Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 42~Sampai pada suatu waktu ada kejadian yang seolah membuatmu berkaca tentang sesuatu yang tidak pernah terduga. Tentang hal-hal sepele yang selalu kamu lakukan tapi berarti bagi orang lain. Yang akhirnya kembali untukmu, kamu merasakan sendiri bagaimana rasanya dihargai setelah menghargai banyak orang.**"Jaga ucapan kamu, Yudha," teriak Rahman yang mendengar semua ucapan Yudha terhadap dirinya. Padahal tadinya dia pulang ingin istirahat karena terlalu lelah setelah direndahkan oleh Salma. Hatinya terlalu hancur ketika kata 'bedebah' itu keluar dari mulut putrinya sendiri.Saat ini kepalanya penuh dengan beban pikiran. Apalagi saat ini dia sedang kalut karena dipecat oleh Handoko. Bagaimana caranya dia menjelaskan pada Maya kalau ternyata dirinya sudah jadi pengangguran lagi. Sebenarnya Maya tidak mempermasalahkan semua itu. Karena dari awal Maya sudah tau kalau Rahman tidak memiliki pekerjaan.Namun yang jadi masalah di sini adalah Yudha. Maya meng
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 43"Hampir setahun kami tinggal bersama. Gue udah muak, Al. Dia bukan laki-laki baik-baik. Sebenarnya Nyokap gue merebutnya dari wanita lain. Itu menyakitkan, dan sangat memalukan. Karena dari kabar yang gue dengar, laki-laki itu meninggalkan istri dan anak-anaknya di kampung. Gue sangat benci, Al. Benci sekali," ungkap Yudha lagi.Ali yang mendengar itu dengan cepat memegangi dadanya. Dia mengalihkan pandangannya ke luar. Tidak menyangka jika Yudha juga merasakan sakit itu. Andai saja Yudha tau jika anak-anak malang yang ditinggalkan oleh Rahman adalah dirinya.Andai Yudha tau gara-gara Ibunya, mereka semua menderita. Mungkin Yudha tidak akan lagi mau menemui Ali. Karena malu."Manusia memang egois, Yud. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya untuk bahagia. Tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang lain," seru Ali yang dibalas anggukan oleh Yudha. Dia setuju dengan pendapat Ali barusan. Karena dia merasakan hal itu sekarang."Jujur, Al. Sebenarnya
"Astaghfirullah," ucap Ali tiba-tiba karena terkejut saat melihat pasangan yang sedang berciuman di luar. Tanpa mempedulikan orang yang berlalu lalang di depan mereka."Haha … Lo lucu banget sumpah. Polos banget," ejek Yudha lagi sambil terus tertawa. Dia bahkan sudah lupa dengan semua masalahnya tadi. "Jahat banget kamu, Yud. Ternoda mata perawan aku kan," keluh Ali yang kembali membuat Yudha memegangi perutnya. Sakit karena tertawa terlalu lama."Lo lihat ini," ucap Yudha lagi sambil menyuruh Ali menunggu.Tit Tit Tit!Yudha membunyikan klakson mobilnya dengan keras sehingga membuat kedua pasangan yang sedang berciuman tersebut terlonjak kaget. Setelah itu Yudha kembali terpingkal karena melihat ekspresi mereka. Laki-laki itu menghampiri mobil mereka lalu memukul kaca mobil dengan keras menggunakan tangannya. Ali panik, dia sangat kesal dengan kelakuan Yudha yang sangat jahil."Gas, Yud. Gas, aku nggak mau ada masalah lagi sama orang lain," ucap Ali panik. Yudha sambil terus tertaw
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 44POV Ali~Hanya ada satu jalan menuju kebahagiaan, yaitu berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kendali kita."Ali, kamu dimana?" tanya Ibu ketika sambungan telepon terhubung. Saat ini aku masih ada di masjid bersama Yudha. Kami memutuskan untuk tidur di sini malam ini. Karena Yudha tidak bisa berhenti menangis sejak tadi. Jadi aku langsung menyuruhnya untuk tidur saja di sini."Ali di tempat yang aman kok, Bu," jawabku dengan suara sedikit serak. Jujur, aku juga kembali menangis ketika mengingat bahwa aku adalah anak di luar nikah. Entah mengapa, rasanya lebih ke rasa kecewa. Bukan membenci, aku tidak berhak untuk itu. Aku hanya kecewa, kecewa pada diriku sendiri. Kecewa pada keadaan, yang membuatku menjadi seperti seonggok daging tidak berharga."Ali, tolong pulang. Ibu tidak bisa tidur, kamu sayang Ibu kan?" tanya Ibu lagi di seberang. Aku kembali menekan dada yang terasa ngilu, maafkan Ali, Bu."Ali akan pulang, Bu. Tapi besok ya? I
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 45POV Ali"Ayah," ucapku pelan. Tubuhnya bergetar, dia membalas pelukanku erat. Sangat erat. Om Handoko menangis."Kamu anakku, Ali. Apapun yang dikatakan oleh orang jikapun kamu tidak bernasab padaku. Aku adalah ayahmu, dan kamu akan selamanya menjadi anakku. Selamanya, anakku," ucap Om Handoko dengan suara bergetar.Om handoko tidak mau melepaskan aku dalam pelukannya, sampai akhirnya pandanganku tertuju pada seseorang yang baru saja turun dari mobil. Laki-laki yang selama ini aku panggil Ayah, melihat kami dengan tatapan penuh kebencian. Laki-laki yang sudah membuat kami terpisah selama ini.Aku mengurai pelukan, kembali melihat ke arah Ayah. Om Handoko yang melihatku termenung ke satu arah. Juga melihat ke arah yang sama. Dia berdecak kesal saat melihat Ayah sedang berjalan menuju ke arah kami. Entah ada hal apa yang ingin dia sampaikan lagi, padahal jelas kemarin itu Om Handoko sudah memecatnya dari kantor ini."Jadi kalian sudah tau semuanya? Ba
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 46"Apa maksud kamu, Rahman? Kamu mau mengancamku?" tanya Handoko pada Rahman saat mereka sudah di dalam ruangan Handoko.Rahman tersenyum tipis, kemudian duduk dengan santai di sofa. Dia bahkan menaikkan kedua kakinya di atas meja. Semakin membuat Handoko geram, namun dia tidak mau bertindak gegabah lagi. Itu sama saja dengan bunuh diri."Permintaanku tidak muluk-muluk, Handoko. Aku hanya ingin kembali bekerja di sini. Dan juga ingin naik jabatan," jawab Rahman santai. Dia merebahkan badannya pada sandaran sofa, memejamkan matanya sebentar. Kemudian kembali melihat ke arah Handoko sambil tersenyum mengejek."Kamu benar-benar licik, Rahman. Seharusnya aku sadar dari dulu. Tapi kamu terlalu pintar bersandiwara," gumam Handoko membalas tatapan Rahman tajam. Dia sangat menyayangkan sifat Rahman yang sangat egois. Andai dia tau sifat sahabatnya dari d
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 47~Apa hal sederhana yang membuat kita selalu bahagia?Ali kirim salam untuk kalian semua, terimakasih sudah membaca cerita ini**"Baru pulang?" tanya Andre saat Ali baru saja turun dari mobil. Mendengar itu Ali segera melirik ke arah Andre yang sedang duduk di teras samping sambil menghisap rokoknya. Tanpa menjawab pertanyaan Andre, Ali berjalan menuju Andre. Dia duduk tepat di samping Andre, kemudian mengambil gelas yang berisi air putih milik Andre. Meneguknya hingga tanda."Kamu kok belum tidur?" tanya Ali penasaran. Karena tidak biasanya Andre tidur selarut ini. Tadi sehabis menganggarkan Alea pulang, Ali pergi lagi ke rumah Ibunya. Hanya untuk mengantarkan makanan untuk Ibu dan adik-adiknya. Tadi ketika dia membelikan makanan untuk diberikan kepada Alea untuk dibawa pulang. Ali teringat pada Ibunya yang mungkin masih begadang untuk menjahit pakai
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 47"Al, jadi kamu mau nggak jadi seseorang yang paling berharga untuk aku?" tanya Yudha lagi penuh harap. Alea meragu, dia semakin bingung akan menjawab apa. Namun di satu sisi dia juga tidak ingin memberi harapan pada Yudha."Maaf, Yud. Sebenarnya aku sudah menyukai orang lain," jawab Alea pelan namun mampu meluluhlantakkan perasaan Yudha. Dia tidak menyangka jika Alea akan menolaknya seperti ini. Setidaknya Alea bisa menjawab akan berpikir dulu, tidak harus langsung menolak seperti ini."Tapi, Al," sanggah Yudha cepat, dia sama sekali tidak menyangka jika Alea akan menolaknya segampang ini. Siapa laki-laki yang telah merebut perasaan Alea. Kenapa begitu mudahnya Alea berpaling. Apa sebegitu istimewanya laki-laki itu."Yud, aku mohon kamu ngertiin aku ya. Jujur, aku dulu memang menyukai kamu. Apapun yang ada di kamu aku suka, tapi hanya sebatas s