tanpa menargetkan penghasilan, karena memang aku suka melakukannya.Lebih dari itu, aku merasa hidupku benar-benar berubah. Tidak lagi memikirkan kehidupan masa lalu yang pahit. Sekarang aku merasa lebih bahagia bersama Naili dengan kesibukanku menjahit. Semua itu lebih dari cukup. Meski tanpa kehadiran lelaki dewasa atau kemewahan yang sering aku dapatkan. Ternyata di perumahan yang kumuh ini aku mendapatkan kebahagiaan.Kondisi Naili juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Bahkan dia sekarang sudah mau untuk berbicara dan mulai tersenyum. Mungkin dia melihat keseharianku yang bersemangat, sehingga semangat itu tertular kepadanya. Menunjukan bahwa aku yang sekarang berbeda jauh dengan

  • Pejantan Tangguhku   S3. Keinginan Lama Tertunda

    "Kok kita berhenti di sini?" tanyaku keheranan ketika mobil itu berhenti tepat di depan gang rumah kumuh. Selain kumuh tempat itu juga terlihat sempit sekali. jadi tidak ada ruang gerak yang leluasa. Terlebih cuacanya yang di dekat pelabuhan yang terasa panas sekali."Sudah jangan banyak bicara. Sekarang ayo turun." titahnya. Aku tidak kuasa untuk menolaknya. Setelah menurunkan koper, aku mengekorinya menuju perumahan kumuh itu."Mulai sekarang kamu tinggal disini." ujarnya sambil menunjuk rumah dengan lebarnya kurang lebih dua setengah meter saja. Enggak kebayang betapa sempitnya di dalam."Enggak ada tempat lain apa? ini sempit sekali." Protesku."Jangan banyak membantah!" ujarnya dengan nada penuh penekanan. Aku hanya tertunduk, aku tahu konsekuensi kalau aku sampai menolak perintahnya."Lagipula, kamu akan sangat betah disini, karena ada seseorang yang special sedang menunggumu di dalam." Orang special? Siapa itu? batinku penasaran. Ace pun segera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status