Share

8. Apa Salahku, Mas?

Berulang kali kutengok jam dinding yang ada di atas TV. Malam semakin larut, tetapi Mas Fahmi tak kunjung pulang. Kini, ponselnya bahkan tak lagi aktif.

“Mas, kamu di mana? Kenapa sampai sekarang nggak pulang? Apa Mas lupa kalau kamu sudah janji sama Adek akan segera pulang?”

Aku terus saja berbicara. Padahal tak ada seorang pun di sekitarku. Kecuali daripada siaran televisi yang sudah kuputar sejak beberapa jam lalu. Hanya untuk mengusir sepi dan kebosanan karena ditinggal suami tersayang.

“YA ALLAH....” pekikku saat lampu tiba-tiba mati. Seketika ruangan berubah gelap.

Meski takut, aku mencoba berdiri dari tempat duduk. Pelan-pelan kulangkahkan kaki. Aku harus mencari senter atau apa pun itu yang bisa dijadikan sumber penerangan.

Drt..., Drt..., Drt...

Ponsel yang ada di atas meja bergetar. Sejurus, aku lupa kalau ternyata aku memiliki gawai yang bisa kujadikan sebagai lampu.

Kuraih gadget-ku dan dengan cepat kuangkat telefon yang masuk.

“Waalaikumussalam, Mas. Mas Fahmi kapan pula
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status