Share

Bab 18

Hari-hari telah di lewati Kiara tanpa pekerjaan yang biasa ia kerjakan, semua sudah ia ceritakan kepada ibu dan ayahnya, mereka pun mengerti ya walaupun kedua orang tuanya tidak terima dengan alasan anaknya di pecat karena masalah seperti itu, tapi mau bagaimana lagi mereka tidak mau memperpanjang masalah dengan sebuah masalah.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Kiara masih belum mendapatkan pekerjaan walaupun ia sudah melamar kemana-mana tapi belum ada yang memanggil nya untuk bekerja. Kuliah yang Kiara jalani masih ia jalani karena orang tuanya bilang sangat sayang jika Kiara harus berhenti kuliah.

Kiara pun menuruti perkataan ibu dan ayahnya untuk terus kuliah walaupun biaya sekarang menggunakan uang ayahnya sementara, berebutan dengan biaya sekolah sang adik. Kiara pun berjanji akan mengganti uang orang tua nya nanti setelah ia bekerja. Karena Kiara berniat dari awal ingin membiayai kuliahnya sendiri.

"Sore Kiara..." Sapa Wina salah satu sahabat nya, ia menyapa Kiara yang sedang diam melamun di bawah pohon depan kelas di kampus nya.

"Sore juga Win." Jawabnya malas.

"Kenapa sih bengong terus dari tadi diam begitu lagi ada masalah? Cerita dong siapa tahu gue bisa bantu." Tanya Wina penasaran.

"Aku lagi bingung Win pekerjaan belum dapat padahal lamaran udah aku lamar kemana-mana tapi masih aja belum ada panggilan, sedangkan biaya kuliah harus ada." jawab Kiara pilu.

Wina memang sudah tahu sahabatnya itu sudah tidak bekerja ia pun belum bisa membantu kesusahan Kiara karena ia pun kuliah dari biaya ia bekerja sebagai pelayan mini market, sama halnya dengan Kiara, Wina pun kuliah dengan sambil bekerja karena ia ingin merubah nasibnya menjadi lebih baik nantinya.

"Ini buat kamu Win!" Menyodorkan sebuah minuman berupa jus yang ia buat dengan tangan nya sendiri.

"Ih makasih banget lho tahu banget kalau gue lagi haus plus lapar hihi." Wina pun menerima dan meminum jus itu dengan senang hati, setidaknya minum jus buah sedikit mengganjal perut lapar saat ia tak sempat makan.

"Iya sama-sama Win abisin kalau kamu suka kalau enggak suka buang aja." Ucap Kiara dengan datar.

"Kenapa mesti di buang segala ini enak kok, enak banget malahan ini elu yang buat Kiara!" Seru Wina memuji jus yang di buat Kiara itu saat setelah meminum sampai tandas.

"Enak karena kamu lagi kehausan dan kelaparan jadi yang masuk di perut terasa enak." Balas Kiara tak percaya.

"Elu enggak percaya sama gue, ini enak bukan karena gue haus tapi ini memang rasanya enak tahu." Ucap Wina meyakinkan.

"Iya dah terserah kamu aja." Jawab nya malas.

Di saat mereka tengah asyik menikmati minuman nya. "Aha..." Wina mendapatkan ide dan menepuk bahu Kiara sampai Kiara tersedak saat ia minum jusnya.

Uhuk... "Apa sih kamu, lihat tuh baju aku jadi basah Win!" Ucapnya kesal sambil mengelap baju nya dengan tisu.

"Sorry..." lirih nya. "Gue enggak sengaja Kiara, eh tapi gue dapat ide bagus Kia, gimana kalau elu bikin usaha minuman aja, bikin jus gitu atau minuman yang di mix, elu kan suka bantuin bikin minuman kan waktu elu kerja di hotel?" tanya nya antusias.

Kiara berpikir sejenak, "Boleh juga tuh ide kamu, bisa-bisa aku nanti pikirin deh, makasih ya..." Ucapnya senang. "Eh tapi... aku jualan dimana Win? Masa iya aku jualan di rumah paling yang beli 1 atau 2 orang aja." Merasa pesimis.

Wina mengetuk-ngetuk jari nya pada bibir sambil berpikir." Ah gimana kalau elu jualan di depan mini market tempat gue kerja, nanti gue minta ijin sama si bos, di dekat kerja gue kan belum ada yang jualan minuman, gimana?" Tanyanya antusias.

"Wah boleh tuh Win makasih ya udah mau bantuin aku, kamu the best deh hehe." Seru Kiara bahagia.

*

*

*

Setelah mendapatkan ijin dari bos nya Wina, Kiara pun akhirnya membuka usaha berjualan minuman di depan mini market yang tidak jauh dari rumahnya.

Hari berganti menjadi minggu, bulan berganti menjadi tahun, Kiara masih menjalankan usaha berjualan nya, memang awalnya pembeli bisa di hitung dengan jari tapi lama kelamaan usaha nya cukup laris, ya lumayan untuk ia membiayai kuliahnya sendiri dari hasil penjualannya itu.

Ada beberapa panggilan lamaran kerja yang memanggil nya namun ia tidak menerima nya karena tidak sesuai dengan jadwal kuliahnya. Kiara lebih memilih menjalankan usaha minuman nya sampai ia benar-benar lulus kuliah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status