Share

Hadiah Terindah

"Minta tisu, Nye!"

Aku yang termangu segera sadar ketika Mas Nata mengulurkan tangannya ke depanku.

"Ada, gak?" tanya Mas Nata dengan sebelah mata terpejam.

Karena tak membawa tisu, aku memberikan saputangan. Yang langsung disambut oleh Mas Nata mengelap wajahnya.

"Eh, ini saputangan milikku, bukan?" Mas Nata menatap sapu tangan berwarna dongker yang memang miliknya.

"Iya," jawabku pelan.

"Kok gak kamu kembalikan?" Mas Nata menatapku dengan mata memicing.

"Ya udah, itu sekalian aku kembalikan."

"Gak usah, itu emang buat kamu, kok." Mas Nata langsung duduk begitu saja di kursi tepat depanku.

"Mas udah dari tadi di sini?" tanyaku langsung begitu Mas Nata sudah duduk.

"Iya, bahkan sebelum kalian datang."

"Hah!" Aku melongo dengan mata beberapa kali berkedip.

"Kenapa?"

"Jadi—"

"Iya, aku melihat tingkah saltingmu saat baca chat aku."

Aku segera memalingkan pandangan ke arah lain. Gak kuat menanggung rasa malu.

Sesaat hening. Aku sok sibuk membenarkan jilbab yang diterpa angin sore.

"Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status