Keyla kembali ke ruangan Nyonya Bay. Dia menyerahkan cek yang diberikan Kai.
“Nyonya Bay. Ini bayaran yang diberikan oleh Tuan Kai.” Keyla meletakkan cek di atas meja.“Wah. Sangat tinggi.” Nyonya Bay mengambil cek dan melihat angka yang tertulis di kertas dengan nol yang cukup banyak.
“Ini bayaran kamu, Key. Tuan Kai sudah memberi bagianku.” Nyonya Bay mengembalikan cek kepada Keyla.
“Apa ini semua untukku?” tanya Keyla tidak percaya dengan bayaran yang didapatkannya. Uang itu sangat banyak. Dia hanya bekerja sebagai penerjemah dalam beberapa jam saja.
“Simpanlah untuk keperluan kamu. Kamu boleh pulang,” ucap Nyonya Bay. “Terima kasih, Nyonya.” Keyla kembali ke kamar Mey. Dia berganti pakaian.“Mey masih bekerja.” Keyla mengirim pesan kepada Mey. Dia pamit pulang lebih dulu karena harus mengejar bus malam.
Kai memeriksa data Keyla. Tidak ada alamat di Tiongkok. Semua masih data Indonesia.
“Di mana dia tinggal?” tanya Kai pada Yibo. “Saya akan mencarinya,” jawab Yibo.“Dia bahkan menguasai banyak bahasa asing.” Kai melihat berkas milik Keyla.
“Ya, Tuan. Sangat langka ada orang yang mampu berbicara dengan fasih dalam beberapa Bahasa asing sekaligus,” jelas Yibo.“Di mana kamu akan menjemputnya besok?” tanya Kai dan Yibo tidak menjawab karena pria itu belum memiliki jawaban yang tepat.
“Apa kamu tidak bertanya padanya?” Kai menatap Yibo.
“Nona Mey. Kalian adalah teman. Apa kamu tahu di mana rumahnya?” tanya Yibo pada Mey.
“Kami baru bertemu hari ini,” jawab Mey gugup.
“Cari lebih detail tentang gadis ini!” perintah Kai.
“Tuan, Nona Key menolak datang ke perusahaan,” ucap Yibo dengan hati-hati.
“Apa?” Kai menatap tajam pada Yibo. “Apa kamu harus melaporkan ini padaku?” tanya Kai.“Saya akan membawa gadis itu kembali kepada Anda.” Yibo keluar dari ruangan.
“Gadis bodoh! Ada banyak orang yang mau bekerja di perusahaanku dan dia menolaknya.” Kai tersenyum sinis. “Kenapa Key menolak tawaran dari Tuan Kai?” tanya Mey di dalam hati.Yibo benar-benar sibuk. Dia kembali ke ruangan Nyonya Bay dan bertemu dengan Lusi.
“Yi, kamu mau kemana?” tanya Lusi. “Mencari Nona Key,” jawab Yibo.“Gadis manis itu sudah pulang. Dia benar-benar menggemaskan. Aku suka,” ucap Lusi.
“Dapatkan alamatnya! Tuan Kai menginginkan gadis itu,” tegas Yibo.
“Apa?” Lusi terkejut. Dia tidak percaya Kai akan menerima gadis itu dengan mudah. “Kamu tidak usah bercanda. Aku rasa gadis itu masih seorang pelajar. Tidak mungkin Tuan Kai menginginkan anak kecil.” Lusi tersenyum.“Apa yang kamu pikirkan. Tuan Kai membutuhkan dia sebagai penerjemah,” jelas Yibo.
“Oh. Tidak ada data pribadi yang menjelaskan alamat dan tempat sekolah dia. Aku sudah memeriksa dan bertanya pada Nyonya Bay,” jelas Lusi.
“Aku harus membawanya ke perusahaan karena besok akan ada tamu dari luar. Rekan bisnis Tuan Ortega.” Yino kembali ke tempat Kai.“What!” Lusi segera membuka ponsel untuk memeriksa jadwal Kai.
Keyla berlari mengejar bus. Dia melompat dengan cepat. Duduk di pinggir jendela dan melihat jam di pergelangan tangan kiri.
“Pukul sebelas.” Keyla memejamkan mata. Dia sangat mengantuk.Satu jam dalam perjalanan dengan bus umum. Dia tiba di persimpangan tepat pukul dua belas malam. Keyla berjalan cepat menyusuri hutan bambu menuju istana mewah milik Kai.
“Hah! Kakiku sakit karena berlari.” Keyla duduk di tepi kasur. Dia memijit kakinya yang lelah karena berjalan cukup jauh dari simpang ke rumah.Keyla mencuci muka, menggodok gigi dan membersihkan tubuhnya. Dia berganti pakaian dan segera tidur dengan senyuman bahagia karena mendapatkan uang yang cukup banyak dengan menjadi penerjemah.
“Besok, aku akan memindahkan uang ke rekeningku.” Keyla memejamkan mata.
Keyla sarapan lebih awal. Dia masih harus mengejar bus ke kampus. Ketika langit masih gelap. Gadis itu sudah berjalan menyusuri aspal milik Kai.
“Tunggu di sini saja. Kakiku lelah berjalan lagi.” Keyla duduk di pembatas jalan sambil membaca buku Bahasa asing.
“Tin tin.” Bus berwarna hijau berhenti di depan Keyla. Gadis itu sudah menjadi langganan Bus hijau.
“Selamat pagi, Key.” Sopir menyapa Keyla dengan ramah. “Pagi, Paman.” Keyla duduk di kursinya. Dia memperhatikan jalanan hingga bus sampai tujuan. “Kita sampai,” ucap sopir berhenti di depan halte. “Terima kasih.” Keyla harus berjalan kaki lagi untuk tiba di kampus. “Nona Key.” Yibo berdiri di depan Keyla. Dia sengaja menunggu Keyla di halte Bus di mana gadis itu pulang tadi malam.“Tuan Yibo.” Keyla mundur.
“Silakan masuk ke mobil.” Yibo menunjukkan pintu mobil yang sudah terbuka.“Saya tidak mau bekerja di perusahaan Anda,” tegas Keyla menolak.
“Anda mau masuk sendiri ke dalam mobil atau saya paksa,” tegas Yibo.
“Aku mau ke kampus.” Langkah kaki Keyla terhenti. Dia benar-benar kebingungan.“Kamu kuliah di mana? Saya akan meminta izin.” Yibo melihat sekeliling.
“Aku ikut.” Keyla masuk ke dalam mobil. Dia tidak ingin Yibo tahu tempat kuliahnya. Gadis itu duduk diam di samping Yibo.
Yibo membawa Keyla ke perusahaan Kai. Dia mempersilakan gadis itu menunggu di ruangan tamu sang majikan.
“Tuan Kai akan datang satu jam lagi. Lusi akan menemani kamu.” Yibo keluar dari ruang tamu.“Halo, Key.” Lusi masuk ke ruangan. Dia melihat wajah cemberut Keyla yang terpaksa ikut ke perusahaan Kai.
“Kenapa gadis kecil cemberut?” Lusi memegang dagu Keyla.
“Aku tidak mau bekerja di sini. Kenapa kalian menculikku?” tanya Keyla menatap Lusi.
“Sayang, kamu harus bangga bisa diterima bekerja di sini tanpa seleksi dan dipilih langsunng oleh Tuan Kai. Ini benar-benar langka.” Lusi menuangkan teh untuk Keyla.
“Aku tidak bisa bekerja di jam kuliah. Aku harus mempertahankan beasiswaku.” Keyla berdiri.
“Tidak perlu khawatir gadis manis. Tuan Kai akan mengurus semuanya.” Lusi menarik tangan Keyla untuk kembali duduk.
“Hm. Ayo kita ganti pakaian. Ini terlalu sederhana.” Lusi berdiri.“Tidak. Terima kasih,” tolak Keyla melihat ke arah pintu. Dia melihat pria tinggi dengan setelan jas biru navy.
“Kamu akan mendampingiku bertemu dengan para kolega dari beberapa negara.” Kai berjalan masuk ke dalam ruangan bersama dengan Yibo.“Apa bayaran semalam masih kurang? Bukankah kamu sangat membutuhkan uang?” tanya Kai duduk di sofa tunggal menghadap Keyla.
“Aku hanya bekerja paruh waktu di malam hari dan dari pagi hingga sore aku kuliah,” jelas Keyla tanpa ragu.
“Kamu kuliah di mana dan jurusan apa? Kami akan mengurusnya,” ucap Yibo dan Keyla terdiam. “Bawa dia pergi dan ubah penampilannya menjadi lebih menarik. Aku tidak suka melihatnya. Seperti gadis desa yang kumuh.,” ucap Kai mengibaskan tangannya. “Apa?” Keyla sangat kesal. Dia mengepalkan tangan menahan amarah. “Orang kaya benar-benar sangat suka menghina.” Keyla menatap Kai. “Ayo, Key.” Lusi membawa Keyla keluar dari ruangan Kai. “Tamu akan segera datang dalam dua jam. Mereka mau melihat langsung perusahaan kita dan berkeliling. Kita hanya butuh satu orang saja untuk menjadi penerjemah karena gadis itu menguasai banyak Bahasa,” jelas Yibo. “Ya. Aku tidak mau terlalu banyak orang,” ucap Kai memakai kacamatanya. Dia mulai menatap layar laptop. “Sikap kasar Anda pada gadis itu membuatnya akan semakin menolak,” ucap Yibo di dalam hati.Keyla menghubungi Nyonya Bai dan menjelaskan keadaannya. Dia tidak bisa bekerja karena harus fokus ujian. Gadis itu diwajibkan mendapatkan nilai tertinggi oleh para dosen untuk mempertahankan beasiswa dan mendapatkan biaya kehidupan selama kuliah.“Beruntung sekali, Nyonya Bai mengerti.” Keyla tersenyum. Gadis itu memilih terus berada di perpustakaan kampus untuk belajar. Dia pulang ke rumah hanya untuk makan malam dan tidur.Kai benar-benar tidak bisa melupakan pesona Keyla. Dia menerima banyak pesan dan panggilan dari kolega yang meminta Keyla menjadi karyawan mereka.“Tuan, pesona Nona Keyla luar biasa. Para pengusaha luar negeri sampai memintanya kepada Anda.” Yibo pun tidak luput dari terror pesan dan panggilan.“Gadis itu bahkan tidak tertarik bekerja di perusahaan ku,” ucap Kai tampak kesal.“Mungkin dia belum mengenal Anda.” Yibo tersenyum.“Benar. Itu karena dia dari Indonesia. Jika dia sudah mengenalku. Pasti gadis itu pun sama dengan wanita lain. Berusaha naik ke ranjangku
Kai melepaskan sabuk pengaman. Dia bisa mencium aroma harum segar rambut Keyla. Pria itu memperhatikan wajah cantik dengan mata yang masih terpejam.“Rambutnya harum sekali.” Kai turun dari mobil dan membuka pintu untuk Keyla.“Turunlah! Apa aku harus menggendong kamu lagi?” tanya Kai.Keyla membuka mata. Dia menatap tajam pada Kai dengan wajah cemberut. Gadis muda itu benar-benar ketakutan. Kakinya terasa lemas.“Kenapa?” tanya Kai memperhatikan Keyla. Jari-jari tangan gadis itu gemetar.“Kakiku lemas,” jawab Keyla.“Penakut.” Kai segera menggendong Keyla. Dia membawa gadis itu masuk dari pintu belakang dan naik dengan lift khusus sehingga tidak ada yang melihat mereka.“Tuan Kai.” Yibo terkejut melihat Kai menggendong Keyla.“Menyusahkan!” bentak Kai menghempas tubuh Keyla ke sofa.“Aaah!” Keyla terkejut.“Gadis ini benar-benar cantik.” Yibo melihat Keyla yang tampak kesal. Gadis itu sangat ingin mengungkapkan isi hatinya dengan amarah karena dipaksa oleh Kai.“Jangan membuatku rugi
Lusi membawa Keyla ke tempat parkir mobil. Wanita itu membuka pintu untuk gadis kecil.“Kita mau kemana?” tanya Keyla.“Membeli baju dan perawatan. Kita pancarkan kecantikan yang kamu miliki agar Tuan Kai terpesona pada kamu.” Lusi tersenyum.“Aku tidak sedang tebar pesona,” tegas Keyla.“Aku tahu, Sayang. Ayo masuklah!” Lusi mendorong tubuh Keyla masuk ke dalam mobil.“Apa aku bisa lari?” tanya Keyla pada dirinya sendiri.“Kenapa mereka harus memaksaku?” Keyla duduk di samping Lusi yang menjadi sopir.“Butiknya tidak jauh dari sini.” Lusi mengendarai mobil menuju pusat perbelanjaan kota. Di mana semua tersedia dengan lengkap sesuai keinginan konsumen.“Kita sampai. Mall ini milik Tuan Kai. Kamu bebas mengambil apa pun.” Lusi memperlihatkan kartu kepemilikan Kai yang dibawanya.“Hhh.” Keyla benar-benar tidak tertarik untuk masuk ke dalam mall mewah karena dia tidak pantas berada di sana.“Kenapa?” Lusi melihat Keyla yang masih berdiri di depan pintu.“Mereka akan mengusirku,” ucap Key
Keyla kembali ke ruangan Nyonya Bay. Dia menyerahkan cek yang diberikan Kai.“Nyonya Bay. Ini bayaran yang diberikan oleh Tuan Kai.” Keyla meletakkan cek di atas meja.“Wah. Sangat tinggi.” Nyonya Bay mengambil cek dan melihat angka yang tertulis di kertas dengan nol yang cukup banyak.“Ini bayaran kamu, Key. Tuan Kai sudah memberi bagianku.” Nyonya Bay mengembalikan cek kepada Keyla.“Apa ini semua untukku?” tanya Keyla tidak percaya dengan bayaran yang didapatkannya. Uang itu sangat banyak. Dia hanya bekerja sebagai penerjemah dalam beberapa jam saja.“Simpanlah untuk keperluan kamu. Kamu boleh pulang,” ucap Nyonya Bay.“Terima kasih, Nyonya.” Keyla kembali ke kamar Mey. Dia berganti pakaian.“Mey masih bekerja.” Keyla mengirim pesan kepada Mey. Dia pamit pulang lebih dulu karena harus mengejar bus malam.Kai memeriksa data Keyla. Tidak ada alamat di Tiongkok. Semua masih data Indonesia.“Di mana dia tinggal?” tanya Kai pada Yibo.“Saya akan mencarinya,” jawab Yibo.“Dia bahkan meng
Mey sangat ketakutan. Dia membawa Keyla kembali ke ruangan manager. Gadis itu harus melaporkan kejadian di ruangan VIP.“Nyonya.” Mey menarik tangan Keyla masuk ke dalam ruangan Nyonya Bai.“Ada apa?” tanya Bai melihat pada Keyla yang basah.“Keyla diusir dari ruangan VIP,” jawab Mey dengan tetap memegang tangan Keyla yang hanya menunduk saja karena merasa bersalah.“Kenapa?” Bai menatap pada Keyla.“Tamu itu adalah Tuan Kai,” ucap Mey.“Maaf, Nyonya.” Wajah Keyla terlihat pucat.“Aku lupa malam ini kamu melayani Tuan Kai.” Bay khawatir.“Permisi.” Yibo mengetuk pintu ruangan Nyonya Bay.“Gawat. Apa mereka akan menghukum gadis kecil ini?” Nyonya Bai benar-benar khawatir dengan nasib Keyla yang baru mau bekerja.“Silakan masuk, Tuan Yi. Kalian pergilah,” ucap Bay pada Keyla dan Mey.“Baik, Nyonya.” Mey dan Keyla segera pergi dari ruangan Nyonya Bay.“Apa yang Anda butuhkan, Tuan Yi?” tanya Nyonya Bai tersenyum ramah.“Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan Keyla. Dia masih baru bek
Keyla mengurus dirinya sendiri dan berusaha tidak terlihat oleh majikan sang ibu. Dia mencari informasi tentang kampus yang telah menerimanya. Gadis cerdas itu tidak kesulitan untuk diterima di universitas ternama. Baru beberapa bulan kuliah sudah mendapatkan prestasi yang membanggakan.“Aku harus mendapatkan pekerjaan paruh waktu seperti menjadi guru private atau bekerja di café agar tidak meminta uang kepada ibu.” Keyla membuka laptop dan mencari informasi tentang pekerjaan paruh waktu yang bisa dikerjakan oleh seorang mahasiswi.“Aku menguasai beberapa Bahasa asing dan ini akan sangat berguna.” Keyla mengirim lamaran secara online. Gadis itu menampilkan kelebihan dan prestasi yang dimilikinya.“Selesai. Aku akan menunggu panggilan kerja.” Keyla menghempaskan tubuh di atas kasur dan tersenyum penuh keyakinan.Ponsel Keyla berdering. Dia mendapatkan panggilan untuk interview di sebuah club malam.“Halo,” salam Keyla segera duduk.“Apa dengan Nona Keyla?” tanya wanita di seberang.“Ya