Share

Pelakor Untuk Balas Dendam
Pelakor Untuk Balas Dendam
Penulis: HalSya

Menikmati Malam Panas

(Rumah Blanca milik Darwin.)

"Berita terkini. Pemirsa, perlu anda ketahui bahwa saat ini saham dari perusahaan ternama di Indonesia yakni Golden Ang mengalami penurunan yang cukup signifikan, hingga kabarnya perusahaan elite itu mengalami kerugian cukup besar. Menurut data, kerugian ditaksir mencapai 2 triliun rupiah. Investasi yang gagal itu digadang-gadang karena perusahaan yang berada di Amerika Serikat menolak untuk bekerja sama dengan Golden Ang."

Clara mematikan saluran televisi yang baru saja ditayangkan oleh sebuah stasiun berita eklusif yang disaksikan dirinya dan kekasihnya.

"Apa kau kecewa dengan hasilnya? Bukankah hal ini yang ingin kau dengar Tuan Darwin Charlos?" tanya Clara sambil menaruh kembali remote control yang dia pegang di atas meja.

Darwin meraih tubuh Clara hingga wanita itu jatuh dalam pangkuannya.

"Sedikit! Aku hanya kecewa, kenapa berita tadi tidak mengatakan bahwa Xeon Company yang berhasil melumpuhkan perusahaan jahat itu?"

Clara terkekeh, "kalau begitu, identitas kita akan terbongkar dan itu akan celaka!"

"Tidak! Selama kita bersama, tidak akan ada yang celaka."

Darwin meraih tengkuk Clara, lalu dia kecup dengan permainan lidah yang lihai. Dan kecupan itu dibalas dengan sepadan oleh Clara, tangannya pun aktif membuka resleting celana milik Darwin, hingga sekejap kemudian keduanya berada dalam paduan keringat yang memabukkan.

"Aku mencintaimu Clara, sungguh. Aku rela melakukan apapun demi hubungan kita," bisiknya dalam pacuan yang bersemangat.

Sedangkan Clara terdiam! Dia memandang wajah Darwin yang polos. 

Ya, baginya laki-laki itu sangat polos sekali. Buktinya, Darwin sangat tertipu dan tak menyadari bahwa Clara bak menyerupai ular licik yang sedang berusaha menancapkan bisa mematikan pada tubuh laki-laki itu.

Clara jelas wanita yang pintar. Dia penuh ambisi dan sedang menjalankan misi balas dendam atas penderitaannya di masa lalu. Jalan satu-satunya yaitu dengan mendekati pendiri perusahaan Xeon Company, sekaligus menantu dari pemilik Golden Ang yang pernah terlibat masa lalu menyeramkan dengan dirinya. Clara rela menjelma menjadi wanita simpanan dari Darwin Charlos demi mencapai tujuannya.

"Tidak akan ku sia-siakan perjuanganku yang panjang ini hingga mampu membuat mereka berlutut dan memohon ampun. Pembalasan dendam ini harus diterima kontan oleh pelakunya." 

Clara mengerang penuh kenikmatan saat berkali-kali Darwin melayangkan pacuan kudanya dengan jantan. Wanita itu bahkan sampai rela melakukan hubungan badan dengan siapa saja, asalkan dendamnya terbalaskan. 

**

Malam ini, mereka menjadi pemenang malam yang syahdu. Setelah otot-otot yang menegang itu mulai melemah, keduanya pun tertidur lemas dibalik balutan selimut tebal di sebuah rumah rahasia tempat mereka bertemu.

"Apa yang akan kau lakukan terhadap Bian? Apa kalian akan bercerai?" tanya Darwin mengelus lembut pipi wanitanya.

"Aku belum menemukan alasan yang tepat kan kataku? Tunggulah, aku juga harus memikirkan bagaimana perasaan Vania jika orang tuanya bercerai," jawab Clara. Tangannya cantiknya juga menari manja di atas sebuah gundukan bulu-bulu tipis yang tumbuh di dada bidang milik selingkuhannya itu.

"Aku! Aku yang akan mencari cara agar Bian menggugat cerai kau Clara, tunggu sampai hari itu datang. Jangan pernah meninggalkan aku."

Clara tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang begitu indah. "Urus dulu istrimu wahai Tuan Darwin, aku juga tidak ingin selamanya menjadi wanita simpanan mu, aku ingin berdiri dengan percaya diri menjadi istrimu."

"Tunggu sebentar lagi, aku akan menyelesaikan semuanya dan membuat kau menjadi wanita nomor satu di Jakarta."

"Baiklah, akan aku tunggu," sahut Clara lagi lalu menjatuhkan wajahnya di dada bidang tersebut.

Darwin pun sangat paham apa maksudnya dan segera melingkarkan lengannya dan menyembunyikan wajah Clara dalam pelukannya.

"Besok aku akan menjelaskan kepada istriku tentang keberadaan ku malam ini."

"Uhm, kalau begitu aku juga! Aku harus tetap bersikap baik dan seakan tidak terjadi apa-apa pada kita.

"Apa itu sulit?"

"Tidak! Kalau sulit, aku tidak akan ada di pelukan anda sekarang ini Tuan Darwin!"

"Aku begitu mencintaimu Clara, jangan pernah meninggalkan aku!" 

***

(Kediaman Maureen Hartawan.)

Praak!!!!

"Brengsek! Apa kalian begitu bodoh hingga tak ada satupun yang mampu melacak keberadaan suamiku? Cepat Cari dia atau kalian akan aku bunuh! Arrrgghh!!" kecam seorang wanita yang tengah membanting barang apapun yang ada di hadapannya, hingga banyak serpihan yang berserakan di lantai. 

Dia amat murka karena di tengah situasinya yang sedang kacau, suaminya justru menghilang dan tidak bisa ditemukan. 

Maureen sangat marah dan memerintahkan kepada seluruh ajudan di rumahnya untuk berusaha melacak keberadaan Darwin, yang telah menghilang sejak tiga jam yang lalu.

"Nyonya, saya mohon jangan bergerak. Pecahan kaca itu dapat melukai telapak kaki Nyonya," ucap salah satu sekretaris pribadinya yang sejak tadi menjadi saksi betapa beringasnya Maureen melempar barang-barang.

"Aku menyuruh kamu mencari Darwin, bukan mencemaskan aku!" Plak!! Sebuah tamparan keras justru telah jatuh di pipi sekretaris tak bersalah itu, hingga sebuah bekas tanda merah terlihat di sana.

"Maafkan saya Nyonya, saya akan coba melacak kembali keberadaan Tuan!" sahutnya dan membungkuk mengambil ponselnya lalu menghubungi siapapun yang dipikirnya berhubungan dengan Tuan Darwin.

"Pak Adam, tolong katakan di Mana Tuan Darwin, Nyonya sangat marah besar dan ingin bertemu dengan beliau, cepat kata..."

Ponsel itu seketika direbut oleh Maureen yang sedang emosi, "katakan padanya, aku akan menyakiti Sheila kalau dia tidak pulang saat ini juga! Aku akan melakukan hal lebih buruk jika suamiku tidak muncul SAAT INI JUGA!!!!" 

Bukannya dikembalikan, ponsel milik sekretaris nya itu malah dilempar ke atas permukaan lantai hingga terpental jauh. Mungkin saja nasib ponsel itu sudah mirip dengan pecahan kaca dari benda-benda lainnya.

"Aku akan membunuhmu!" Emosi itu tampaknya sudah tak bisa dibendung lagi oleh Maureen. 

Ditengah siksaan dari ayahnya, ia juga harus mendapat perlakuan buruk dari suaminya. Satu bulan ini, siksaan bertubi-tubi datang padanya dan membuat kesabarannya terus terkikis dan hampir habis.

"Siapa yang sudah menyebabkan kehidupan ku yang damai menjadi kacau seperti ini! Akan ku pastikan orang itu mendapat ganjaran setimpal karena berani menyentuh kehidupanku yang berharga ini. Akan ku buat hidupnya seperti di neraka!"

Vas bunga yang tidak bersalah itu kembali terlempar di permukaan lantainya.

Tapi lucunya, sangat berbanding terbalik bagi Clara. Di saat Maureen meregang emosi karena hidupnya yang kacau, Clara malah tengah menikmati pelukan hangat dari laki-laki yang keberadaannya sedang dicari-cari Maureen saat ini. 

Sebetulnya, apakah benar hanya Darwin yang diinginkan Clara? Atau justru ada tujuan yang lain lagi? 

Yang jelas, Maureen adalah alat yang Clara gunakan untuk bisa mencapai tujuan utamanya selama 15 tahun ini. Maureen atau pun Darwin adalah suami istri yang sudah berada dalam genggaman tangannya. Antara sulit dan mudah, nyatanya ambisi itu mampu membawa Clara hingga di titik ini.

"Dendam itu ibarat sebuah luka. Ada yang cepat sembuhnya ada juga yang lama. Masing-masing luka mempunyai obat tersendiri yang paling ampuh untuk menyembuhkannya. Namun bagiku, luka ini begitu lebar hingga membusuk di dalam hati. Kira-kira, obat apa untuk luka yang sudah membusuk?" -Clara atau dia juga menyebutn diriya sebagai Serayu.

***

Komen (2)
goodnovel comment avatar
syarief manan
kok bisa sih baab pertama udh adegan panas
goodnovel comment avatar
AbiAfnan Aye
keren sumpah bab pertama udh tegang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status