Share

Bab 3

Kedua pasangan yang baru saja sepakat untuk menikah, kini sedang duduk sejajar menunggu kedatangan pemilik rumah. Saat ini mereka berada di rumah kediaman keluarga Aditama. Chika duduk dengan tidak nyaman karena takut dan grogi. Meminta restu kedua orang tua untuk menikah yang terbilang mendadak sangat tidak patut.

Berbeda dengan Niko yang nampak santai dengan mengamati seisi rumah yang penuh dengan barang mewah. Mata Niko tertuju pada foto keluarga yang nampak hangat dan harmonis, lengkungan senyum itu menghiasi wajahnya meski sekejap.

“Apakah kalian sudah lama menunggu?” suara Pak Arka, papa Chika berjalan menghampiri Niko dan Chika yang di susul oleh Bu Dila, mama Chika. Tak lama setelahnya di susul oleh Gavin dan Sena yang merupakan kakak laki-laki dan kakak iparnya.

“Tidak Om, hanya beberapa menit saja,” Niko membalas pertanyaan Pak Arka lalu berdiri dan bersalaman dengan calon mertuanya.

“Baiklah. Apakah ada hal yang penting untuk di sampaikan. Tidak seperti biasanya Chika berani mengajak teman laki-lakinya berkunjung ke rumah,” ucapan itu seperti sebuah sindiran yang di tunjukkan pada Chika.

Seperti dugaannya jika papa dan kakaknya menatap horor Chika maupun Niko. Mereka mengamati Niko sampai empunya merasa risih. 

“Papa kenalkan ini Mas Niko,” ucap Chika memperkenalkan Niko pada keluarganya.

“Pa, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu,” tambah Chika sambil meremas baju untuk menghilangkan rasa takutnya.

“Apa itu?” tanya Pak Arka sambil mengerutkan keningnya.

“Pa, Ma tadi pagi saat aku pulang selepas jogging, aku menabrak anak kecil. Dan anak itu adalah putra Mas Niko,” Chika berbicara dengan nada yang semakin mengecil.

Senyap, itulah gambaran suasana di rumah keluarga Aditama saat Chika mengatakan sebenarnya.

“Lalu mengapa kamu di sini Chika. Kamu harus bertanggung jawab karena sudah membuat anak itu terluka,” sahut Bu Dila yang cemas dengan keadaan korban maupun Chika jika anak perempuannya itu tidak bertanggung jawab.

“Aku sudah membawanya ke rumah sakit. Keadaannya cukup parah, anak itu harus segera di operasi. Ginjalnya terkena benturan yang keras,” wajah memelas itu menatap seluruh keluarganya secara bergantian seakan meminta pertolongan.

“Chika tindakan arogan kamu hampir membuat satu nyawa melayang. Cepat tinggalkan rumah ini dan temani anak itu melewati masa sulitnya,” usir Pak Arka agar Chika dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya.

“Pa tapi masalahnya, anak itu ingin aku menikah dengan papanya yaitu Mas Niko,” Chika mencoba tegar dan menahan air matanya yang sudah menggenang supaya tidak terjatuh.

Kediaman Aditama kembali hening ketika Chika mengatakan kabar pernikahan tersebut. pikiran Chika saat itu kalut. Ia berharap jika keluarganya dapat menolongnya dan tidak merestui pernikahan ini. Namun di satu sisi, ia sudah berjanji pada Davan untuk menikah dengan papanya.

“Iya Om, tante dan semuanya. Saya datang kemari ingin meminta restu kalian untuk kami menikah,”

“Berita pernikahan ini mungkin terlalu mendadak untuk kalian. Namun saya sangat serius untuk menjadikan Chika sebagai istri saya. Tidak banyak janji yang akan saya ucapkan, namun keseriusan saya menjadi modal utama untuk pernikahan ini,” tambah Niko mencoba menyakinkan keluarga Aditama untuk merestui pernikahannya dengan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga tersebut. 

“Kakak setuju,” Gavin memberikan suara pertamanya untuk merestui pernikahan adiknya Chika.   

Melotot, itulah sikap yang Chika tunjukkan ketika kakaknya begitu mudah merestui pernikahan konyol ini. rasa sedih yang ia tahan seketika hilang dan berganti dengan rasa kesal,” mudah sekali mulut kak Gavin mengatakan itu,”

“Kenapa? Bukankah ini yang kamu harapkan Chika. Menikah tanpa adanya pacaran,” Gavin mengungkapkan keinginan Chika yang sedari dulu ingin menikah tanpa pacaran seperti dirinya dengan Sena.

“Ck, bukan seperti ini maksudku kak. Kakak tahu sendiri jika keluarga kita tidak mengenal Mas Niko. Aku khawatir saja jika ke depannya pernikahan ini tidak sejalan,” cibir Chika yang di balas dengan tawaan Gavin.

Niko mencoba menahan tawanya. Cibiran kedua kakak adik itu menjadi tontonan seru untuknya. Anak bungsu memang menarik baginya.

“Kata siapa keluarga kita tidak mengenal Niko. Dia adalah teman kakak di Tentara meskipun kita beda Kodim (Komando Distrik Militer) dan papa Niko sangat mengenal baik papa,” penjelasan Gavin sukses membuat mulut Chika menganga.

“Ya Chika, papa sangat mengenal keluarga Niko karena memang papa Niko rekan bisnis papa. Dan papa merestui hubungan kalian karena Niko memang orang yang baik,” wajah Pak Arka berubah tersenyum berbeda dengan awal melihat Niko.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status