Share

Tanda merah

Pembalasan Anak Laki-lakiku

Kadang, aku sangat pusing dengan sikapnya yang angkuh juga keras kepala. Lebih baik memang aku bekerja lagi sesuai dengan permintaannya, siapa tau jika aku sudah bekerja lagi sifat Maya kembali baik.

******************

"Mana berkas lamaran kamu, Mas? Aku mau berangkat ini," tanya Maya saat aku sedang sarapan. Semenjak menikah dengan Maya, aku selalu sarapan dengan roti. Padahal aku sudah terbiasa sarapan menggunakan nasi, jika tidak maka lambungku akan kambuh. Percuma aku makan banyak roti, tetap saja aku tidak kenyang.

"Ada tuh, di atas meja dekat TV. Tunggu, aku juga ikut ya," ucapku, dengan cepat aku menghabiskan roti yang sudah aku olesi dengan selai.

"Nggak usah, kamu tunggu aja dirumah. Aku jamin, kamu bakalan diterima kok," jawab Maya. Padahal aku sudah siap dengan baju kantoran.

"Bukankah melamar kerja itu minimalnya ada wawancara ya," tanyaku pada Maya. Aku penasaran, teman seperti apa yang bisa membantuku diterima sebagai karyawan tanpa wawancara.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status