Ye Tian menghampiri Xue Jing dan bertanya, "Dari mana kau tahu jika aku ada disini ?"
"Kakak Ye punya janji denganku dan beberapa orang membicarakan tentangmu yang kembali." Ucap Xue Jing dengan malu dan entah mengapa penampilan Ye Tian sangat berbeda."Baiklah mari temui Mastermu terlebih dahulu." Ye Tian meminta Xue Jing menunjukan jalan.Mereka berjalan cukup pelan dan Ye Tian menyadari kalau Xue Jing sedang terus memperhatikannya, namun ketika dia sadar akan hal itu dia menunduk kebawah karena malu. Xue Jing tidak pernah membayangkan jika dia akan berteman sampai seperti ini dan mengingat kembali wajahnya yang buruk rupa membuatnya sedih.Ye Tian tersenyum dan berkata, "Begitulah kehidupan dari manusia... bahkan jika kau adalah makhluk yang sempurna mereka akan terus mencari kekurangan dan kesalahanmu. Jadilah dirimu sendiri dan abaikan saja mulut sialan mereka, hargai orang yang peduli padamu juga jangan sampai dibutakan oleh manfaat semata.Chai Yin memegang lengan Ye Tian dan bertanya dengan cemas, "Apakah kau baik-baik saja ?" "Orang itu bahkan tidak bisa menyentuh sehelai rambutku bagaimana mungkin aku terluka olehnya." Ye Tian menjawab dengan santai dan masuk kedalam tenda untuk beristirahat. Xiao Bufang terlihat tidak senang sama sekali dan trik kecil seperti itu tidak ada yang spesial, melihat Chai Yin yang begitu dekat dengan Ye Tian seolah sedang mengejarnya membuatnya muak. Seharusnya orang yang menjadi pusat perhatian adalah dirinya, secara alami ketika dia selesai menjelajahi Hutan Terlarang dan menembus Tingkat Bumi lapisan ketujuh maka Keluarga Xiao akan mengajukan lamaran pernikahan untuk Tan Ruqu. Bahkan jika Tan Ruqu menolaknya Chai Yin akan menjadi opsi berikutnya, Keluarga Xiao ingin memasuki jajaran Keluarga Kerajaan dan ambisi mereka cukup besar. Jika harus memilih dari segi penampilan maka Xiao Bufang jauh lebih tertarik kepada Chai Yin s
Perjalan berlangsung selama dua hari dan akhirnya mereka sampai di Hutan Terlarang, Ye Tian dapat merasakan kekuatan hukum yang mengerikan dari Hutan Terlarang ini dan dia hanya pernah melihatnya sekali saja saat menemukan Teknik Tubuh Bintang. Sejarah dari kehidupan jaman kuno sangat menarik baginya karena itulah dia mempelajari setiap bahasa dari generasi melampaui era. Setiap era bahasa saling terhubung walaupun menafsirkannya begitu sulit namun Ye Tian cukup berdedikasi dimasa lalu untuk mengisi waktu luangnya. Mereka mendarat disebuah Kamp milik Prajurit Kerajaan Bumi dan tidak jauh dari tempat mereka ada banyak kekuatan super kuat lainya. Zhan Bei menjelaskan semua hal yang perlu dia katakan agar mereka semua dapat menjaga diri disana. Seorang Prajurit berjalan kearah mereka dan memberi hormat, "Salam Dewa Perang Zhan Bei ?" "Ada apa ini ? kenapa kau datang kemari ?" Tanya Zhan Bei dengan dingin. "Namak
Ye Tian mengangguk dan menghancurkan Kotak Kayu itu hingga hancur berkeping-keping, Pedang yang tampak usang kehilangan vitalitasnya menyala seperti darah. Ye Tian merasakan vitalitasnya sedang dihisap dan dia hanya tersenyum melihatnya, Tan Zhong langsung mundur merasakan niat membunuh dan dia mendengar jika ada seseorang yang memegangnya maka dia akan menjadi gila. "Hei... kehendak yang kau tinggalkan sungguh merepotkan, akulah orang yang membunuh pemilikmu dan hanya kehendak kecil berani kau main-main denganku." Mata Ye Tian bersinar dan Niat Pedangnya jauh lebih kuat. Pedang ditangannya perlahan mulai meredup seolah menyerah kepadanya, vitalitas yang dihisap semuanya dikembalikan dan Pedang itu meredup seolah menjadi barang yang tidak berguna lagi. Setelah melihat Pedangnya secara langsung dan ciri khasnya Ye Tian langsung mengingat musuh dikehidupan sebelumnya. Pedang ini dulunya disebut Pedang Pembantaian milik Pemimpin Suku Iblis S
Cao Xie melihat kesempatan dan berlari dengan kecepatan penuh kearah Ye Tian, "Mulutmu itu terlalu sombong karena berani menghina Tuan Muda Xiao, jika aku tidak menghajar Rakyat Jelata sepertmu sekarang maka namaku bukan Cao Xie." Aura Cao Xie meledak-ledak dan pukulannya terasa sangat mematikan, Ye Tian menatapnya dengan dingin dan bereaksi lebih dulu dengan penglihatan indranya. *Bang.*Sebelum pukulan itu mencapai Ye Tian justru pukulan telak Ye Tian menghantam perut Cao Xie, dia membuatnya berlutut sambil memegang perutnya dan Aura yang megah dalam sekejap lenyap begitu saja.Tan Zhong sangat terkejut melihat hal ini dan yang lainya juga sama, Cao Xie berada di Tingkat Bumi lapisan keempat namun dibuat tak berdaya oleh orang yang berada dilapisan pertama hanya dengan satu pukulan ringan."Kau !" Cao Xie merasa sakit dan mual setelah terkena pukulan."Enyah kau menghalangi jalan." Ye Tian menendangnya kesamping dan membuat C
Ye Tian menarik telapak tangannya dan berkata, "Seni Tinju bukan hanya tentang kekuatan melainkan kontrol akan Qi, Perasaan dan suasana hati. Qi itu seperti aliran sungai tergantung seberapa deras kau mengalirkannya. Kekuatanmu memang tidak terlalu buruk tapi suasana hati dan perasaanmu sekarang penuh dengan amarah. Tanganmu juga sudah tidak bisa mengikutinya dan karena itulah aku mengatakan jika metodemu salah, jika kau masih meneruskan metode ini maka ucapkan saja selamat tinggal pada tanganmu." Jin Yang mengangguk dan mendapatkan pencerahan besar, apa yang Ye Tian katakan memang benar dan dapat dia pahami. Apa yang dia yakini bukanlah sebuah motivasi melainkan rasa putus asa atas kondisinya."Lebih baik kau melatih indramu dibandingkan melatih kekuatan karena kau tidak kekurangan itu. Jika kau bisa memahami apa yang barusan aku katakan maka jangankan menghancurkan batu itu, biarkan aku memberikan contohnya." Ye Tian memukul kedepan dan bentuk tinjunya menciptak
Seminggu berlalu dengan sangat cepat dan pagi harinya Ye Tian bersiap untuk pergi, Xue Jing sudah membelikan beberapa set pakaian yang baru dan membantu Ye Tian menyisir rambutnya lalu mengikatnya.Setelah selesai Ye Tian memegang bahu Xue Jing dan berkata, "Kau tidak perlu mengantarku dan jaga dirimu baik-baik, jika kau kekurangan uang atau Pil Roh untuk berlatih kau bisa memintanya kepada Zhuo Dan tanpa ragu.""Kakak Ye juga harus terus bersemangat... kembalilah pulang hidup-hidup karena aku akan menunggu Kakak Ye." Ucap Xue Jing sambil memeluk Ye Tian.Ye Tian tersenyum memeluknya dan mencium bibirnya dengan lembut, pelukan hangat memberikan perasaan yang begitu damai dan Ye Tian pamit pergi bersama dengan Xue Jing yang mengantarnya sampai depan pintu gerbang.Disisi lain di Akademi ada sebuah Kereta yang ditarik enak kuda besar, Kereta itu cukup besar dan disiapkan langsung dari Istana Kerajaan. Luo Yan, Chai Yin dan Jin Yang sudah tiba terleb