Share

Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku
Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku
Auteur: Fiona

Bab 1

Auteur: Fiona
Pada trimester ketiga, hormon progesteron membuatku lebih bergairah untuk melakukan hubungan intim.

Namun suamiku hanya akan memenuhi kebutuhanku di malam hari.

Pada hari Minggu di mana kami berdua senggang, suamiku duduk di ruang tamu sambil bermain gim, jadi aku memutuskan untuk menggodanya.

Setelah mandi, aku duduk di samping suami dengan tubuh berbalut handuk.

Tanpa menatapku, dia bergeser dan terus bermain gim.

Merasa putus asa, aku melepaskan handuk dan meletakkan kaki putihku di atas badannya.

“Sayang, berhentilah bermain gim dan lihatlah aku,” godaku sambil menggosokkan payudaraku yang makin montok semenjak hamil ke lengannya.

Dia tidak tahan godaan dan meletakkan ponselnya lalu melingkarkan tangannya di pinggangku.

“Apa putraku merindukanku, atau Nina yang merindukanku?”

Ini pertama kalinya aku menggodanya dengan terang-terangan, dan ketika dia merespon, aku pun dengan malu-malu menarik tangannya ke tubuhku bagian bawah.

“Kami berdua merindukanmu.”

Dia mulai beraksi dan gesekannya mengeluarkan suara berair.

Aku pun terbaring lemas sambil terengah-engah di sofa.

Tapi dia tidak melanjutkan aksinya.

“Nina, tunggu malam hari, nanti malam aku akan memuaskanmu.”

Aku menggerutu dengan tidak puas sambil menggoyangkan badan, “Sayang, siang hari juga seru.”

Aku menunjuk ke jendela besar di ruang tamu di mana sinar matahari masuk ke dalam ruangan dan kami bisa melihat arus mobil dan orang-orang yang lalu-lalang.

Tangan suamiku yang masih basah kuyup menggenggam tanganku dengan lembut.

“Nina, jangan sembarangan, kau masih hamil, nggak baik kalau dilihat orang. Tunggu sampai malam, pasti kau puas.”

Melihat dia benar-benar tidak tertarik, aku hanya bisa membungkus diriku dengan handuk dan kembali ke kamar.

Aksinya tadi yang setengah jalan membuatku tidak nyaman, sekarang aku hanya bisa memuaskan diriku sendiri.

Sambil membayangkan adegan mesra dengannya malam ini, aku bersandar di jendela sambil membuka kakiku dan menggeliat.

Saat renovasi, aku sengaja memasang kaca satu arah, jadi aku sama sekali tidak takut orang lain bisa melihat keadaan dalam ruangan.

Tapi suamiku jelas-jelas sangat terangsang di malam hari, kenapa dia selalu menolak melakukannya di siang hari?

Jadinya sekarang aku hanya bisa menyelesaikannya sendiri.

Masturbasi dengan tangan sungguh tidak bisa dibandingkan dengan melakukannya bersama suamiku yang 1,8m.

Aku semakin tidak bergairah dan menyelesaikannya dengan tergesa-gesa sambil menunggu malam tiba.

Benar saja, begitu lampu dimatikan pada malam hari, suamiku berubah menjadi binatang buas lagi.

Aku memegang benda besarnya dalam kegelapan dan menggosok-gosokkannya bolak-balik di payudaraku.

“Siapa suruh nggak mau lakukan tadi siang. Sudah jelas kau sendiri juga mau, bagian bawahmu saja besar kali sekarang.”

Suamiku tertawa kecil di telingaku tanpa banyak bicara.

Aksinya membuatku lemas tidak bertenaga.

Dia membalikkan tubuhku, meremas payudaraku, memposisikanku dan menyodokku berulang kali.

Suamiku di malam hari selalu sangat bergairah dan maskulin.

Dia benar, aku lebih suka versi dia di malam hari, begitu menggairahkan dan kuat, memuaskan hasratku berkali-kali.

Setelah merasa puas, aku seharusnya tidur nyenyak.

Tetapi bayi di dalam perutku terus bergerak-gerak hebat seakan-akan dirangsang oleh sesuatu.

Karena mengalami klimaks berkali-kali kemarin malam, tubuhku pun melemah. Ditambah lagi aku tidak tidur semalaman, jadinya kepalaku sakit parah.

Oleh karena itu, aku mengambil cuti untuk beristirahat di rumah.

Tetapi bayiku masih terus bergerak.

Aku takut tali pusarnya akan melilit lehernya, jadi buru-buru ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Baru saja duduk, dokter menatapku dengan wajah genit. “Kehamilanmu sudah memasuki masa akhir, kalau lagi lakukan itu, jangan terlalu agresif.”

Aku tersipu malu, tidak menyangka ini penyebabnya.

Kupikir hanya perlu berhati-hati di awal kehamilan, aku tidak menyangka kegilaan malam kemarin telah mempengaruhi bayiku.

Aku sangat menyesal. Jika terjadi sesuatu, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.

“Dokter, apa akan ada masalah?” Aku bertanya dengan gugup.

Dokter menenangkan, “Nggak apa-apa, bayinya baik-baik saja sekarang. Hanya saja, kau terlalu banyak melakukan hubungan intim dan kontraksinya sangat kuat, jadi bayinya sedikit nggak nyaman.”

Aku menghela napas lega ketika mendengar penjelasan dokter. “Untunglah, untunglah, aku pasti akan lebih hati-hati, Dok.”

Dokter menasihati, “Cobalah untuk meminimalkan, sebaiknya nggak lakukan hubungan seksual. Nggak jarang orang mengalami keguguran selama kehamilan trimester akhir karena hal-hal seperti itu. Tahanlah beberapa bulan ini, setelah itu sudah bebas.”

Aku menganggukkan kepala mengiyakan.

Dokter saja sudah bilang begitu, aku masih waras, tentu saja tahu mana yang lebih penting.
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 6

    Aku juga memasang alat pemantau di ponsel suamiku.Setiap kali dia menghubungi seseorang, polisi akan mendatangi rumah orang tersebut untuk menangkap orang itu.Dalam beberapa hari terakhir, suamiku selalu bergumam, “Kenapa semua negosiasi yang sudah oke, selalu berakhir gagal? Apa transfer keberuntungan itu benar? Jangan-jangan nasib sial beneran beralih ke anakku?”Selama seminggu itu, polisi telah menangkap puluhan tersangka atas kegiatan ilegal tersebut.Polisi lalu mengakhiri kasus tersebut dengan ditangkapnya suamiku, pelaku terakhir.Polisi mengetuk pintu rumahku ketika aku sedang meminum tonik masakan suamiku sambil melihatnya terus menghubungi beberapa orang tanpa mendapat balasan.“Leo Winata, kami memiliki bukti yang kuat bahwa Anda terlibat dalam perdagangan seks. Harap ikut bersama kami ke kantor polisi. Ini adalah surat perintah penangkapan.”Saat itulah suamiku menyadari apa yang sebenarnya terjadi.“Nina Salim, kau mengkhianatiku?” Dia teriak dengan mata terbelalak sepe

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 5

    Setelah mencari-cari, aku hanya menemukan kamera kecil yang dipasang di lampu tempat tidur di kamar tidur.'Untunglah, untunglah.' aku menghela napas lega.Namun karena kegugupanku, perutku kembali menegang dan bayiku bergerak semakin tidak menentu.Itu adalah tanda persalinan prematur.Namun suamiku masih berniat menjualku untuk kedua kalinya.Tampaknya permintaan maaf sebelumnya hanyalah pura-pura.Aku dengan teliti memeriksa apa yang dia katakan tentang manik-manik keberuntungan.Tidak disangka, rantai perdagangan ilegal ini telah terbentuk dalam skala yang begitu besar.Para pengusaha kaya ini menyerap keberuntungan bayi melalui wanita yang hamil di atas 6 bulan dan memindahkan nasib buruk mereka sendiri kepada anak tersebut.Mereka menyebut para wanita hamil ini sebagai “manik-manik keberuntungan”, dan akulah yang memiliki raut muka terbaik dan dinilai paling beruntung di antara semuanya.Melihat foto-foto di halaman Facebook tersebut, ada foto kehidupan, ada foto seni, entah bera

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 4

    Aku berpura-pura memaafkan suamiku, lebih perhatian padanya, dan dia pun perlahan-lahan lengah. Hidup sepertinya kembali ke masa lalu.Tapi aku diam-diam menyelidiki, di mana dia menerima kerjaan asusila semacam ini.Orang seperti Pak Lukman jelas di luar jangkauan sosialnya, dan hari itu benar-benar yang terakhir kali.Akhirnya, suatu hari, saat suamiku sedang mandi, aku berkesempatan mengambil ponselnya.Aplikasi Facebook dalam ponselnya sangat bersih, dan tidak terdapat aplikasi yang menggoda atau aplikasi untuk menerima orderan.Namun, semakin bersih ponselnya, semakin aneh.Suamiku sepertinya lupa bahwa aku tamatan teknik komputer dan informasi.Sistem enkripsi ganda semacam ini tidak sulit bagiku.Benar saja, sistem enkripsi menyembunyikan begitu banyak transaksi kotor yang mengejutkanku.Selain beberapa aplikasi menggoda, aku menemukan bahwa aplikasi Facebook-nya menyematkan sebuah grup yang disebut “Toko Khusus Ibu Hamil ASI”.Bahkan ada 500 orang dalam grup tersebut. Sayangnya

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 3

    Kami melakukannya berkali-kali sampai aku tidak kuat lagi, suamiku tampaknya memiliki energi yang banyak hari ini.Di luar hujan lebat. Ini badai petir pertama tahun ini.Diiringi kilat dan guntur, suamiku mengerang penuh hasrat, tapi aku mendengar sesuatu yang berbeda.Suaranya sedikit berbeda dengan suara suamiku.Pada saat itu, petir menyambar di luar.Aku kaget saat melihat pria yang berada di atasku bukanlah suamiku.Aku berteriak dan mendorongnya dengan keras, “Siapa kau? Kenapa ada di sini, mana suamiku?”Tapi dia tidak mundur dan terus menubrukkan badannya.Merasakan gerakannya yang familier, aku tiba-tiba menyadari dialah yang telah berhubungan denganku di malam hari sejak masa akhir kehamilan.Aku tidak bisa mendorongnya, maka aku mulai memukulnya dengan kepalan tangan. Hal ini malah semakin membangkitkan gairahnya.Gerakannya semakin cepat.Aku memutar tubuhku, hendak membebaskan diri, tapi malah mencapai klimaks lagi bersamanya.“Tidak, jangan masukkan ke dalam.” Aku memoh

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 2

    Untunglah bayiku sehat. Begitu sampai di rumah, aku memberi tahu suamiku tentang nasihat dokter, tetapi dia terlihat agak kesulitan.“Nina, hari ini kita lakukan terakhir kali, oke?” Dia memelas.Aku merasa tidak tega, tetapi mengingat kembali kata-kata dokter, aku pun berkata dengan tegas, “Nggak boleh! Sayang, ini sudah 7 bulan, bersabarlah. Aku akan memuaskanmu setelah bayi kita lahir dan aku keluar dari masa nifas.”Aku menegaskan lagi padanya, “Sayang, kita sudah susah payah mendapatkan bayi ini. Ini sudah masuk trimester terakhir, bersabarlah.”Suamiku ragu-ragu sejenak, mengeluarkan ponselnya dan tampak memeriksa sesuatu.Kupikir dia juga pasti tahu betapa seriusnya hal ini.Tapi setelah beberapa saat, dia malah balik dan membujukku untuk melakukannya terakhir kalinya.“Sayang, kita masih harus menahan diri selama berbulan-bulan, malam ini terakhir kalinya deh, oke? Setelah malam ini, aku janji akan menahan diri.”Dia memeluk lenganku sambil membujuk.Aku biasanya paling tidak t

  • Pembalasan Atas Kekejaman Suamiku   Bab 1

    Pada trimester ketiga, hormon progesteron membuatku lebih bergairah untuk melakukan hubungan intim.Namun suamiku hanya akan memenuhi kebutuhanku di malam hari.Pada hari Minggu di mana kami berdua senggang, suamiku duduk di ruang tamu sambil bermain gim, jadi aku memutuskan untuk menggodanya.Setelah mandi, aku duduk di samping suami dengan tubuh berbalut handuk.Tanpa menatapku, dia bergeser dan terus bermain gim.Merasa putus asa, aku melepaskan handuk dan meletakkan kaki putihku di atas badannya.“Sayang, berhentilah bermain gim dan lihatlah aku,” godaku sambil menggosokkan payudaraku yang makin montok semenjak hamil ke lengannya. Dia tidak tahan godaan dan meletakkan ponselnya lalu melingkarkan tangannya di pinggangku.“Apa putraku merindukanku, atau Nina yang merindukanku?”Ini pertama kalinya aku menggodanya dengan terang-terangan, dan ketika dia merespon, aku pun dengan malu-malu menarik tangannya ke tubuhku bagian bawah.“Kami berdua merindukanmu.”Dia mulai beraksi dan gese

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status