Share

Ternyata Aku Bukan Pelakor

Aku terbangun saat merasak sentuhan di pipi. Ketika mata terbuka, orang yang pertama kali kulihat adalah Ibu.

"Syukurlah, Nye. Kau sudah sadar." Ibu tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Dahiku mengernyit. "Aku kenapa, Bu?" tanyaku tak mengerti apa yang sudah terjadi.

"Kamu pingsan, Mbak, di jalanan, untung ketemu aku. Kalau tidak mungkin Mbak masih tergeletak di sana." Amir yang baru masuk menimpali.

Kupejamkan mata, berusaha mengingat apa yang sudah terjadi, tak butuh waktu lama aku sudah kembali merekam ingatan apa yang sudah terjadi dan kenapa aku bisa pingsang di jalan.

Air mata menetes. Aku harap ini semua hanya mimpi. Saat terbangun aku menemukan orang-orang yang kucintai.

Damar, Wulan … dan Mas Nata. Tapi semua hanya harapan semu. Ini bukan mimpi … saat aku terbangun aku sudah kehilangan semuanya.

Keluarga kecilku, kini sudah jauh pergi. Kadang berpikir, dosa apa yang pernah aku lakukan, hingga Tuhan menjauhkan aku dari semua orang-orang tercinta dan tersayang.

Mulai dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status