Share

Bab 4 Terpaksa

last update Last Updated: 2025-10-07 08:16:05

Keyla kembali ke ruangan Nyonya Bay. Dia menyerahkan cek yang diberikan Kai.

“Nyonya Bay. Ini bayaran yang diberikan oleh Tuan Kai.” Keyla meletakkan cek di atas meja.

“Wah. Sangat tinggi.” Nyonya Bay mengambil cek dan melihat angka yang tertulis di kertas dengan nol yang cukup banyak.

“Ini bayaran kamu, Key. Tuan Kai sudah memberi bagianku.” Nyonya Bay mengembalikan cek kepada Keyla.

“Apa ini semua untukku?” tanya Keyla tidak percaya dengan bayaran yang didapatkannya. Uang itu sangat banyak. Dia hanya bekerja sebagai penerjemah dalam beberapa jam saja.

“Simpanlah untuk keperluan kamu. Kamu boleh pulang,” ucap Nyonya Bay.

“Terima kasih, Nyonya.” Keyla kembali ke kamar Mey. Dia berganti pakaian.

“Mey masih bekerja.” Keyla mengirim pesan kepada Mey. Dia pamit pulang lebih dulu karena harus mengejar bus malam.

Kai memeriksa data Keyla. Tidak ada alamat di Tiongkok. Semua masih data Indonesia.

“Di mana dia tinggal?” tanya Kai pada Yibo.

“Saya akan mencarinya,” jawab Yibo.

“Dia bahkan menguasai banyak bahasa asing.” Kai melihat berkas milik Keyla.

“Ya, Tuan. Sangat langka ada orang yang mampu berbicara dengan fasih dalam beberapa Bahasa asing sekaligus,” jelas Yibo.

“Di mana kamu akan menjemputnya besok?” tanya Kai dan Yibo tidak menjawab karena pria itu belum memiliki jawaban yang tepat.

“Apa kamu tidak bertanya padanya?” Kai menatap Yibo.

“Nona Mey. Kalian adalah teman. Apa kamu tahu di mana rumahnya?” tanya Yibo pada Mey.

“Kami baru bertemu hari ini,” jawab Mey gugup.

“Cari lebih detail tentang gadis ini!” perintah Kai.

“Tuan, Nona Key menolak datang ke perusahaan,” ucap Yibo dengan hati-hati.

“Apa?” Kai menatap tajam pada Yibo.

“Apa kamu harus melaporkan ini padaku?” tanya Kai.

“Saya akan membawa gadis itu kembali kepada Anda.” Yibo keluar dari ruangan.

“Gadis bodoh! Ada banyak orang yang mau bekerja di perusahaanku dan dia menolaknya.” Kai tersenyum sinis.

“Kenapa Key menolak tawaran dari Tuan Kai?” tanya Mey di dalam hati.

Yibo benar-benar sibuk. Dia kembali ke ruangan Nyonya Bay dan bertemu dengan Lusi.

“Yi, kamu mau kemana?” tanya Lusi.

“Mencari Nona Key,” jawab Yibo.

“Gadis manis itu sudah pulang. Dia benar-benar menggemaskan. Aku suka,” ucap Lusi.

“Dapatkan alamatnya! Tuan Kai menginginkan gadis itu,” tegas Yibo.

“Apa?” Lusi terkejut. Dia tidak percaya Kai akan menerima gadis itu dengan mudah.

“Kamu tidak usah bercanda. Aku rasa gadis itu masih seorang pelajar. Tidak mungkin Tuan Kai menginginkan anak kecil.” Lusi tersenyum.

“Apa yang kamu pikirkan. Tuan Kai membutuhkan dia sebagai penerjemah,” jelas Yibo.

“Oh. Tidak ada data pribadi yang menjelaskan alamat dan tempat sekolah dia. Aku sudah memeriksa dan bertanya pada Nyonya Bay,” jelas Lusi.

“Aku harus membawanya ke perusahaan karena besok akan ada tamu dari luar. Rekan bisnis Tuan Ortega.” Yino kembali ke tempat Kai.

“What!” Lusi segera membuka ponsel untuk memeriksa jadwal Kai.

Keyla berlari mengejar bus. Dia melompat dengan cepat. Duduk di pinggir jendela dan melihat jam di pergelangan tangan kiri.

“Pukul sebelas.” Keyla memejamkan mata. Dia sangat mengantuk.

Satu jam dalam perjalanan dengan bus umum. Dia tiba di persimpangan tepat pukul dua belas malam. Keyla berjalan cepat menyusuri hutan bambu menuju istana mewah milik Kai.

“Hah! Kakiku sakit karena berlari.” Keyla duduk di tepi kasur. Dia memijit kakinya yang lelah karena berjalan cukup jauh dari simpang ke rumah.

Keyla mencuci muka, menggodok gigi dan membersihkan tubuhnya. Dia berganti pakaian dan segera tidur dengan senyuman bahagia karena mendapatkan uang yang cukup banyak dengan menjadi penerjemah.

“Besok, aku akan memindahkan uang ke rekeningku.” Keyla memejamkan mata.

Keyla sarapan lebih awal. Dia masih harus mengejar bus ke kampus. Ketika langit masih gelap. Gadis itu sudah berjalan menyusuri aspal milik Kai.

“Tunggu di sini saja. Kakiku lelah berjalan lagi.” Keyla duduk di pembatas jalan sambil membaca buku Bahasa asing.

“Tin tin.” Bus berwarna hijau berhenti di depan Keyla. Gadis itu sudah menjadi langganan Bus hijau.

“Selamat pagi, Key.” Sopir menyapa Keyla dengan ramah.

“Pagi, Paman.” Keyla duduk di kursinya. Dia memperhatikan jalanan hingga bus sampai tujuan.

“Kita sampai,” ucap sopir berhenti di depan halte.

“Terima kasih.” Keyla harus berjalan kaki lagi untuk tiba di kampus.

“Nona Key.” Yibo berdiri di depan Keyla. Dia sengaja menunggu Keyla di halte Bus di mana gadis itu pulang tadi malam.

“Tuan Yibo.” Keyla mundur.

“Silakan masuk ke mobil.” Yibo menunjukkan pintu mobil yang sudah terbuka.

“Saya tidak mau bekerja di perusahaan Anda,” tegas Keyla menolak.

“Anda mau masuk sendiri ke dalam mobil atau saya paksa,” tegas Yibo.

“Aku mau ke kampus.” Langkah kaki Keyla terhenti. Dia benar-benar kebingungan.

“Kamu kuliah di mana? Saya akan meminta izin.” Yibo melihat sekeliling.

“Aku ikut.” Keyla masuk ke dalam mobil. Dia tidak ingin Yibo tahu tempat kuliahnya. Gadis itu duduk diam di samping Yibo.

Yibo membawa Keyla ke perusahaan Kai. Dia mempersilakan gadis itu menunggu di ruangan tamu sang majikan.

“Tuan Kai akan datang satu jam lagi. Lusi akan menemani kamu.” Yibo keluar dari ruang tamu.

“Halo, Key.” Lusi masuk ke ruangan. Dia melihat wajah cemberut Keyla yang terpaksa ikut ke perusahaan Kai.

“Kenapa gadis kecil cemberut?” Lusi memegang dagu Keyla.

“Aku tidak mau bekerja di sini. Kenapa kalian menculikku?” tanya Keyla menatap Lusi.

“Sayang, kamu harus bangga bisa diterima bekerja di sini tanpa seleksi dan dipilih langsunng oleh Tuan Kai. Ini benar-benar langka.” Lusi menuangkan teh untuk Keyla.

“Aku tidak bisa bekerja di jam kuliah. Aku harus mempertahankan beasiswaku.” Keyla berdiri.

“Tidak perlu khawatir gadis manis. Tuan Kai akan mengurus semuanya.” Lusi menarik tangan Keyla untuk kembali duduk.

“Hm. Ayo kita ganti pakaian. Ini terlalu sederhana.” Lusi berdiri.

“Tidak. Terima kasih,” tolak Keyla melihat ke arah pintu. Dia melihat pria tinggi dengan setelan jas biru navy.

“Kamu akan mendampingiku bertemu dengan para kolega dari beberapa negara.” Kai berjalan masuk ke dalam ruangan bersama dengan Yibo.

“Apa bayaran semalam masih kurang? Bukankah kamu sangat membutuhkan uang?” tanya Kai duduk di sofa tunggal menghadap Keyla.

“Aku hanya bekerja paruh waktu di malam hari dan dari pagi hingga sore aku kuliah,” jelas Keyla tanpa ragu.

“Kamu kuliah di mana dan jurusan apa? Kami akan mengurusnya,” ucap Yibo dan Keyla terdiam.

“Bawa dia pergi dan ubah penampilannya menjadi lebih menarik. Aku tidak suka melihatnya. Seperti gadis desa yang kumuh.,” ucap Kai mengibaskan tangannya.

“Apa?” Keyla sangat kesal. Dia mengepalkan tangan menahan amarah.

“Orang kaya benar-benar sangat suka menghina.” Keyla menatap Kai.

“Ayo, Key.” Lusi membawa Keyla keluar dari ruangan Kai.

“Tamu akan segera datang dalam dua jam. Mereka mau melihat langsung perusahaan kita dan berkeliling. Kita hanya butuh satu orang saja untuk menjadi penerjemah karena gadis itu menguasai banyak Bahasa,” jelas Yibo.

“Ya. Aku tidak mau terlalu banyak orang,” ucap Kai memakai kacamatanya. Dia mulai menatap layar laptop.

“Sikap kasar Anda pada gadis itu membuatnya akan semakin menolak,” ucap Yibo di dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...️
goodnovel comment avatar
Milaekawati
semangat kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 81 Pengumuman

    Keyla mengenakan gaun putih panjang menyapu lantai dengan belahan sampai lutut. Rambut pendeknya dibiarkan tergerai dengan jepit Mutiara di selipkan di kiri kanan atas telinga. Wanita muda itu benar-benar cantik dan mempersona. Terlihat Anggun, tetapi energik.“Aku benar-benar tidak ingin datang kemari,” ucap Keyla ketika pintu mobil dibuka.“Jangan menjauh dariku. Tangan kita harus terus berpegangan.” Kai menggengam tangan Keyla. Menyatukan jari-jari mereka.“Hhhh!” Keyla menghembuskan napas dengan kasar.“Apa harus begitu?” tanya Kai.“Ya. Ini benar-benar berat,” jawab Keyla tanpa ragu.“Gadis ini.” Kai tersenyum.Keyla dan Kai turun bersama dari mobil. Mereka langsung menarik perhatian semua orang yang hampir tidak lagi mengenal Keyla dengan rambut barunya.“Siapa wanita itu? Wajahnya tidak asing,” ucap para tamu undangan.“Apa perempuan baru yang menjadi pendamping Tuan Kai?” Ada begitu banyak pertanyaan dan Keyla menjadi pusat perhatian.“Eh, bukankah itu si penerjemah yang pernah

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 80 Hadiah Mewah

    Kai memberikan undangan kepada Keyla. Pria itu sangat ingin memamerkan gadisnya kepada semua orang bahwa dirinya sudah menikah.“Apa ini?” tanya Keyla.“Undangan pesta di perusahaan Yasmin,” jawab Kai.“Apa Anda mau datang?” Keyla membuka undangan.“Aku harus datang karena ada kerja sama dan juga pembatalan perjanjian pertunangan dengannya,” jelas Kai. “Okay.” Keyla meletakkan undangan di atas meja.“Kamu akan ikut denganku,” tegas Kai memperhatikan Keyla.“Aku tidak mau,” tolak Keyla tanpa ragu.“Kenapa?” tanya Kai.“Apa Anda lupa bahwa aku pernah dibius dan diculik?” Keyla menatap Kai. “Itu kesalahanku yang tidak akan terulang lagi. Kamu harus selalu berada di sisiku.” Kai memegang tangan Keyla.“Aku tidak mau,” tegas Keyla menarik tangannya. “Key, aku butuh kehadiran kamu di pesta itu.” Kai menatap Keyla. “Sekali ini saja. Apa bisa?” tanya Kai.“Aku tidak mau.” Keyla masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Dia benar-benar trauma dengan pesta.“Keyla, kamu adalah alasanku menola

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 79 Menahan Gairah

    Helikopter mendarat di atam rumah utama. Keyla dan Kai turun bersama. Keduanya langsung menuju villa kaca.“Bersihkan diri kamu!” perintah Kai.“Hah!” Keyla bingung. Dia tidak merasa kotor.“Pria itu memeluk kamu. Buang semua pakaian ini.” Kai melihat Keyla dari atas hingga bawah. “Setelah itu obati luka,” tegas Kai. “Baiklah.” Keyla pergi ke kamarnya.“Aku sangat ingin menghancurkan Chen, tetapi tidak bisa karena pria itu memiliki anak kecil yang disayang Keyla. Aku tidak mau istriku membenciku.” Kai masuk ke kamar mandi.“Aaah. Sakit juga gigitan anak kecil ini.” Kai membersihkan diri.Keyla keluar dari kamar dan melihat Kai yang sudah duduk di ruang tengah. Ada kotak obat yang terbuka di atas meja.“Duduklah!” perintah Kai.“Mm.” Keyla yang mengenakan dress putih duduk di samping Kai.“Aku lihat.” Kai menarik tangan Keyla dan melihat luka bekas borgol.“Nakal,” ucap Kai mengobati luka Keyla.“Kamu juga terluka.” Keyla menyentuh pipi Kai yang sedikit bengkak.“Sedikit saja. Pria it

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 78 Memperebutkan Keyla

    “Keyla, rambut pendek ini membuat kamu semakin seksi.” Chen memegang leher Keyla yang jenjang dan terlihat jelas karena rambut yang sudah dipotong di atas pundak.“Tuan, aku mohon. Lepaskan aku!” Keyla berusaha beranjak dari perlukan Chen. Satu tangan pria itu menahan di pinggang dan tangan lain pada leher Keyla. Wajah mereka benar-benar sangat dekat. Hidung yang mancung hampir bersentuhan. Hembusan napas hangat dapat dirasakan dari mulut yang terbuka.“Aku sudah jatuh cinta pada kamu, Keyla. Jangan tolak aku.” Chen akan mencium bibir Keyla, tetapi terhenti karena angin kencang yang tiba-tiba datang.“Hah!” Keyla dan Chen terkejut. Tirai dan tabir putih melayang. Dedauan berterbangan. “Siapa yang datang?” Chen melihat sebuah helicopter mendarat di atap.Kai turun dari helicopter dan matanya langsung melihat pada Chen yang memeluk Keyla. Wajah dan mata pria itu langsung merah. Dia mengepalkan tangan karena marah.“Keyla!” teriak Kai menarik tangan Keyla dengan kuat sehingga terlepas da

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 77 Pesona Pria Dewasa

    Kai duduk di balik computer. Dia masih mencari lokasi Keyla. Pria itu hampir menggila karena kehilangan istri tercinta.“Kenapa Keyla sangat suka hilang? Kenapa gadis ini selalu jadi korban penculikan?” Kai menatap tajam pada Yibo.“Tuan. Lokasi terakhir di villa milik Chen sebelum gelang kaki dibuang.” Yibo mempelihatkan titik rekaman perjalanan gps dari gelang kaki Keyla.“Chen! Hancurkan perusahaan pria itu! Dia berani menculik istriku,” tegas Kai.“Tuan Chen tidak tahu bahwa Anda dan Non Keyla sudah menikah,” ucap Yibo.“Non Keyla saja tidak tahu,” gumam Yibo.“Diam,” bentak Kai kesal. Dia tidak sedang ingin bercanda. Pria itu takut istrinya disentuh pria lain.“Dengar, Yi. Keyla masih perawan. Aku saja belum berani menyentuhnya,” tegas Kai. “Apa?” Yibo terkejut.“Apa Anda tidak normal?” tanya Yibo.“Aku sangat normal, Yi. Aku sudah hampir gila menahan diri untuk tidak memakannya.” Kai menarik kerah kemeja Yibo.“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lusi.“Bagaimana kabar perusahaan Ch

  • Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan   Bab 76 Kegelisahan

    Keyla membuka mata dan melihat Bao yang memeluknya. Gadis itu cukup bingung dan senang.“Bao.” Keyla tersenyum dan menyentuh pipi Bao yang merah.“Bagaimana aku bisa di sini?” Keyla memperhatikan sekeliling.“Bukankah terakhir kali di ruangan Ibu Rena?” Keyla memindahkan tangan Bao dan dia duduk.“Ini di mana?” Keyla turun dari tempat tidur dan membuka gorden.“Pohon? Tidak ada hutan yang lebat seperti ini di kota.” Keyla masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi adalah cara terbaik untuk menenangkan diri dan mendapatkan kesegaran jiwa serta raganya. Dingin dan sejuknya air benar-benar memberikan kenyamanan.Keyla keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Gadis itu benar-benar merasa aman karena ada Bao dan masih berpikir bahwa Chen adalah pria yang baik tanpa ada maunya.“Bao.” Keyla terkejut karena Bao sudah tidak ada di tempat tidur.“Kamu sudah bangun,” ucap Chen yang duduk di sofa. Pria itu sudah rapi dengan kemeja lengkap dengan jas hitam dan celana panjan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status