Share

BAB 17| BENCANA DI BUTIK

Flora mengucapkan terima kasih kepada supir taksi sebelum dia turun. Rumah dua lantai bergaya klasik yang didominasi warna putih dan abu-abu gelap di depan sana adalah tujuan kedatangan Flora. Tanpa adanya gerbang, ia bisa langsung menuju pintu utama, menekan bel.

Paper bag di tangan Flora sedikit bergemerisik saat terkena sapuan angin. Butuh hingga dua puluh detik hingga pintu dibuka dari dalam. Abraham dalam balutan kaus putih dan celana panjang hitam muncul dengan kerutan di dahinya.

“Ada apa kamu kemari?” tanyanya.

Sungguh sambutan yang ramah. Flora memasang senyum cerah. “Agenda Bapak untuk satu bulan ke depan sudah saya persiapkan, termasuk agenda prioritas. Tapi saya masih perlu mendiskusikan beberapa hal, terutama terkait dengan rapat direksi minggu depan. Selain itu ....” Flora mengangkat paper bag-nya. “Tadi saya memasak rendang. Kesukaan Bapak, bukan?”

Abraham menatap menyelidik pada Flora. “Agenda bisa kamu kirimkan file-nya pada saya, kenapa sampai harus repot-repot datan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status