Home / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 26. Hujan tidak akan menyakitiku

Share

26. Hujan tidak akan menyakitiku

Author: Qima
last update Huling Na-update: 2025-06-03 01:01:13

"Apa anak itu masih mengganggumu?" tanya Makky ketika panggilan itu terhubung.

"Tidak, dia sudah pergi."

"Lalu?"

"Aku hanya ingin mendengarkan suaramu." Ketika Laiba mengatakan itu tepat ketika staff itu menyapanya dan Laiba hanya mengangguk pelan sebagai balasan dalam hitungan detik pandangannya bertemu dengan mata milik Dedalu.

"Jangan membuat asam lambungku naik," seru Makky ketika mendengar omong kosong Laiba.

Laiba hanya tertawa kecil sambil terus masuk dan menaiki tangga untuk ke ruangannya karena tidak tahu harus mengatakan apa Laiba teringat tentang Fang dan mengatakan pada Makky jika baru saja melihat pemuda itu bersama dengan laki-laki itu + betapa nyamannya mereka berdua.

"Berapa lama tidak bertemu dengannya?"

"Cukup lama."

"Bagaimana pendapatmu tentang hubungan mereka."

"Tidak ada pendapat. Itu urusan mereka aku punya banyak hal yang harus aku perhatikan."

"Dia sahabatmu."

"Lalu? punya hak apa aku mengatur kehidupannya? Diapun sebenarnya tidak ingin terjerat dalam hubungan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    32. Wanita tanpa latar belakang

    Makky beranjak dengan piring kotor di tangannya dan Bram mengikutinya."Ge ... dia?" Bram masih nampak cemas."Dia baik-baik saja hanya butuh makan dan istirahat.""Benarkah?""Hmmm.""Apa yang dia kerjakan di sini sampai jatuh sakit?""Baru saja pindah begitu sibuk sampai lupa makan.""Pindah? Maksudnya bekerja di sini?""Ya."Bram tersenyum sumringah mendengar fakta itu dan kembali ingin menanyakan pertanyaan lainnya tapi Laiba menolak untuk membuka matanya. Pemuda itu tidak peduli bagaimana Laiba mengacuhkannya yang terpenting bahwa kedepannya mereka akan sering bertemu karena berada di kota yang sama."Bagaimana gege tahu semua ini?" Bram mulai curiga bagaimana gegenya selalu lebih selangkah darinya."Bukankah aku baru saja bertemu dengannya di jalan dan dia sedang kesakitan?"Alasan yang sama lagi bertemu dengan kebetulan tapi anehnya itu selalu masuk di akalnya."Ge, pergilah ke pertemuan klien kita malam ini sangat penting aku yang akan menjaga Laiba di sini, aku berjanji akan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    31. Kebetulan macam apa ini?

    "Hallo tetangga baru," ucapnya begitu dingin dan nampak tidak menyukai hal itu."Bagaimana bisa?" ucap Ayana masih dengan wajah bingungnya, "Bukankah kamu tinggal di Surabaya?""Aku sudah lebih dulu tinggal disini jangan mengatakan dimasa depan jika aku mengikuti kalian."Dedalu sudah kembali dari keterkejutannya pemuda itu memungut kembali paper bag yang dijatuhkan oleh Ayana kemudian menyerahkan kepada Laiba tapi Laiba tidak langsung menerimanya memandangi bingkisan itu kemudian melihat ke arah Ayana."Terimalah, kami sudah menyiapkan juga untuk semua tetangga disini," ucap Ayana dengan raut wajah tidak terlalu senang.Laiba meraih paper bag dari tangan pemuda itu kemudian menutup pintunya sambil menggerutu, "Kebetulan macam apa ini?"Sayup-sayup Laiba mendengar jika Ayana juga menggerutu pada Dedalu, "Bukankah seharusnya kita yang merasa tidak senang karena bertetangga dengannya kenapa dia yang malah marah?"Laiba tidak menghiraukan Ayana maupun Dedalu saat ini yang dibutuhkannya a

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    30. Hallo tetangga baru

    "Masih ada kencan buta lagi?" Laiba ingin tertawa namun masih menahannya mendengar Makky yang malang."Tentu saja sampai aku berhasil, kencan buta ini tidak akan berhenti.""Aku ikut prihatin." Tapi Laiba mengatakannya sambil tersenyum lebar bahkan hampir tertawa. "Lalu wanita seperti apa yang kamu kehendaki?""Yang jelas binatang purba ini tidak menginginkan spesies serangga seperti mereka.""Kenapa pembicaraan kita selalu berkutat tentang hewan?""Bukankah kamu yang mulai?""Bagaimana itu bisa aku?" Laiba tidak terima akan tuduhan itu."Kau.""Kau!""Kau ...." Makky masih bersikukuh."Kamu yang mengatakan jika aku mirip anjing terlantar." Laiba mengeluarkan kartu as miliknya, dirinya masih ingat betul bagaimana Makky menolongnya kala itu karena kasihan melihat keadaannya yang seperti anjing terlantar."Benarkah?" Bahkan ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan kepercayaan sedikitpun."Berhenti. Aku tidak ingin lagi membahas tentang binatang dan sejenisnya, sekarang aku punya dua ha

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    29. Masih ada kencan buta lagi?"

    Laiba sedang duduk sendirian di sebuah restoran bertema outdoor dirinya memiliki janji bertemu dengan seorang klien, wanita itu memainkan daun ginkgo yang terbawa angin hingga jatuh di mejanya, jari jemari itu memutar daun ginkgo berwarna kekuningan itu kemudian mencari darimana datangnya daun itu karena tidak umum ditemukan pohon ginkgo disini karena biasanya hanya ada di Tiongkok, Korea dan Jepang tidak tahu bagaimana caranya orang yang menanam pohon itu dapat tumbuh begitu subur disini.Ketika Laiba sedang memperhatikan pohon besar itu pandangannya tanpa sengaja menemukan pengunjung lain yang duduk tepat di depannya berjarak beberapa meter nampaknya pemuda itu juga baru melihat Laiba mereka berdua saling berpandangan kemudian pemuda itu tersenyum kecil mengatakan beberapa kata pada laki-laki lainnya sebelum menghampiri Laiba."Hallo ... lama tidak bertemu," sapa Fang sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan."Hallo." Laiba menerima sapaan hangat itu. Laiba tidak tahu meng

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    28. Betina dan Binatang purba.

    "Lalu bagaimana Fang bisa mengenal ayah Anthony?""Anthony masih harus berkunjung ke rumah kakek neneknya jadi kadang membawa salah satu dari kami," jawab Makky sambil membuang sisa rokoknya."Kami sudah dari sekolah menengah pertama ikut berkunjung ke rumah kakek neneknya dan tentunya sudah sangat akrab tapi setelah kedua orang tua itu meninggal Anthony tidak lagi pernah pergi ke rumah itu dan juga rumah itu sudah dijual.""Bagaimana dengan ayahnya.""Tentu saja dia pergi semua tugasnya telah selesai tapi kasih sayang laki-laki itu begitu tulus aku dan Fang memiliki nomornya hanya untuk memberikan informasi apa yang dia tanyakan.""Anthony tahu tentang ini?""Jika ayahnya dan Fang tidak bicara tidak ada pihak lain yang tahu kecuali kamu.""Bahkan Bram.""Emm."Laiba terdiam bagaimana dirinya tidak tahu jika Makky adalah orang yang sangat dapat dipercaya dan memegang setiap janjinya."Tapi mengapa kamu memberi tahu aku?""Bukankah kamu seekor betina? Kamu bukan spesies manusia normal.

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    27. Ran dan Alkatiri

    Di awal saja Laiba sudah dibuat terkejut ketika tahu jika jarak mereka bukan 20 tahun melainkan 16 tahun."Mereka masih kelas 10," lanjut Makky dengan suara lirih. Saat ini laki-laki itu hanya mengulang apa yang pernah didengarnya akan tetapi seperti ikut menanggung tanggung jawab dan beban di pundaknya."Bagaimana bisa?" suara Laiba melemah.Kedua orang tua Anthony adalah teman masa kecil sekaligus tetangga rumah mereka sangat dekat, ayahnya bernama Alkatiri sedangkan ibunya Ran. Ibu Alkatiri sudah meninggal dan hanya tinggal bersama ayahnya sedangkan ayahnya sering berlayar meninggalkan putranya sendiri di rumah."Alkatiri, datanglah," panggil ibu Ran yang tidak tega melihat Alkatiri duduk termenung sendiri di depan rumah menunggu kepulangan ayahnya yang tidak pasti kapan datangnya.Hubungan dengan keluarga Ran cukup baik hingga keluarga Ran sering mengundang anak itu untuk makan malam seiring waktu Alkatiri menganggap jika Ran seperti adiknya sendiri dan selalu menjaganya tapi gad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status