Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 32. Wanita tanpa latar belakang

Share

32. Wanita tanpa latar belakang

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 09:54:40

Makky beranjak dengan piring kotor di tangannya dan Bram mengikutinya.

"Ge ... dia?" Bram masih nampak cemas.

"Dia baik-baik saja hanya butuh makan dan istirahat."

"Benarkah?"

"Hmmm."

"Apa yang dia kerjakan di sini sampai jatuh sakit?"

"Baru saja pindah begitu sibuk sampai lupa makan."

"Pindah? Maksudnya bekerja di sini?"

"Ya."

Bram tersenyum sumringah mendengar fakta itu dan kembali ingin menanyakan pertanyaan lainnya tapi Laiba menolak untuk membuka matanya. Pemuda itu tidak peduli bagaimana Laiba mengacuhkannya yang terpenting bahwa kedepannya mereka akan sering bertemu karena berada di kota yang sama.

"Bagaimana gege tahu semua ini?" Bram mulai curiga bagaimana gegenya selalu lebih selangkah darinya.

"Bukankah aku baru saja bertemu dengannya di jalan dan dia sedang kesakitan?"

Alasan yang sama lagi bertemu dengan kebetulan tapi anehnya itu selalu masuk di akalnya.

"Ge, pergilah ke pertemuan klien kita malam ini sangat penting aku yang akan menjaga Laiba di sini, aku berjanji akan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    112. Menjadi orang asing

    Laiba duduk berhadapan dengan ayah Dedalu mereka cukup tenang memainkan permainan itu, jauh lebih tenang daripada biasanya karena laki-laki itu sedikit bicara dan tidak begitu antusias, permainan laki-laki itu juga sedikit buruk."Apakah ayah sakit?" tanya Laiba sambil memperhatikan raut wajah laki-laki di depannya."Tidak," jawab ayah Dedalu."Itu berarti ayah sengaja mengalah dariku, permainanmu begitu buruk hari ini.""Mungkin ayah kelelahan atau ayah sudah lapar saatnya kita makan malam," sahut laki-laki itu mencoba mencairkan suasana, laki-laki itu sedikit canggung karena mengetahui permasalahan yang telah terjadi pada anak-anaknya.Laki-laki itu tertawa canggung Laiba hanya memperhatikan ayah Dedalu yang mencoba menghiburnya."Anak itu sudah bicara padamu?" tanya ayah Dedalu ragu-ragu."Tentang apa?""Kapan kamu siap tinggal bersama kami?""Aku belum memikirkan itu ayah," jawab Laiba sambil tersenyum tipis dan tidak lagi menatap mata laki-laki tua di depannya."Jangan pikirkan a

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    111. Berkompromi dengan keadaan

    Gelas berisi air itu jatuh berserakan di lantai sampai Zumi terkejut bukan main saat Laiba menjatuhkan gelas ketika akan minum."Ada apa?" tanya Zumi pelan pada Laiba yang berdiri menatap lantai yang berantakan karena kecerobohannya.Laiba hanya menggeleng pelan dengan keningnya yang berkerut tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, awalnya Laiba hanya ingin minum namun tiba-tiba tangannya kehilangan kekuatannya sampai tidak bisa menopang beratnya gelas yang hanya beberapa gram."Mungkin kamu kecapean, istirahatlah dulu."Laiba menurut membuat dirinya duduk di kursi namun pandangannya masih tertuju pada lantai yang dikotori olehnya, Zumi segera membersihkan kekacauan ini."Jika tubuhmu masih belum sehat tidak perlu memaksakan untuk pergi bekerja lagipula masih bisa online. Tubuhmu masih digunakan untuk waktu yang lama pekerjaan apapun tidak akan pernah ada habisnya." Zumi terus bicara sambil membersihkan lantai."Aku bosan di rumah sendirian," sahut Laiba pelan sambil memutar kursi

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    110. Berkompromi

    Laiba terpaku di tempatnya begitu juga Dedalu yang ada di belakangnya, dua orang di dalam terkejut melihat seorang wanita berdiri di depan pintu depan wajah yang sulit untuk diartikan, tatapannya sekilas menakutkan namun segera berganti dengan tatapan sendu."Ibu," ucap Dedalu dengan raut berkerut. Segera keluar untuk menemui ibunya namun segera tangannya di tangkis saat akan menyentuh tangan ibunya hal itu membuat Dedalu semakin terkejut.Dedalu tidak menyangka jika ibunya yang sudah pulang kini kembali lagi dan dilihat dari raut wajahnya nampaknya wanita itu sudah mendengar banyak pertengkaran antara dirinya dan Laiba."Jika ponselku tidak tertinggal aku masih akan menjadi orang yang bodoh karena tidak tahu apapun," ujar wanita itu pada putranya.Nada bicara wanita itu tidak enak di dengar namun segera berubah ketika bicara pada Laiba. Laiba merasa sedikit canggung melihat keberadaan calon mertuanya di depannya terlebih sekali wanita itu datang mendekatinya."Laiba," ucapnya pelan d

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    109. Laki-laki tidak bermoral

    Dedalu terbakar cemburu ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana tunangannya bercengkrama penuh tawa bersama dengan laki-laki lain di tempat umum meskipun jarak mereka jauh akan tetapi tetap saja Dedalu tidak bisa untuk tidak cemburu pada laki-laki itu, Laiba bukanlah seseorang yang pengangguran kerap bertemu seorang laki-laki di luar Dedalu masih bisa mentolerir itu karena dirinya juga seorang yang berkutat dengan para wanita di batas wajar namun sejak awal Dedalu paling tidak bisa jika itu menyangkut laki-laki itu.Terlebih Dedalu tahu bagaimana mereka dulu begitu dekat sampai Makky bisa keluar masuk dengan mudah ke apartemen ini. Dedalu berpikiran sempit juga dibakar cemburu ketika melihat wanitanya tersenyum begitu manis pada laki-laki lain. Karena rasa cemburu yang didiamkan begitu lama juga pengaruh dari cairan laknat itu Dedalu menjadi seorang penjahat untuk Laiba di malam ternodai itu. Pertahanan Laiba hancur, kepercayaan Laiba berantakan dan sekarang wanita itu

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    108. Panjang kali lebar

    Dedalu kehabisan akal untuk menghadapi Laiba setelah berjuang beberapa jam akhirnya Dedalu menyerah dan menghubungi ibunya, Dedalu tidak ingin disentuh olehnya bahkan dokter yang telah datang tidak bisa mendekatinya terpaksa Dedalu menghubungi seorang dokter perempuan barulah Laiba mau di dekati bahkan dokter itu berbaik hati membantunya mengenakkan pakaian."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya ibu Dedalu pada putranya yang hanya berani berdiri jauh dari Laiba yang sudah tenang dan beristirahat."Aku tidak tahu." jawab Dedalu dengan sedikit menunduk."Tidak tahu?" suara wanita itu sedikit meninggi namun segera menahan diri agar suaranya tidak mengganggu Laiba yang sedang beristirahat.Wanita itu menyerat tangan putranya untuk menjauh dari Laiba agar mereka bisa bicara dengan leluasa."Bagaimana ini bisa terjadi tapi kamu tidak tahu apapun?" Tatapan wanita itu penuh interogasi.Meskipun Dedalu adalah putra satu-satunya namun Laiba bagi wanita itu sudah seperti putrinya sendiri maka wan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    107. Jangan sentuh aku

    Dedalu terus mencoba menghubungi ponsel Laiba meskipun setelah puluhan kali mencobanya masih tidak bisa terhubung laki-laki itu masih terus berusaha sambil ,berjalan kembali ke apartemennya. Awalnya Dedalu tidak menyadari jika selama dua hari Laiba tidak ada kabarnya. Dedalu bekerja lembur bahkan menginap di tempat kerja dan baru pulang hari ini kebetulan bertemu dengan asisten Laiba yang menanyakan keberadaan perempuan itu."Dia tidak bekerja?" Dedalu cukup terkejut mendengar kabar itu.Zumi menggeleng pelan. Aku menghubunginya ponselnya tidak aktif aku datang ke apartemennya nampaknya tempat itu kosong tidak ada yang membukakan pintu setelah berkali-kali aku mengetuk.""Apakah pernah sebelumnya dia seperti ini? Menghilang tanpa kabar?"Zumi menggeleng pelan. "Dia sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya, meskipun ada urusan keluar kota mendadak pasti memberitahukan hal itu."Dedalu berjanji kepada Zumi jika akan membantu mencari keberadaan Laiba meskipun Zumi tidak memintanya te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status