Share

Bab 5 Tertangkap

last update Last Updated: 2025-10-07 08:26:41

Lusi membawa Keyla ke tempat parkir mobil. Wanita itu membuka pintu untuk gadis kecil.

“Kita mau kemana?” tanya Keyla.

“Membeli baju dan perawatan. Kita pancarkan kecantikan yang kamu miliki agar Tuan Kai terpesona pada kamu.” Lusi tersenyum.

“Aku tidak sedang tebar pesona,” tegas Keyla.

“Aku tahu, Sayang. Ayo masuklah!” Lusi mendorong tubuh Keyla masuk ke dalam mobil.

“Apa aku bisa lari?” tanya Keyla pada dirinya sendiri.

“Kenapa mereka harus memaksaku?” Keyla duduk di samping Lusi yang menjadi sopir.

“Butiknya tidak jauh dari sini.” Lusi mengendarai mobil menuju pusat perbelanjaan kota. Di mana semua tersedia dengan lengkap sesuai keinginan konsumen.

“Kita sampai. Mall ini milik Tuan Kai. Kamu bebas mengambil apa pun.” Lusi memperlihatkan kartu kepemilikan Kai yang dibawanya.

“Hhh.” Keyla benar-benar tidak tertarik untuk masuk ke dalam mall mewah karena dia tidak pantas berada di sana.

“Kenapa?” Lusi melihat Keyla yang masih berdiri di depan pintu.

“Mereka akan mengusirku,” ucap Keyla memperlihatkan pakaian yang dikenakannya.

“Tidak akan. Ada aku di sini.” Lusi menggandeng Keyla masuk ke dalam mall. Pakaian gadis itu memang terlihat lusuh dan pudar.

“Selamat datang Nona Lusi. Apa Anda datang untuk berbelanja?” tanya pelayan toko menyambut Lusi. Mereka melihat pada Keyla dengan tatapan tidak suka karena gadis itu sangat jelas terlalu sederhana dan miskin.

“Berikan perawatan pada gadis ini,” ucap Lusi pada pelayan klinik kecantikan.

“Baik. Mari, Nona.” Pelayan segera membawa Keyla masuk ke dalam ruangan khusus perawatan dan memberikan pelayanan terbaik.

Satu jam berlalu dan Keyla telah tampil sangat cantik. Dia benar-benar terlihat berbeda. Lebih bercahaya dan menarik. Perawatan memberikan efek yang sempurna untuk menampilkan kecantikan yang dimiliki gadis itu.

“Kamu tunggu di sini. Aku belikan sesuatu.” Lusi masuk ke toko tas dan sepatu.

“Hmm.” Keyla berjalan keluar dari mall. Dia memperhatikan sekeliling. Gadis itu tidak sadar semua orang menatapnya kagum karena kecantikannya.

“Mey, kamu di mana?” Keyla menghubungi satu-satu temannya yaitu Mey.

“Aku masih di kampus,” ucap Mey.

“Apa jauh dari sini? Apa bisa menjemputku?” Keyla mengirimkan lokasinya.

“Kamu tunggu bus di halte satu sebelah kiri mall.” Mey membalas pesan Keyla.

“Baiklah.” Keyla berlari menuju halte.

“Aku tidak mau berurusan dengan orang kaya yang suka menghina.” Keyla duduk di halte. Dia melihat jadwal bus dan rute kedatangan.

“Apa? Setengah jam lagi.” Keyla melihat jam di tangannya.

“Semoga Nona Lusi tidak menemukanku.” Keyla duduk di di lantai untuk bersembunyi dari Lusi. Dia tidak mau kembali ke perusahan Kai. Wanita muda itu ingat benar dengan sikap kasar dan penghinakan yang dilakukan oleh pria pemarah yang sombong.

Luci kembali ke tempat di mana dia meninggalkan Keyla. Wanita itu membawa tas kecil yang imut dan sangat cocok untuk gadis muda serta sepatu high hell berwarna putih.

“Key, kamu kemana?” tanya Lusi.

“Apa dia lari?” Lusi mengeluarkan ponsel.

“Tidak. Aku belum menyimpan nomor ponselnya. Sial sekali. Tidak disangka ada wanita yang lari dari Tuan Kai. Padahal selama ini semuanya berharap bisa dekat dengan Tuan.” Lusi berjalan cepat menuju tempat parkir dan melihat sekeliling. Dia bertanya pada petugas keamanan dan melihat rekaman cctv mall.

“Dia benar-benar lari.” Lusi sangat kesal. Dia khawatir akan dimarahi oleh Kai.

“Sial sekali. Aku pikir gadis itu sangat penurut.” Lusi menghubungi Yibo untuk melaporkan kehilangan Keyla.

“Kenapa belum kembali?” Yibo menerima panggilan dengan pertanyaan.

“Yi. Gadis itu lari,” ucap Lusi khawatir karena itu baru kali pertama mereka mendapatkan tugas menjaga seorang gadis yang diinginkan Kai untuk dijadikan staf penerjemah.

“Apa?” Yibo melihat pada Kai yang duduk di sofa dan memeriksa berkas.

“Apa yang terjadi?” tanya Kai tanpa melihat pada Yibo.

“Gadis itu lari,” jawab Yibo yang tidak pernah menyembunyikan apa pun dari Kai.

Kai mengangkat kepala dan melihat pada Yibo. Dia menatap tajam pada asistennya dan beranjak dari sofa.

“Kirim rekaman cctv lokasi terakhir gadis itu!” Kai mengambil jas dan keluar dari ruang kerjanya.

“Baik, Tuan.” Yibo segera mengikuti Kai.

“Apa Tuan Kai mau menjemput sendiri gadis itu? Apa ini tidak bahaya? Sepertinya, pekerjaan ini akan berubah dan berwarna. Tuan terlihat tidak bisa menerima penolakan sehingga dia menjadi sangat ambisi.” Yibo memperhatikan Kai yang sudah berada di dalam lift. Pria itu hanya diam saja dengan wajah tegas dan marah.

“Dia hanya gadis kecil yang datang dari Indonesia untuk bekerja. Berani sekali bertingkah di negara kekuasaanku.” Kai mengepalkan tangannya.

“Gadis itu berada di halte, Tuan.” Yibo memperlihatkan rekaman cctv jalan kepada Kai. Pria itu mengambil ponsel dari tangan asistennya dan memperhatikan Keyla yang tampil cantik dan menawan dengan gaun putih sebatas paha. Rambut panjang bergelombang dibiarkan tergerai menutupi pundak yang terbuka. Dia terlihat manis dan imut.

“Apa dia tidak tahu bahwa dirinya akan menarik perhatian orang?” Kai mengembalikan ponsel kepada Yibo.

“Dia berada di halte kedua dari mall,” jelas Yibo.

“Itu artinya gadis itu berjalan kaki cukup jauh dari halte pertama,” ucap Kai masuk ke dalam mobil.

“Benar, Tuan. Dia berlari untuk menjauh dari Lusi.” Yibo melihat Kai duduk di balik kemudi. Itu artinya sang majikan akan pergi sendiri.

“Tunggu tamu!” perintah Kai menyalakan mesin mobil.

“Baik.” Yibo mengangguk.

“Tutup jalan yang menuju halte itu.” Kai mengenarai mobil keluar dari tempat parkir khusus miliknya yang berada di dalam Gedung dengan pintu terbuka otomastis ketika dia keluar.

“Apa gadis ini akan dalam bahaya karena telah membuat Tuan marah dan harus pergi meninggalkan kantor hanya untuk menjemputnya?” Yibo melihat mobil Kai yang telah pergi dengan cepat.

Keyla benar-benar tidak tahu bahwa Kai adalah penguasai Tiongkok khususnya kota Shenzhen. Dia juga tidak tertarik untuk mencari tahu tentang pria sombong itu.

“Kenapa busnya tidak datang juga? Padahal aku sudah pindah ke halte tercepat.” Keyla duduk di halte dia melihat sepatu ket yang dikenakannya.

“Untung saja aku tidak memakai sepatu tinggi.” Keyla memijit kakinya.

“Hah! Kenapa sepi sekali? Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Apa terjadi kecelakaan di ujung sana?” Keyla melihat jalur di depannya tampak lenggang dan kosong. Dia mendongak pada kamera yang ada di halte.

“Kota yang keren. Ada begitu banyak kamera pengaman.” Keyla tersenyum. Dia tidak tahu bahwa Kai bisa melihat langsung dirinya dari layar yang ada di mobil pria itu.

“Apa?” Kai hampir kehilangan kendali karena memperbesar rekaman Keyla.

“Hah! Sial. Kenapa aku terpesona pada senyuman gadis kecil yang bodoh ini?” Kai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena jalanan sepi dan lenggang. Tidak ada kendaraan lain yang lewat.

Mobil sport hitam berhenti tepat di depan Keyla. Gadis itu segera berdiri karena terkejut melihat Kai keluar dengan wajah marah.

“Apa?” Keyla tidak bisa lari. Kai sudah berdiri di depannya hingga dia terduduk.

“Kenapa harus lari?” tanya Kai dengan suara penuh tekanan.

“Aku mau kuliah,” jawab Keyla pelan dan mendongak.

Kedua mata mereka bertemu dalam jarak yang cukup dekat. Kai menekan tanganya pada dinding halte.

“Masuk mobil!” Kai berdiri tegak.

“Aku tidak mau,” tolak Keyla.

“Hhh!” Kai memicingkan matanya. Pria itu langsung membopong tubuh kecil Keyla di pundaknya yang lebar.

“Ehh. Turunkan aku!” Keyla memukul punggung Kai yang lebar.

“Ini penculikan. Tolong!” teriak Keyla yang sudah duduk di dalam mobil.

“Jangan berani-berani keluar,” ancam Kai dengan tatapan yang mengintimidasi. Pria itu memasangkan sabuk pengaman sehingga membuat Keyla menutup matanya karena wajah sang bos sangat dekat dengannya. Napas hangat Keyla dapat dirasakan di pipi Kai.

“Kenapa rasanya aneh? Apa karena aku tidak pernah dekat dengan wanita?” tanya Kai di dalam hati. Kai menutup pintu dan mengitari mobil. Dia duduk di balik kemudi.

Kai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Keyla ketakutan. Gadis itu memejamkan mata dan berpegangan kuat. Itu pertama kalinya dia berada di dalam mobil mewah.

“Apa dia takut?” Kai menghentikan mobil di dalam garasi perusahaannya. Dia melihat pada wajah Keyla yang pucat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 7 Tidak Bertemu

    Keyla menghubungi Nyonya Bai dan menjelaskan keadaannya. Dia tidak bisa bekerja karena harus fokus ujian. Gadis itu diwajibkan mendapatkan nilai tertinggi oleh para dosen untuk mempertahankan beasiswa dan mendapatkan biaya kehidupan selama kuliah.“Beruntung sekali, Nyonya Bai mengerti.” Keyla tersenyum. Gadis itu memilih terus berada di perpustakaan kampus untuk belajar. Dia pulang ke rumah hanya untuk makan malam dan tidur.Kai benar-benar tidak bisa melupakan pesona Keyla. Dia menerima banyak pesan dan panggilan dari kolega yang meminta Keyla menjadi karyawan mereka.“Tuan, pesona Nona Keyla luar biasa. Para pengusaha luar negeri sampai memintanya kepada Anda.” Yibo pun tidak luput dari terror pesan dan panggilan.“Gadis itu bahkan tidak tertarik bekerja di perusahaan ku,” ucap Kai tampak kesal.“Mungkin dia belum mengenal Anda.” Yibo tersenyum.“Benar. Itu karena dia dari Indonesia. Jika dia sudah mengenalku. Pasti gadis itu pun sama dengan wanita lain. Berusaha naik ke ranjangku

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 6 Pesona Keyla

    Kai melepaskan sabuk pengaman. Dia bisa mencium aroma harum segar rambut Keyla. Pria itu memperhatikan wajah cantik dengan mata yang masih terpejam.“Rambutnya harum sekali.” Kai turun dari mobil dan membuka pintu untuk Keyla.“Turunlah! Apa aku harus menggendong kamu lagi?” tanya Kai.Keyla membuka mata. Dia menatap tajam pada Kai dengan wajah cemberut. Gadis muda itu benar-benar ketakutan. Kakinya terasa lemas.“Kenapa?” tanya Kai memperhatikan Keyla. Jari-jari tangan gadis itu gemetar.“Kakiku lemas,” jawab Keyla.“Penakut.” Kai segera menggendong Keyla. Dia membawa gadis itu masuk dari pintu belakang dan naik dengan lift khusus sehingga tidak ada yang melihat mereka.“Tuan Kai.” Yibo terkejut melihat Kai menggendong Keyla.“Menyusahkan!” bentak Kai menghempas tubuh Keyla ke sofa.“Aaah!” Keyla terkejut.“Gadis ini benar-benar cantik.” Yibo melihat Keyla yang tampak kesal. Gadis itu sangat ingin mengungkapkan isi hatinya dengan amarah karena dipaksa oleh Kai.“Jangan membuatku rugi

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 5 Tertangkap

    Lusi membawa Keyla ke tempat parkir mobil. Wanita itu membuka pintu untuk gadis kecil.“Kita mau kemana?” tanya Keyla.“Membeli baju dan perawatan. Kita pancarkan kecantikan yang kamu miliki agar Tuan Kai terpesona pada kamu.” Lusi tersenyum.“Aku tidak sedang tebar pesona,” tegas Keyla.“Aku tahu, Sayang. Ayo masuklah!” Lusi mendorong tubuh Keyla masuk ke dalam mobil.“Apa aku bisa lari?” tanya Keyla pada dirinya sendiri.“Kenapa mereka harus memaksaku?” Keyla duduk di samping Lusi yang menjadi sopir.“Butiknya tidak jauh dari sini.” Lusi mengendarai mobil menuju pusat perbelanjaan kota. Di mana semua tersedia dengan lengkap sesuai keinginan konsumen.“Kita sampai. Mall ini milik Tuan Kai. Kamu bebas mengambil apa pun.” Lusi memperlihatkan kartu kepemilikan Kai yang dibawanya.“Hhh.” Keyla benar-benar tidak tertarik untuk masuk ke dalam mall mewah karena dia tidak pantas berada di sana.“Kenapa?” Lusi melihat Keyla yang masih berdiri di depan pintu.“Mereka akan mengusirku,” ucap Key

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 4 Terpaksa

    Keyla kembali ke ruangan Nyonya Bay. Dia menyerahkan cek yang diberikan Kai.“Nyonya Bay. Ini bayaran yang diberikan oleh Tuan Kai.” Keyla meletakkan cek di atas meja.“Wah. Sangat tinggi.” Nyonya Bay mengambil cek dan melihat angka yang tertulis di kertas dengan nol yang cukup banyak.“Ini bayaran kamu, Key. Tuan Kai sudah memberi bagianku.” Nyonya Bay mengembalikan cek kepada Keyla.“Apa ini semua untukku?” tanya Keyla tidak percaya dengan bayaran yang didapatkannya. Uang itu sangat banyak. Dia hanya bekerja sebagai penerjemah dalam beberapa jam saja.“Simpanlah untuk keperluan kamu. Kamu boleh pulang,” ucap Nyonya Bay.“Terima kasih, Nyonya.” Keyla kembali ke kamar Mey. Dia berganti pakaian.“Mey masih bekerja.” Keyla mengirim pesan kepada Mey. Dia pamit pulang lebih dulu karena harus mengejar bus malam.Kai memeriksa data Keyla. Tidak ada alamat di Tiongkok. Semua masih data Indonesia.“Di mana dia tinggal?” tanya Kai pada Yibo.“Saya akan mencarinya,” jawab Yibo.“Dia bahkan meng

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 3 Gadis Penerjemah

    Mey sangat ketakutan. Dia membawa Keyla kembali ke ruangan manager. Gadis itu harus melaporkan kejadian di ruangan VIP.“Nyonya.” Mey menarik tangan Keyla masuk ke dalam ruangan Nyonya Bai.“Ada apa?” tanya Bai melihat pada Keyla yang basah.“Keyla diusir dari ruangan VIP,” jawab Mey dengan tetap memegang tangan Keyla yang hanya menunduk saja karena merasa bersalah.“Kenapa?” Bai menatap pada Keyla.“Tamu itu adalah Tuan Kai,” ucap Mey.“Maaf, Nyonya.” Wajah Keyla terlihat pucat.“Aku lupa malam ini kamu melayani Tuan Kai.” Bay khawatir.“Permisi.” Yibo mengetuk pintu ruangan Nyonya Bay.“Gawat. Apa mereka akan menghukum gadis kecil ini?” Nyonya Bai benar-benar khawatir dengan nasib Keyla yang baru mau bekerja.“Silakan masuk, Tuan Yi. Kalian pergilah,” ucap Bay pada Keyla dan Mey.“Baik, Nyonya.” Mey dan Keyla segera pergi dari ruangan Nyonya Bay.“Apa yang Anda butuhkan, Tuan Yi?” tanya Nyonya Bai tersenyum ramah.“Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan Keyla. Dia masih baru bek

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 2 Pertemuan Pertama

    Keyla mengurus dirinya sendiri dan berusaha tidak terlihat oleh majikan sang ibu. Dia mencari informasi tentang kampus yang telah menerimanya. Gadis cerdas itu tidak kesulitan untuk diterima di universitas ternama. Baru beberapa bulan kuliah sudah mendapatkan prestasi yang membanggakan.“Aku harus mendapatkan pekerjaan paruh waktu seperti menjadi guru private atau bekerja di café agar tidak meminta uang kepada ibu.” Keyla membuka laptop dan mencari informasi tentang pekerjaan paruh waktu yang bisa dikerjakan oleh seorang mahasiswi.“Aku menguasai beberapa Bahasa asing dan ini akan sangat berguna.” Keyla mengirim lamaran secara online. Gadis itu menampilkan kelebihan dan prestasi yang dimilikinya.“Selesai. Aku akan menunggu panggilan kerja.” Keyla menghempaskan tubuh di atas kasur dan tersenyum penuh keyakinan.Ponsel Keyla berdering. Dia mendapatkan panggilan untuk interview di sebuah club malam.“Halo,” salam Keyla segera duduk.“Apa dengan Nona Keyla?” tanya wanita di seberang.“Ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status