Share

Bab 15 Penagihan

“Anak saya sudah menikah. Jadi, anda bisa pergi ke rumah Ibu mertuanya untuk menagih hutang. Karena dia dan suami tinggal bersama Ibu mertuanya itu.”

Kedua pria itu saling berpandangan. Mereka menganggukan kepala pada Ibu Sekar. “Baik. Kami pergi ke rumah ini karena dalam KTP Bu Sekar, alamat rumah yang tertera adalah alamat rumah ini. Kalau boleh tahu, dimana alamat rumah suami Bu Sekar?”

Ibu Sekar yang bernama Bu Win, menunjukkan jalan yang harus di lalui kedua pria itu. Wanita paruh baya itu menghela nafas lega saat ia menutup pintu rumah. Setidaknya dia bisa melemparkan tanggung jawab pada Bu Jarmi.

“Aku sudah repot mengurus Dini dan Rasya. Tidak perlu lagi di repotkan dengan hutang Sekar.” Ujar Bu Win menatap kesal pada kedua cucunya yang berada di dalam kamar. Dini tampak sibuk bermain hp. Gadis kecil itu bahkan mengabaikan adiknya yang tengah menangis.

“Kalau Rasya nangis, di tenangin dong Din.” Ujar Bu Win sebal. Dini hanya melirik sekilas pada Neneknya lalu kembali fokus pad
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status