MasukLusi membawa Keyla ke tempat parkir mobil. Wanita itu membuka pintu untuk gadis kecil.
“Kita mau kemana?” tanya Keyla.
“Membeli baju dan perawatan. Kita pancarkan kecantikan yang kamu miliki agar Tuan Kai terpesona pada kamu.” Lusi tersenyum.
“Aku tidak sedang tebar pesona,” tegas Keyla.
“Aku tahu, Sayang. Ayo masuklah!” Lusi mendorong tubuh Keyla masuk ke dalam mobil.
“Apa aku bisa lari?” tanya Keyla pada dirinya sendiri.“Kenapa mereka harus memaksaku?” Keyla duduk di samping Lusi yang menjadi sopir.
“Butiknya tidak jauh dari sini.” Lusi mengendarai mobil menuju pusat perbelanjaan kota. Di mana semua tersedia dengan lengkap sesuai keinginan konsumen. “Kita sampai. Mall ini milik Tuan Kai. Kamu bebas mengambil apa pun.” Lusi memperlihatkan kartu kepemilikan Kai yang dibawanya.“Hhh.” Keyla benar-benar tidak tertarik untuk masuk ke dalam mall mewah karena dia tidak pantas berada di sana.
“Kenapa?” Lusi melihat Keyla yang masih berdiri di depan pintu. “Mereka akan mengusirku,” ucap Keyla memperlihatkan pakaian yang dikenakannya.“Tidak akan. Ada aku di sini.” Lusi menggandeng Keyla masuk ke dalam mall. Pakaian gadis itu memang terlihat lusuh dan pudar.
“Selamat datang Nona Lusi. Apa Anda datang untuk berbelanja?” tanya pelayan toko menyambut Lusi. Mereka melihat pada Keyla dengan tatapan tidak suka karena gadis itu sangat jelas terlalu sederhana dan miskin.
“Berikan perawatan pada gadis ini,” ucap Lusi pada pelayan klinik kecantikan.
“Baik. Mari, Nona.” Pelayan segera membawa Keyla masuk ke dalam ruangan khusus perawatan dan memberikan pelayanan terbaik.
Satu jam berlalu dan Keyla telah tampil sangat cantik. Dia benar-benar terlihat berbeda. Lebih bercahaya dan menarik. Perawatan memberikan efek yang sempurna untuk menampilkan kecantikan yang dimiliki gadis itu.
“Kamu tunggu di sini. Aku belikan sesuatu.” Lusi masuk ke toko tas dan sepatu.
“Hmm.” Keyla berjalan keluar dari mall. Dia memperhatikan sekeliling. Gadis itu tidak sadar semua orang menatapnya kagum karena kecantikannya.“Mey, kamu di mana?” Keyla menghubungi satu-satu temannya yaitu Mey.
“Aku masih di kampus,” ucap Mey. “Apa jauh dari sini? Apa bisa menjemputku?” Keyla mengirimkan lokasinya.“Kamu tunggu bus di halte satu sebelah kiri mall.” Mey membalas pesan Keyla.
“Baiklah.” Keyla berlari menuju halte.
“Aku tidak mau berurusan dengan orang kaya yang suka menghina.” Keyla duduk di halte. Dia melihat jadwal bus dan rute kedatangan.
“Apa? Setengah jam lagi.” Keyla melihat jam di tangannya. “Semoga Nona Lusi tidak menemukanku.” Keyla duduk di di lantai untuk bersembunyi dari Lusi. Dia tidak mau kembali ke perusahan Kai. Wanita muda itu ingat benar dengan sikap kasar dan penghinakan yang dilakukan oleh pria pemarah yang sombong.Luci kembali ke tempat di mana dia meninggalkan Keyla. Wanita itu membawa tas kecil yang imut dan sangat cocok untuk gadis muda serta sepatu high hell berwarna putih.
“Key, kamu kemana?” tanya Lusi.“Apa dia lari?” Lusi mengeluarkan ponsel.
“Tidak. Aku belum menyimpan nomor ponselnya. Sial sekali. Tidak disangka ada wanita yang lari dari Tuan Kai. Padahal selama ini semuanya berharap bisa dekat dengan Tuan.” Lusi berjalan cepat menuju tempat parkir dan melihat sekeliling. Dia bertanya pada petugas keamanan dan melihat rekaman cctv mall.
“Dia benar-benar lari.” Lusi sangat kesal. Dia khawatir akan dimarahi oleh Kai.
“Sial sekali. Aku pikir gadis itu sangat penurut.” Lusi menghubungi Yibo untuk melaporkan kehilangan Keyla.
“Kenapa belum kembali?” Yibo menerima panggilan dengan pertanyaan.
“Yi. Gadis itu lari,” ucap Lusi khawatir karena itu baru kali pertama mereka mendapatkan tugas menjaga seorang gadis yang diinginkan Kai untuk dijadikan staf penerjemah.
“Apa?” Yibo melihat pada Kai yang duduk di sofa dan memeriksa berkas.
“Apa yang terjadi?” tanya Kai tanpa melihat pada Yibo.
“Gadis itu lari,” jawab Yibo yang tidak pernah menyembunyikan apa pun dari Kai.
Kai mengangkat kepala dan melihat pada Yibo. Dia menatap tajam pada asistennya dan beranjak dari sofa.
“Kirim rekaman cctv lokasi terakhir gadis itu!” Kai mengambil jas dan keluar dari ruang kerjanya.
“Baik, Tuan.” Yibo segera mengikuti Kai.
“Apa Tuan Kai mau menjemput sendiri gadis itu? Apa ini tidak bahaya? Sepertinya, pekerjaan ini akan berubah dan berwarna. Tuan terlihat tidak bisa menerima penolakan sehingga dia menjadi sangat ambisi.” Yibo memperhatikan Kai yang sudah berada di dalam lift. Pria itu hanya diam saja dengan wajah tegas dan marah.
“Dia hanya gadis kecil yang datang dari Indonesia untuk bekerja. Berani sekali bertingkah di negara kekuasaanku.” Kai mengepalkan tangannya.
“Gadis itu berada di halte, Tuan.” Yibo memperlihatkan rekaman cctv jalan kepada Kai. Pria itu mengambil ponsel dari tangan asistennya dan memperhatikan Keyla yang tampil cantik dan menawan dengan gaun putih sebatas paha. Rambut panjang bergelombang dibiarkan tergerai menutupi pundak yang terbuka. Dia terlihat manis dan imut.
“Apa dia tidak tahu bahwa dirinya akan menarik perhatian orang?” Kai mengembalikan ponsel kepada Yibo.
“Dia berada di halte kedua dari mall,” jelas Yibo.
“Itu artinya gadis itu berjalan kaki cukup jauh dari halte pertama,” ucap Kai masuk ke dalam mobil.
“Benar, Tuan. Dia berlari untuk menjauh dari Lusi.” Yibo melihat Kai duduk di balik kemudi. Itu artinya sang majikan akan pergi sendiri.
“Tunggu tamu!” perintah Kai menyalakan mesin mobil.
“Baik.” Yibo mengangguk.
“Tutup jalan yang menuju halte itu.” Kai mengenarai mobil keluar dari tempat parkir khusus miliknya yang berada di dalam Gedung dengan pintu terbuka otomastis ketika dia keluar.
“Apa gadis ini akan dalam bahaya karena telah membuat Tuan marah dan harus pergi meninggalkan kantor hanya untuk menjemputnya?” Yibo melihat mobil Kai yang telah pergi dengan cepat.
Keyla benar-benar tidak tahu bahwa Kai adalah penguasai Tiongkok khususnya kota Shenzhen. Dia juga tidak tertarik untuk mencari tahu tentang pria sombong itu.
“Kenapa busnya tidak datang juga? Padahal aku sudah pindah ke halte tercepat.” Keyla duduk di halte dia melihat sepatu ket yang dikenakannya.
“Untung saja aku tidak memakai sepatu tinggi.” Keyla memijit kakinya.
“Hah! Kenapa sepi sekali? Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Apa terjadi kecelakaan di ujung sana?” Keyla melihat jalur di depannya tampak lenggang dan kosong. Dia mendongak pada kamera yang ada di halte.“Kota yang keren. Ada begitu banyak kamera pengaman.” Keyla tersenyum. Dia tidak tahu bahwa Kai bisa melihat langsung dirinya dari layar yang ada di mobil pria itu.
“Apa?” Kai hampir kehilangan kendali karena memperbesar rekaman Keyla.“Hah! Sial. Kenapa aku terpesona pada senyuman gadis kecil yang bodoh ini?” Kai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena jalanan sepi dan lenggang. Tidak ada kendaraan lain yang lewat.
Mobil sport hitam berhenti tepat di depan Keyla. Gadis itu segera berdiri karena terkejut melihat Kai keluar dengan wajah marah.
“Apa?” Keyla tidak bisa lari. Kai sudah berdiri di depannya hingga dia terduduk.
“Kenapa harus lari?” tanya Kai dengan suara penuh tekanan.
“Aku mau kuliah,” jawab Keyla pelan dan mendongak.
Kedua mata mereka bertemu dalam jarak yang cukup dekat. Kai menekan tanganya pada dinding halte.
“Masuk mobil!” Kai berdiri tegak.
“Aku tidak mau,” tolak Keyla.
“Hhh!” Kai memicingkan matanya. Pria itu langsung membopong tubuh kecil Keyla di pundaknya yang lebar.“Ehh. Turunkan aku!” Keyla memukul punggung Kai yang lebar.
“Ini penculikan. Tolong!” teriak Keyla yang sudah duduk di dalam mobil.
“Jangan berani-berani keluar,” ancam Kai dengan tatapan yang mengintimidasi. Pria itu memasangkan sabuk pengaman sehingga membuat Keyla menutup matanya karena wajah sang bos sangat dekat dengannya. Napas hangat Keyla dapat dirasakan di pipi Kai.
“Kenapa rasanya aneh? Apa karena aku tidak pernah dekat dengan wanita?” tanya Kai di dalam hati. Kai menutup pintu dan mengitari mobil. Dia duduk di balik kemudi.Kai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Keyla ketakutan. Gadis itu memejamkan mata dan berpegangan kuat. Itu pertama kalinya dia berada di dalam mobil mewah.
“Apa dia takut?” Kai menghentikan mobil di dalam garasi perusahaannya. Dia melihat pada wajah Keyla yang pucat.
Keyla mengenakan gaun putih panjang menyapu lantai dengan belahan sampai lutut. Rambut pendeknya dibiarkan tergerai dengan jepit Mutiara di selipkan di kiri kanan atas telinga. Wanita muda itu benar-benar cantik dan mempersona. Terlihat Anggun, tetapi energik.“Aku benar-benar tidak ingin datang kemari,” ucap Keyla ketika pintu mobil dibuka.“Jangan menjauh dariku. Tangan kita harus terus berpegangan.” Kai menggengam tangan Keyla. Menyatukan jari-jari mereka.“Hhhh!” Keyla menghembuskan napas dengan kasar.“Apa harus begitu?” tanya Kai.“Ya. Ini benar-benar berat,” jawab Keyla tanpa ragu.“Gadis ini.” Kai tersenyum.Keyla dan Kai turun bersama dari mobil. Mereka langsung menarik perhatian semua orang yang hampir tidak lagi mengenal Keyla dengan rambut barunya.“Siapa wanita itu? Wajahnya tidak asing,” ucap para tamu undangan.“Apa perempuan baru yang menjadi pendamping Tuan Kai?” Ada begitu banyak pertanyaan dan Keyla menjadi pusat perhatian.“Eh, bukankah itu si penerjemah yang pernah
Kai memberikan undangan kepada Keyla. Pria itu sangat ingin memamerkan gadisnya kepada semua orang bahwa dirinya sudah menikah.“Apa ini?” tanya Keyla.“Undangan pesta di perusahaan Yasmin,” jawab Kai.“Apa Anda mau datang?” Keyla membuka undangan.“Aku harus datang karena ada kerja sama dan juga pembatalan perjanjian pertunangan dengannya,” jelas Kai. “Okay.” Keyla meletakkan undangan di atas meja.“Kamu akan ikut denganku,” tegas Kai memperhatikan Keyla.“Aku tidak mau,” tolak Keyla tanpa ragu.“Kenapa?” tanya Kai.“Apa Anda lupa bahwa aku pernah dibius dan diculik?” Keyla menatap Kai. “Itu kesalahanku yang tidak akan terulang lagi. Kamu harus selalu berada di sisiku.” Kai memegang tangan Keyla.“Aku tidak mau,” tegas Keyla menarik tangannya. “Key, aku butuh kehadiran kamu di pesta itu.” Kai menatap Keyla. “Sekali ini saja. Apa bisa?” tanya Kai.“Aku tidak mau.” Keyla masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Dia benar-benar trauma dengan pesta.“Keyla, kamu adalah alasanku menola
Helikopter mendarat di atam rumah utama. Keyla dan Kai turun bersama. Keduanya langsung menuju villa kaca.“Bersihkan diri kamu!” perintah Kai.“Hah!” Keyla bingung. Dia tidak merasa kotor.“Pria itu memeluk kamu. Buang semua pakaian ini.” Kai melihat Keyla dari atas hingga bawah. “Setelah itu obati luka,” tegas Kai. “Baiklah.” Keyla pergi ke kamarnya.“Aku sangat ingin menghancurkan Chen, tetapi tidak bisa karena pria itu memiliki anak kecil yang disayang Keyla. Aku tidak mau istriku membenciku.” Kai masuk ke kamar mandi.“Aaah. Sakit juga gigitan anak kecil ini.” Kai membersihkan diri.Keyla keluar dari kamar dan melihat Kai yang sudah duduk di ruang tengah. Ada kotak obat yang terbuka di atas meja.“Duduklah!” perintah Kai.“Mm.” Keyla yang mengenakan dress putih duduk di samping Kai.“Aku lihat.” Kai menarik tangan Keyla dan melihat luka bekas borgol.“Nakal,” ucap Kai mengobati luka Keyla.“Kamu juga terluka.” Keyla menyentuh pipi Kai yang sedikit bengkak.“Sedikit saja. Pria it
“Keyla, rambut pendek ini membuat kamu semakin seksi.” Chen memegang leher Keyla yang jenjang dan terlihat jelas karena rambut yang sudah dipotong di atas pundak.“Tuan, aku mohon. Lepaskan aku!” Keyla berusaha beranjak dari perlukan Chen. Satu tangan pria itu menahan di pinggang dan tangan lain pada leher Keyla. Wajah mereka benar-benar sangat dekat. Hidung yang mancung hampir bersentuhan. Hembusan napas hangat dapat dirasakan dari mulut yang terbuka.“Aku sudah jatuh cinta pada kamu, Keyla. Jangan tolak aku.” Chen akan mencium bibir Keyla, tetapi terhenti karena angin kencang yang tiba-tiba datang.“Hah!” Keyla dan Chen terkejut. Tirai dan tabir putih melayang. Dedauan berterbangan. “Siapa yang datang?” Chen melihat sebuah helicopter mendarat di atap.Kai turun dari helicopter dan matanya langsung melihat pada Chen yang memeluk Keyla. Wajah dan mata pria itu langsung merah. Dia mengepalkan tangan karena marah.“Keyla!” teriak Kai menarik tangan Keyla dengan kuat sehingga terlepas da
Kai duduk di balik computer. Dia masih mencari lokasi Keyla. Pria itu hampir menggila karena kehilangan istri tercinta.“Kenapa Keyla sangat suka hilang? Kenapa gadis ini selalu jadi korban penculikan?” Kai menatap tajam pada Yibo.“Tuan. Lokasi terakhir di villa milik Chen sebelum gelang kaki dibuang.” Yibo mempelihatkan titik rekaman perjalanan gps dari gelang kaki Keyla.“Chen! Hancurkan perusahaan pria itu! Dia berani menculik istriku,” tegas Kai.“Tuan Chen tidak tahu bahwa Anda dan Non Keyla sudah menikah,” ucap Yibo.“Non Keyla saja tidak tahu,” gumam Yibo.“Diam,” bentak Kai kesal. Dia tidak sedang ingin bercanda. Pria itu takut istrinya disentuh pria lain.“Dengar, Yi. Keyla masih perawan. Aku saja belum berani menyentuhnya,” tegas Kai. “Apa?” Yibo terkejut.“Apa Anda tidak normal?” tanya Yibo.“Aku sangat normal, Yi. Aku sudah hampir gila menahan diri untuk tidak memakannya.” Kai menarik kerah kemeja Yibo.“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lusi.“Bagaimana kabar perusahaan Ch
Keyla membuka mata dan melihat Bao yang memeluknya. Gadis itu cukup bingung dan senang.“Bao.” Keyla tersenyum dan menyentuh pipi Bao yang merah.“Bagaimana aku bisa di sini?” Keyla memperhatikan sekeliling.“Bukankah terakhir kali di ruangan Ibu Rena?” Keyla memindahkan tangan Bao dan dia duduk.“Ini di mana?” Keyla turun dari tempat tidur dan membuka gorden.“Pohon? Tidak ada hutan yang lebat seperti ini di kota.” Keyla masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi adalah cara terbaik untuk menenangkan diri dan mendapatkan kesegaran jiwa serta raganya. Dingin dan sejuknya air benar-benar memberikan kenyamanan.Keyla keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Gadis itu benar-benar merasa aman karena ada Bao dan masih berpikir bahwa Chen adalah pria yang baik tanpa ada maunya.“Bao.” Keyla terkejut karena Bao sudah tidak ada di tempat tidur.“Kamu sudah bangun,” ucap Chen yang duduk di sofa. Pria itu sudah rapi dengan kemeja lengkap dengan jas hitam dan celana panjan







