Share

Chapter 79

Gery baru tersadar akan Amora setelah sampai di rumah. Gery gelagapan sendiri sesampainya menginjakkan kaki di dalam kamar. Ini karena terlalu marah atau apapun itu, Gery sungguh tidak tahu.

“Kau mau kemana lagi, Ger?” tanya Wenda saat Gery menyerempetnya di pintu ruang tamu. Wenda baru saja pulang dari acara arisan.

“Ada perlu.” Hanya itu jawaban dari Gery.

Gery buru-buru masuk mobil dan melajukannya dengan kencang.

“Jangan kebut-kebutan, Gery!” teriak Wenda sambil angkat satu tangan.

Saat Wenda berdecak lirih sambil mengusap dada, mobil suaminya muncul dan masuk ke pekarangan. Begitu mesin mati, Abraham keluar dan menatap lurus ke arah Wenda.

“Itu Gery?” tanya Abraham.

Masih mengusap dada, Wenda mengangguk. Abraham berjalan mendekati ke teras.

“Kenapa buru-buru sekali?”

Wenda meraih tas kerja sang suami dan berjalan bersama masuk ke dalam rumah. “Katanya ada perlu.”

Di jalanan, Gery benar-benar tidak bisa memperlambat laju mobilnya. Ia lupa kalau baru sebulan ini usai meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status