Share

Pelangi di Padang Gurun Asmara
Pelangi di Padang Gurun Asmara
Penulis: astridkus93

Prolog

"Karena perusahaan mengalami defisit yang sudah tidak dapat diselamatkan lagi, dengan sangat berat hati mulai hari ini saya mengakhiri masa kerja rekan-rekan sekalian," ucap atasan Azmira dalam rapat penutupan perusahaan.

Azmira hanya bisa menangis setelah mendengar pernyataan itu. Terlintas di pikiran Azmira apa yang harus ia lakukan untuk menyambung hidup dan bagaimana ia akan menghidupi Nugraha Purnama, anak kesayangannya itu.

"Mengapa hidup ini sulit sekali, aku hanya ingin bahagia," ucap Azmira lirih seraya mengambil tas punggung dan kunci motornya.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Azmira hanya mampu menangis karena kepikiran bagaimana menjalani hari esok. Azmira saat ini menjadi tulang punggung untuk menghidupi anaknya pasca perpisahan dengan suaminya. Azmira dan Maliki, suaminya sepakat untuk tidak mengurus perceraian terlebih dahulu hingga salah satu dari mereka telah menemukan pasangan hidup yang baru.

"Mengapa hidupku sangat menyedihkan sekali. Sudah ditinggal suami selingkuh, tidak diberi nafkah dengan layak, suami tak kunjung mengajukan gugatan cerai, anak tidak diperhatikan lagi oleh ayahnya. Ya, Tuhan. Apakah aku memang tidak pantas untuk bahagia?" ucap Azmira sembari menangis.

Azmira rasanya tidak sanggup untuk pulang ke rumah. Ia lantas memilih menghabiskan waktunya ke suatu tempat yang biasa ia datangi ketika hatinya sedang gundah. Desiran ombak memang menyegarkan pikirannya yang sedang kalut. Pantai di Yogyakarta memang selalu berhasil membuatnya lebih baik.

"Tuhan, apakah aku bisa mendapatkan kembali sosok kekasih yang dapat mengerti aku? Aku rindu rasanya bersandar pada laki-laki yang akan menjadi suamiku kelak ketika aku butuh dukungan," ucap Azmira lirih

Azmira benar-benar dalam kondisi sangat rapuh dan tidak berdaya. Ia hanya seorang wanita yang terus berjuang tanpa henti untuk anaknya. Rumah tangga yang ia jalani sebelumnya dengan Maliki terpaksa kandas karena Maliki lebih memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Kota Balikpapan setelah kasus perselingkuhannya ketahuan oleh kantor tempat ia bekerja. Entah bagaimana kabar Maliki selanjutnya, Azmira telah menutup mata dan hatinya terhadap Maliki.

Dua puluh menit sudah berlalu sejak Azmira tiba di pantai itu, sudah saatnya bagi Azmira untuk segera pulang ke rumah sebelum hari mulai gelap.

"Baiklah, aku harus tetap semangat demi Nugraha. Apapun akan aku lakukan untuk terus menghidupi keluarga kecilku ini," kata Azmira kembali dengan semangat membara.

Setibanya di rumah, Azmira sudah disambut Nugraha yang sedari tadi menunggu ia pulang.

"Bundaaa," teriak Nugraha dengan riang.

"Eh, dek Uga sudah nunggu bunda dari tadi, ya?" sapa Azmira lembut.

Azmira lekas menggendong anak pertamanya itu dan memeluknya dengan erat.

"Ayo kita masuk Bunda, Uga udah siapin makanan buat Bunda," ajak Nugraha.

"Emangnya Uga bisa masak?" tanya Azmira.

"Nenek yang masak, hehehe," goda Nugraha.

Nugraha memanggil nenek dan kakeknya untuk segera bergabung ke ruang makan.

Semenjak Maliki meninggalkan Azmira untuk bekerja di luar kota, Azmira memilih untuk tinggal kembali ke rumah orang tuanya. Hal ini merupakan langkah yang sangat tidak diduga karena ternyata selama ini Maliki memiliki wanita simpanan lain di kota tempat ia bekerja. Walau sudah berkali-kali tertangkap basah telah selingkuh, Azmira tetap memaafkan Maliki dan berusaha untuk tidak meninggalkan Maliki karena Nugraha yang saat itu masih berusia 1 tahun. Azmira juga belum ada rencana untuk membuka hati dan mencari pengganti Maliki karena masih ingin menjalani kehidupannya dengan Nugraha serta belum ada pria yang bisa mengambil hatinya.

"Bunda... Bunda... BUNDA!!!" teriak Nugraha sambil menggoyang-goyangkan bahu Azmira.

"Eh, iya Nugraha. Kenapa nak?" jawab Azmira yang tersadar dari lamunannya.

"Bunda ini gimana sih kok malah ngelamun. Huh nanti ayamnya Uga makan loh," Nugraha menjawab dengan cemberut.

"Iya deh iya ayo kita makan," balas Azmira lembut.

Mereka pun makan dengan lahap dan nikmat.

***

Hari berganti menjadi malam, saatnya Azmira membuka forum informasi lowongan kerja. Halaman demi halaman dilihat secara seksama agar tidak ada satu pun informasi yang terlewat. Tidak terhitung berapa banyak sudah informasi lowongan kerja yang telah ia lihat dan pilih dengan seksama. Mengingat banyak sekali lowongan kerja saat ini yang mengutamakan usia muda dan status pernikahan yang masih single atau belum menikah.

"Yang ini mencari Sekretaris tapi minimal berat badannya 55kg. Aduh gak masuk dong berat badanku," lirih Azmira.

"Yang ini mencari Administrasi tapi penempatannya di Jakarta. Nanti jauh dari Uga, kasihan ibu sama bapak sendirian disini." Azmira lanjut mencari kembali

"Wah, perusahaan ini cari Asisten Pribadi. Waduh, syarat utamanya harus single dan siap bekerja lembur 24 jam. Walah, asisten artis mungkin ya. Bisa mengomel nanti Dek Uga," ucap Azmira.

Azmira melanjutkan mencari lowongan kerja lainnya.

"Wah, lowongan ini sepertinya cocok denganku. Kriteria dan posisi yang dicari adalah Procurement dan dapat bekerja dalam waktu dekat. Aku submit aja deh semoga jodoh." Lekas Azmira mengirimkan surat lamaran kerja beserta kelengkapannya untuk diajukan. Setelah semua siap dijadikan satu file, lanjut Azmira mengirimkan file tersebut melalui email yang tertera.

"Semoga ada kabar baik," kata Azmira.

Azmira segera mengakhiri pencarian lowongannya karena waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 WIB dan Nugraha juga sudah tidur. Tak lupa sebelum tidur Azmira selalu mengecup kening Nugraha

"Semoga Nugraha selalu sehat dan jadi anak baik yang berbakti kepada kedua orang tua serta tidak melupakan ibadah kepada Allah ya nak." ucap Azmira sambil mengecup kening Nugraha.

"Semangat! Besok adalah hari baru. Usia masih muda dan masih banyak kesempatan. Jangan mudah menyerah." Sugesti Azmira kepada dirinya sendiri.

Malam itu pun Azmira lalui dengan perasaan semangat yang menggebu-gebu untuk mencari pekerjaan esok hari. Sebelum tidur, Azmira iseng berselancar di akun sosial medianya dan terbesit untuk melihat akun sosial media milik Maliki. Sedikit mengalir rasa ngilu tatkala melihat Pria yang sebenarnya masih berstatus suami sahnya itu memposting foto-foto kebahagiaan dirinya bersama kekasih barunya.

"Kak Maliki, apa sih yang kakak pikirkan. Menapa kakak tidak lekas menceraikanku jika memang kakak sungguh mencintai wanita ini. Padahal kakak sangat bersikukuh sekali kala itu mempertahankan dia dan memilih meninggalkanku demi wanita itu. Huh, coba kakak ceraikan aku saja. Aku pun juga ikhlas kok. Aku iri karena kakak bisa bahagia, sedangkan aku masih saja terjebak dengan status sebagai istrimu tetapi tidak bisa menjalin hubungan dengan pria lainnya." Azmira menghela nafas yang panjang.

"Ah, sudahlah. Buat apa aku terus memikirkan hal itu. Hidup ini kan bukan hanya untuk masalah percintaan saja. Semangat. Semoga besok aku bisa kembali menemukan pekerjaan yang cocok untukku," kata Azmira

Azmira pun memejamkan matanya dan segera tertidur untuk mempersiapkan hari esok.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status