Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 138. Di bawah kaki gunung

Share

138. Di bawah kaki gunung

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-28 21:30:11

Tiga bulan kemudian.

Rumah sederhana itu berada di bawah kaki gunung, hanya memiliki dua kamar tidur, dapur kecil, ruang tamu yang digunakan juga sebagai ruang keluarga ada halaman belakang yang ditanami berbagai sayuran dan buah juga halaman kecil yang ditanami beberapa bunga untuk mereka bersantai di sore hari. Kehidupan sederhana ini telah diimpikan oleh pria itu untuk waktu yang lama, sekarang telah terwujud setelah bencana besar dan sedikit ada beberapa keadaan yang tidak menyenangkan namun pria itu masih berlapang dada menerimanya.

Makky membantu menggunakan syal pada perempuan yang duduk di atas kursi roda itu. "Pagi ini lebih dingin daripada kemarin," ujar Makky pada Laiba. "Aku akan memetik beberapa tomat juga sayur pagoda untuk kita sarapan."

Makky mendorong kursi roda itu ke halaman belakang dan Makky membawa keranjang kecil untuk wadah sayuran mereka. "Ini sayur pagoda pertama kita, tidak buruk ternyata aku berbakat dalam bertani juga," ujar Makky tersenyum lebar pada L
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    138. Di bawah kaki gunung

    Tiga bulan kemudian. Rumah sederhana itu berada di bawah kaki gunung, hanya memiliki dua kamar tidur, dapur kecil, ruang tamu yang digunakan juga sebagai ruang keluarga ada halaman belakang yang ditanami berbagai sayuran dan buah juga halaman kecil yang ditanami beberapa bunga untuk mereka bersantai di sore hari. Kehidupan sederhana ini telah diimpikan oleh pria itu untuk waktu yang lama, sekarang telah terwujud setelah bencana besar dan sedikit ada beberapa keadaan yang tidak menyenangkan namun pria itu masih berlapang dada menerimanya. Makky membantu menggunakan syal pada perempuan yang duduk di atas kursi roda itu. "Pagi ini lebih dingin daripada kemarin," ujar Makky pada Laiba. "Aku akan memetik beberapa tomat juga sayur pagoda untuk kita sarapan." Makky mendorong kursi roda itu ke halaman belakang dan Makky membawa keranjang kecil untuk wadah sayuran mereka. "Ini sayur pagoda pertama kita, tidak buruk ternyata aku berbakat dalam bertani juga," ujar Makky tersenyum lebar pada L

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    137. Afasia

    Suara ledakan terdengar begitu keras dari dasar jurang membakar habis mobil itu, truk dan mobil bak terbuka telah lama pergi meninggalkan orang-orang yang masih terkejut di sana, Makky tidak peduli dengan mobilnya yang jatuh ke jurang dan meledak apalagi pada dua kendaraan yang mengakibatkan kecelakaan itu pandangannya hanya tertuju sosok perempuan yang bersimbah darah di tanah. Hati Makky seperti tercabik-cabik melihat kecelakaan ini di depan matanya sedangkan dirinya hanya membeku di tempatnya tanpa sanggup melakukan apapun, Makky segera membawa tubuh bersimbah darah itu ke pelukannya sambil terus memanggil nama perempuan itu. "Aku masih ada di sini," ujar Laiba pelan. "Maafkan aku, maafkan aku," sahut Makky menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan ini. "Aku tidak akan pergi meninggalkanmu," ucap Laiba lagi tapi di detik selanjutnya perempuan itu memuntahkan seteguk darah yang membuat Makky begitu ketakutan. "Laiba, Laiba bertahanlah." Perempuan itu tidak menyahut lagi dan m

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    136. Jangan pernah tinggalkan aku

    Laiba menutup matanya membiarkan angin terus menghantam tubuhnya tapi pikirannya berkelana jauh mengingat bertahun-tahun lalu ketika pertama kali Makky mengulurkan tangannya untuk memungutnya di jalan, bagaimana pria itu dengan wajah dinginnya terus ada untuknya ucapannya kasar tapi hatinya sangat lembut. Selama bertahun-tahun Makky menjadi satu-satunya tempat bersandar untuknya tanpa banyak drama dan keluhan pria itu menjadi donatur sekaligus penyelamatnya, hingga sampai di titik Makky ikut hancur bersamanya yang tidak memiliki semangat hidup lagi."Aku sudah lelah dan muak pada diriku sendiri." Setiap hari pria itu merawatnya tanpa mengeluh namun Laiba sudah hampir menyerah dengan dirinya, terlalu lelah dan tidak ingin membebani Makky lagi. "Makky aku tidak sanggup lagi seperti ini terus, aku tidak ingin membebani mu sepanjang hidupku, biarkan aku pergi."Laiba mencoba tersenyum untuk terakhir kalinya dengan matanya yang penuh dengan air mata. Kaki Laiba sudah akan melangkah ke teb

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    135. Aku malu pada diriku sendiri

    "Aku tidak bisa," ujar Makky pada ponselnya. "Bantu cari cara agar aku tidak perlu hadir ke acara itu, jika tempat acaranya ada di sini masih akan aku usahakan datang tapi itu di luar kota meskipun dekat tetap saja aku tidak bisa, mana mungkin meninggalkan Laiba sendirian di rumah."Makky diam menunggu pihak lain bicara, mencoba membujuk juga mengatakan betapa pentingnya acara ini dan Makky harus hadir."Aku sudah memutuskan untuk tidak datang! Katakan saja pada tuan besar jika aku sedang sakit."" ... ""Aku tidak peduli jika sering menggunakan alasan sakit diberbagai kesempatan. Jika perlu aku akan membuat keterangan sakit jika dibutuhkan."Makky masih terus berdebat dengan Bram di ponsel tidak menyadari jika Laiba sudah memperhatikannya dari pintu kamar sejak tadi, baru ketika Makky memutuskan panggilan itu secara sepihak pria itu menyadari keberadaan Laiba dan sedikit terkejut setelah sadar jika perempuan itu sejak awal terus memperhatikan dirinya."Kamu bangun? Butuh sesuatu?" Ma

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    134. Lamaran berdatangan

    Sepanjang mereka hidup bersama, Bram tidak pernah sekalipun melihat Makky seperti ini, bahkan pernah pria itu berdarah-darah saudaranya itu hanya akan merintih lirih menahan sakit tidak menunjuk kelemahannya, air matanya tidak pernah jatuh untuk apapun tapi malam itu mata Bram seperti terbuka mendapati fakta ini. Yang dapat dilakukan oleh Bram hanya terus membuntuti saudaranya dalam diam tidak berani menunjukkan dirinya. Pria itu nampak sangat terpukul dengan penampilan yang sangat memprihatikan.Bram yang terus mengawasinya dari jauh tidak tega melihat situasi ini akan tetapi juga tidak bisa berbuat apa-apa yang dilakukannya hanya membantu saudaranya itu dari balik layar, semua urusannya di tanggung oleh Bram meskipun Bram juga sangat terpukul melihat keadaan Laiba tapi setidaknya otaknya masih bisa berfungsi dengan baik tidak seperti Makky yang seperti zombie.Bram mengira setelah keluar dari rumah sakit perempuan itu telah sembuh dan kembali ke kehidupannya yang sebelumnya, kabar b

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    133. Pria penuh rahasia dan luka

    Makky berdiri di samping sambil menyilangkan tangannya membiarkan Namu memeriksa kondisi Laiba tentu saja Makky memberikan rekam medis pasien apa saja yang pernah dialaminya. Namu terkejut juga gugup tapi di bawah pengawasan Makky dokter muda itu tidak bisa untuk tidak segera bertindak. Namu perlahan duduk di samping Laiba dan memeriksanya."Lama tidak bertemu," sapa Namu pelan.Dengan mata sayu Laiba menjawabnya dengan sebuah gumaman samar namun Laiba sama sekali tidak mau memandang dokter yang sedang memeriksa itu.Namu tentu tahu jika Laiba akan menikah dengan Dedalu namun Namu belum tahu jika pernikahannya telah dibatalkan, ada sedikit kesimpulan liar ketika melihat Laiba ada di tempat Makky dalam kondisi seperti ini. Namun untuk sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mencampuri urusan pribadi seseorang yang harus dirawatnya.Dokter muda itu datang dengan persiapan, karena lambung Laiba memiliki masalah yang menolak semua makanan dalam bentuk apapun makanan dengan terpaksa Namu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status