Share

Bab 40

Author: Mrs.Jeon
last update Last Updated: 2025-06-26 00:53:52

“Silakan duduk, Nona Scarlett,” ujar pria tersebut sambil memberi isyarat kepada Scarlett, kemudian memerintahkan pelayan, “Buatkan secangkir kopi untuk Nona Scarlett.”

Scarlett duduk di kursinya dengan sikap tenang. Tak lama kemudian, pelayan membawakan kopi. “Kopi Anda, Nona Scarlett.”

Pria itu lalu menyalakan cerutu, dan asapnya mulai mengepul di sekitar mereka. Scarlett mengerutkan kening karena asap tersebut, namun pria itu tidak memadamkannya. Ia menatap Scarlett dengan seringai kecil. “Nona Scarlett, Anda tampaknya sangat serius dalam menjalani pekerjaan Anda.”

Scarlett menyeruput kopinya, lalu menjawab dengan senyum tenang, “Apakah itu berarti Anda memiliki sebuah kasus untuk saya tangani?”

Senyuman pria tersebut perlahan memudar. Ia menepukkan abunya ke asbak dan bertanya, “Berapa penghasilan Anda sebagai pengacara?”

“Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup,” jawab Scarlett singkat.

Ucapan itu seolah menggantung di udara. Wajah pria itu berubah kelam, lalu ia mematikan cerutunya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 40

    “Silakan duduk, Nona Scarlett,” ujar pria tersebut sambil memberi isyarat kepada Scarlett, kemudian memerintahkan pelayan, “Buatkan secangkir kopi untuk Nona Scarlett.”Scarlett duduk di kursinya dengan sikap tenang. Tak lama kemudian, pelayan membawakan kopi. “Kopi Anda, Nona Scarlett.”Pria itu lalu menyalakan cerutu, dan asapnya mulai mengepul di sekitar mereka. Scarlett mengerutkan kening karena asap tersebut, namun pria itu tidak memadamkannya. Ia menatap Scarlett dengan seringai kecil. “Nona Scarlett, Anda tampaknya sangat serius dalam menjalani pekerjaan Anda.”Scarlett menyeruput kopinya, lalu menjawab dengan senyum tenang, “Apakah itu berarti Anda memiliki sebuah kasus untuk saya tangani?”Senyuman pria tersebut perlahan memudar. Ia menepukkan abunya ke asbak dan bertanya, “Berapa penghasilan Anda sebagai pengacara?”“Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup,” jawab Scarlett singkat.Ucapan itu seolah menggantung di udara. Wajah pria itu berubah kelam, lalu ia mematikan cerutunya

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 39

    Usai membersihkan diri, Tristan mendapati Scarlett kembali duduk di depan komputer, sibuk meneliti berkas-berkas perkara.Tristan memperlambat gerakannya saat mengeringkan rambut dengan handuk, lalu bertanya, “Kamu belum tidur?”Scarlett menoleh sekilas sambil memegang beberapa dokumen cetak di tangannya. “Kasus ini agak rumit. Aku tidak akan bisa tidur sebelum memahami semuanya dengan baik.”Ia menambahkan, “Kamu sedang tidak ada urusan, kan? Bantu aku menyusun berkas-berkas perkara ini.”Tristan menghampiri Scarlett, sambil memilah-milah dokumen, Scarlett mulai menjelaskan, “Ini kasus pembunuhan. Tersangkanya seorang pemuda yang baru berusia 20 tahun. Saat usianya 7 tahun, ibunya sering menjadi korban perlakuan buruk dari keluarga suaminya. Dengan tega ayah dan paman-pamannya memukuli sang ibu hingga tewas di depan matanya.”“Peristiwa itu terjadi di desa, dan karena melibatkan seluruh keluarga, kasusnya perlahan-lahan menguap begitu saja. Ibunya meninggal, dan dalam waktu enam bula

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 38

    Dari lantai dua, terlihat mata Shopie langsung berkaca-kaca begitu melihat penyelamatnya. Di bawah sana, Hunter sudah menunggu, dan Shopie pun terisak, “Hunter…”“Ayah!”“Ayah!”Teriak kedua anak itu, begitu melihat Hunter, langsung berseru gembira, “Ayah!” dan berlari menghampirinya.Eric menyaksikan semua itu dengan tatapan dingin dan tanpa emosi.Saat Hunter berdiri melindungi Shopie dan kedua anaknya, Shopie menatapnya dengan air mata yang mengalir deras, suaranya bergetar, “Hunter, aku…”Beberapa kali ia berusaha mengatakan sesuatu, tapi selalu terhenti, tak tahu harus mulai dari mana. Tak pernah terbayang olehnya, meskipun hubungan mereka dekat, ternyata Eric bisa sekejam ini, sampai tega melakukan hal itu…Tatapan ragu Shopie sudah cukup menjadi penjelasan, dan Hunter pun tak perlu bertanya lagi untuk tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Dengan amarah membuncah, Hunter melangkah ke arah Eric, lalu tanpa berkata apa-apa, langsung menampar wajahnya dengan keras. “B*ngsat! Dia

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 37

    Scarlett mengunyah makanannya perlahan sambil berkomentar santai, “Nicole tidak sebodoh itu. Cara-cara yang dia gunakan jauh lebih halus.”Tidak ada yang bisa menandingi racun yang bisa dimiliki seorang wanita terhadap wanita lain, dan kecerdasan Nicole terletak justru pada keengganannya menggunakan trik-trik murahan. Dengan begitu, Nicole tidak pernah memberi siapa pun alasan untuk menyalahkannya. Dia selalu tampil sebagai pihak yang paling menyedihkan dan tak bersalah.Tristan tetap diam, lalu mendekat ke meja makan dan duduk di sebelah Scarlett.Sejak kecil, Scarlett memang tidak pernah menyukai daun ketumbar dan paprika, sayangnya kedua bahan itu hampir selalu ada dalam masakan restoran. Melihat hidangan daging di piring Scarlett masih utuh, Tristan menuangkan segelas air untuknya, lalu mulai memisahkan potongan daun ketumbar, “Kalau rasanya masih terlalu menyengat, bilas saja dulu di air sebelum dimakan.”Melihat sikap Tristan, Scarlett terkekeh, “Ternyata kamu perhatian juga, ma

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 36

    Dengan nada santai, Scarlett berkata, “Setelah kasus terakhir selesai, dia mengajakku makan malam. Sekretarisnya ikut, jadi jelas bukan pertemuan pribadi.”Tristan menekan tengkuk Scarlett dengan kuat. “Aku tidak peduli ada sekretarisnya atau tidak. Yang jelas, jaga jarak darinya.”Sambil berbicara, Tristan sengaja mempererat tekanannya.“Aduh, pelan sedikit, Tristan,” protes Scarlett, berusaha menghindar dari sentuhannya. “Aku akan menjaga jarak. Tapi itu tergantung bagaimana kamu memperlakukan aku. Kalau tidak, aku tidak bisa janji hatiku tak akan berpaling.”Pertengkaran yang mereka alami semakin intens, hal itu mulai menggoyahkan keyakinan Scarlett untuk bertahan. Apakah ia masih yakin ingin memiliki anak? Dan siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari?Keesokan paginya, Scarlett terbangun dan mendapati Tristan sudah pergi, seperti biasanya. Saat ia turun untuk sarapan, Melly memberitahukan, “Nyonya Scarlett, Tuan Tristan sudah berangkat ke kantor, dan tidak menyentuh sarapan

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 35

    “Lalu ada Bruce dan Nicholas. Mereka tidak berhasil membujukku untuk bercerai, jadi kau kirim mereka ke desa terpencil untuk membangun sekolah. Dan selama ini, kapan kamu pulang tanpa bersikap dingin padaku?”Scarlett memiliki begitu banyak keluhan yang bahkan tak sanggup ia hitung satu per satu, dan terus terang, ia pun malas menguraikannya pada Tristan. Ia bukan tipe orang yang suka mengungkit masa lalu. Biasanya, ia lebih memilih melupakan dan memaafkan. Tapi Tristan terus saja mencari masalah, memulai pertengkaran setiap ada kesempatan.Seperti saat Scarlett baru saja pulang ke rumah. Saat itu suasana hatinya sedang baik, ia mencoba mengajak Tristan berbicara. Tristan memang menjawab dengan nada ketus, tapi Scarlett memilih mengabaikannya—kemudian Tristan memperkeruh suasana, bahkan membawa-bawa keluarganya sebagai bahan serangan. Bahkan kesabaran orang paling penyabar pun ada batasnya.Saat Tristan hendak membalas dengan wajah tegas, Scarlett langsung menyela, “Apa yang terjadi p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status