Setelah selesai makan disebuah kedai Ye Tian dengan malas berjalan pulang, tubuhnya memerlukan banyak sekali nutrisi dan sumber daya yang diperlukan juga lebih banyak. Kapanpun waktunya dia bisa menerobos langsung Tingkat Bumi namun untuk sekarang lebih baik membiarkannya.
Dengan pengalamannya tak terbatas Ye Tian tahu jika dibandingkan memaksakan diri menerobos akan jauh lebih bagus jika itu terjadi secara alami. Tubuhnya akan merespon semua energi itu sendiri dan yang dia cari adalah pencerahan bukan kekuatan instan. *Dang.. Dang... Dang...* Ketika dia berjalan menyusuri hutan Ye Tian merasakan getaran, seekor Kera Batu besar berlari keluar dari arah semak-semak dan tubuhnya penuh dengan luka ringan. Kera itu membawa Bunga Spiritual yang begitu harum dan dia berbalik arah dan berlari kearah Rumahnya. "Sialan... dari mana datangnya Kera Batu ini." Ye Tian mengejarnya dengan cepat dan dengan tubuh sebesar itu rumah kecilnyaMereka terbang dengan pelan dan diujung Sungai mereka melihat sebuah Gua besar, karena hari akan segera gelap Ye Tian memutuskan untuk beristirahat disana terlebih dahulu. Didalam Gua pinggir aliran sungai rumput spiritual level rendah tumbuh banyak, energi ditempat itu cukup nyaman dan Ye Tian meminum mata air yang sangat jernih itu. Semua rumput Spiritual menyala dalam kegelapan dan pemandangannya terasa sangat nyaman. Xue Jing melepaskan cadarnya dan penampilannya membuat Tan Ruqu terkejut, dia mendengar dari Chai Yin jika alasan Xue Jing menggunakan cadar adalah karena dia memiliki luka bakar disekitar wajahnya. "Ada apa ?" Xue Jing bertanya kepada Tan Ruqu karena terus memperhatikannya. "Tidak apa... aku hanya mendengar beberapa hal yang tidak enak tentang wajahmu tapi sepertinya rumor tetaplah sebuah rumor. Kau terlihat cantik sekali dibalik cadarmu." Tan Ruqu berkata dengan jujur. "Oh... maksudmu ten
Mereka bertiga terbang dengan sangat cepat mengendalikan Artifaknya, bagi Tan Ruqu ini adalah pengalaman yang baru dan dia tidak menyangka jika Artifak berbentuk daun ini adalah ciptaan Xue Jing sendiri. Xue Jing dan Tan Ruqu berbicara banyak hal satu sama lain, melihat keakraban ini membuat Ye Tian sedikit tenang dan sepertinya dia tidak perlu khawatir akan permusuhan yang legendaris dari semua Istri nantinya. Tan Ruqu melihat kedepan dan bertanya, "Ini bukan arah ke Kota Akademi Kerajaan dan kita sudah terbang seharian lebih. Kemana kau akan membawa kami pergi Ye Tian ?" "Iya... aku pikir Kakak akan membawa kita pulang." Xue Jing juga baru menyadarinya jika ini bukan arah untuk pulang. "Kita akan pergi ke Pegunungan dan aku berencana melatih kalian sampai ke lapisan kedelapan. Tan Ruqu lapisan keenam dan Xue Jing lapisan kelima, itu tidak akan lama lagi dan sesuai dengan rencana awal aku bermaksud untuk menelan Pil Roh P
Sampainya mereka di Mansion Ye Tian memegang tangan Xue Jing dan berkata, "Seharusnya kau jangan mengatakan hal seperti itu. Bahkan jika aku sangat ingin segera membentuk Jiwa Ilahi bagaimana bisa aku menerima wanita secara sembarangan apa lagi Tan Ruqu." "Kakak membencinya ?" Tanya Xue Jing yang merasa sedikit tidak enak. Ye Tian menggelengkan kepala dan duduk ditempat tidur, "Aku tidak punya alasan untuk membencinya tapi dia berasal dari Keluarga Kerajaan, sulit bagiku untuk pergi jika terus disibukan oleh mereka. Jelas berbeda denganmu yang sejak awal bersama denganku dalam segala kondisi, mereka mungkin hanya menginginkan kekuatanku untuk mendukung mereka saja." Xue Jing duduk disamping Ye Tian dan memegang telapak tangannya, "Jika ada orang lain yang melihat ini mungkin mereka akan berpikir jika Kakak sudah sangat trauma karena dimanfaatkan orang lain." Ye Tian tidak bisa menjawabnya karena memang itulah faktanya, s
Setelah menunggu enam hari akhirnya rombongan Raja Tan Wei datang bersama seluruh Pasukan besar, Ye Tian dan semua mantan petinggi Kerajaan Giok yang sudah menyerah menunggu didepan pintu. Xue Jing melambaikan tangannya dari dalam kereta dan dia bersama dengan Tan Ruqu, Ye Tian merasa sedikit lega karena dia memang menunggu kedatang Xue Jing bersama dengan yang lainya. Tan Wei menghampiri Ye Tian dan memegang bahunya, "Kerja bagus... aku sudah mendengar semua tentangmu dan kontribusimu dalam perang ini. Juga aku harus berterimakasih kepadamu karena sudah menyelamatkan Putraku, kau adalah orang yang layak disebut sebagai Pahlawan Kerajaan Bumi." "Yang Mulia terlalu menyanjung dan aku tidak pantas untuk itu." Ye Tian sedikit merendah dan terlalu malas menanggapi sanjungan. Mereka semua masuk kedalam dan Tan Wei memeriksa semuanya, adapun harta yang diambil oleh Ye Tian semuanya tidak lebih hanya bahan obat Tingkat Langit dan
Disisi lain Ye Tian dan para Jendral yang tersisa maju kedepan terlebih dahulu dengan kecepatan penuh, Prajurit yang menjaga Kota perbatasan meletakkan senjata mereka melihat ribuan Pasukan. Zhan Bei menyerahkan semuanya kepada mereka dan Feng Yu memerintahkan agar tidak melukai rakyat biasa. Ye Tian terbang seorang diri menuju ke Ibukota Istana Kerajaan, kabar kemenangan Kerajaan Bumi menyebar seperti guntur dan banyak kepanikan terjadi. Namun disetiap langkahnya Ye Tian membuat mereka untuk tenang karena tujuan akhirnya adalah kekuasaan itu sendiri. Istana Kerajaan sudah ada didepan mata dan Ye Tian menerobos penghalang dengan tinjunya, seperti halnya cermin yang pecah kekuatan yang Ye Tian punya sekarang tidak bisa dihentikan oleh penghalang Tingkat Langit. Para petinggi Istana Kerajaan Giok dan Penjaga Elit Raja Duan Ya saat ini sedang menjaganya, Raja Duan Ya terlihat sangat tidak senang dan sekaligus takut melihat sosok Ye Tian yang
Ledakan yang besar terdengar bersama dengan gelombang Qi, lengan kanan yang memegang Pedang melayang diudara dan lengan itu adalah milik Zhan Bei. Darah menyembur dari lengannya dan kondisinya sudah babak belur tidak berdaya setelah pertarungan. Bai Mu kehilangan setengah tubuhnya yang hancur dan tergeletak ditanah penuh dengan darah, Seni tubuh yang sekeras giok bahkan tidak mampu menangani elemen petir Zhan Bei dan dalam kematiannya dia sudah sangat puas tanpa penyesalan. "Balaskan dendam Dewa Perang." Dua Orang Jendral berlari kearah Zhan Bei dan berniat memenggal kepalanya. Lin Mu dan Feng Yu tidak membiarkan mereka begitu saja, dari belakang anak panah yang dilapisi oleh Qi ditembakkan dan menembus jantung mereka. Feng Yu bergegas menghampiri Zhan Bei dan memberikan Pil Roh Pemulihan serta menyegel luka di lengannya. Zhan Bei dengan lemas melihat kearah pertarungan Ye Tian, amarah yang disimpan sangat lama sedang dilam