แชร์

bab 24 mata yang membenci.

ผู้เขียน: Pita
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-15 09:32:32

Pagi itu, suasana istana terasa dingin dan penuh ketegangan, Matahari memang bersinar, tapi rasanya cahaya itu tidak benar-benar menyentuh siapa pun. Sejak insiden di lintasan kuda, semua orang berjalan hati-hati, seolah setiap langkah mereka bisa membawa masalah baru.

Jagatra berdiri di balkon kamarnya, menatap halaman yang mulai ramai oleh pelayan dan pengawal. Beberapa dari mereka menunduk sopan saat lewat, tapi Jagatra tau di balik sikap hormat itu, mereka sedang berbisik. Tentang dirinya. Tentang kejadian kemarin. Tentang bagaimana ia masih bisa selamat.

Pintu kamarnya diketuk pelan.

“Masuk,” kata Jagatra tanpa menoleh.

Ravel masuk, dan menundukkan kepalanya. “Yang Mulia, pengawal baru sudah ditugaskan menggantikan yang lama.”

“Siapa yang memilih mereka?” tanya Jagatra dengan suara pelan.

“Ratu sendiri,” jawab Ravel dengan suara hati-hati.

Jagatra menarik napasnya panjang. “Kalau begitu, mulai sekarang jangan percaya siapa pun selain dirimu sendiri. Mengerti?”

Ravel mengangguk. “
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 32 Menyusun Rencana.

    Malam di istana terasa lebih dingin dari biasanya. Langit begitu gelap, Di salah satu balkon tersembunyi yang menghadap ke halaman latihan prajurit, Kaesar berdiri sendirian. Mata tajamnya menatap langit, tapi pikirannya melayang entah ke mana.Ia menggenggam pagar batu dengan erat. Di kepalanya, satu nama terus bergema: Jagatra.“Kau terlalu lembut, Kakanda…” gumamnya pelan. “Dan kelunakan itu… akan menghancurkanmu.”"Kenapa kau begitu goyah hanya karena seorang gadis kakanda? aku nggak habis pikir seseorang yang dulunya tangguh, penuh pendirian, kuat, dan lebih mementingkan kerajaan kini rapuh hanya karena seorang gadis biasa? aku nggak akan membiarkanmu menjadi raja kakanda, karena kau sudah tak pantas menduduki gelar itu.." gumam Kaesar.Kaesar bukan tak sayang pada kakaknya. Tapi sejak kecil, ia tumbuh di bawah bayang-bayang Jagatra yang selalu menjadi yang terbaik, paling dikagumi, paling dipercaya. Dan kini, ketika posisi itu mulai terlihat goyah hanya karena seorang gadis bung

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 31 Perintah Rahasia.

    Istana Aethelgard selalu tampak megah dari luar istana itu terlihat menjulang angkuh dengan pilar marmer, lantai berkilau, dan lukisan para raja besar yang terpajang sepanjang lorong.Di sudut ruang strategi kerajaan, Kaesar berdiri membelakangi jendela besar. Cahaya bulan mengenai wajahnya yang terlihat tegang. Jari-jarinya mengepal, seolah mencoba meredam emosi yang hampir meledak.Bayangan Audina dan Jagatra yang saling berpelukan di taman sore tadi terus berputar di benaknya."Dia memilih melindungi seorang gadis bunga… dan meninggalkan darah birunya sendiri?"Dalam hati Kaesar, ada rasa marah, kecewa… dan terselip sesuatu yang tak pernah ia akui: rasa takut kehilangan peran sebagai satu-satunya orang yang mengerti Jagatra sejak kecil.Pintu terbuka tiba-tiba. Cristian melangkah santai ke dalam, seolah-olah ia telah menunggu momen ini.“Sepertinya badai emosi sudah mulai merusak keseimbangan takhta,” ucap Cristian ringan.Kaesar menoleh dengan wajah yang tak bersahabat“Jika kau ha

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 30 Kesedihan Audina.

    Senja turun perlahan di atas Kerajaan Aethelgard Silvanus. Langit oranye keemasan seindah lukisan, namun bagi Audina… dunia terasa kelabu.Aluna duduk sendirian di sudut taman kerajaan yang jarang didatangi orang, tempat yang sebenarnya menjadi saksi diam pertemuan pertamanya dengan Jagatra.Sepasang tangannya menggenggam mahkota bunga yang sudah hampir selesai dirangkainya, tetapi kelopak-kelopak kecilnya mulai basah… oleh air mata.Perkataan Cristian siang tadi terus bergema di telinganya."Dalam kerajaan, apa pun yang penting bagimu… juga penting bagi musuhmu."Ia bukan orang bodoh. Ia tahu kalimat itu bukan sekadar peringatan biasa itu adalah ancaman tersembunyi. Entah dari siapa, tapi ia tahu… dirinya sudah menjadi titik lemah seseorang. Titik lemah Jagatra.Dan dunia istana… tidak akan pernah membiarkan titik lemah itu hidup dengan tenang.Sedikit demi sedikit, air matanya jatuh.“Aku… hanya ingin bersamanya,” ucap Jagatra pelan. “Apa itu… terlalu berlebihan?”Audina tersentak s

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 29 Cinta segu empat?

    Pagi di istana terasa berbeda sejak kedatangan Cristian Bahrasta. Banyak mata yang mulai menilai ulang arah angin politik termasuk dalam urusan hati.Bukan hanya takhta yang diam-diam diperebutkan… tapi juga hati seseorang.Jagatra berdiri di balkon timur, menatap taman kerajaan. Pandangannya tertuju pada sosok Audina yang sedang berjalan bersama Putri Ellisha. Gadis penjual bunga itu tampak canggung di samping seorang putri bangsawan, tapi senyumnya tetap tulus senyum yang selalu berhasil menenangkan badai dalam hati Jagatra.Namun kali ini, hatinya tak sepenuhnya damai.Karena ia melihat sosok lain mengamati Audina dari kejauhan Kaesar.Tatapan adik tirinya itu terlalu lama, terlalu dalam… bukan sekadar ingin menghancurkan. Ada sesuatu yang lain di sana.Sesuatu yang mirip… keinginan.Jagatra yang melihat tatapan itu langsung mengepalkan tangannya.Sedangkan Di sisi lain taman, Cristian berjalan santai sambil membawa buku kecil. Ia berhenti tepat di dekat Ellisha dan Audina. Senyuma

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 28 Kedatangan Cristian.

    Di halaman istana, para pengawal sudah berjaga dengan formasi sempurna. Lonceng besar berdentang tiga kali tanda kedatangan tamu penting dari kerajaan Bahrasta.Jagatra berdiri di beranda utama bersama Ratu Elean dan beberapa bangsawan tinggi. Wajahnya datar, tapi pikirannya berputar cepat. Ia tahu nama yang akan disebut berikutnya bukan nama asing. Cristian Bahrasta putra mahkota dari kerajaan tetangga yang dikenal dengan kecerdasan, kelicikan, dan ambisinya yang tak ada batas.“Pangeran Cristian dari Bahrasta telah tiba!” seru pengawal di depan gerbang besar.Pintu gerbang dibuka perlahan, dan dari balik pintu itu muncul barisan kuda hitam berzirah perak. Di depan rombongan itu, seorang pria muda turun dari kudanya dengan gerakan tenang tapi berwibawa.Rambutnya hitam pekat, matanya tajam seperti pedang, dan setiap langkahnya membawa aura dingin yang membuat para bangsawan menahan napas mereka.Cristian Bahrasta sosok yang bahkan musuh pun enggan menatapnya terlalu lama.Ratu Elean

  • Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota   bab 27 Rencana berikutnya.

    Malam di istana belum sepenuhnya tenang. Setelah pesta penyambutan berakhir, hanya suara serangga malam dan langkah pelayan yang terdengar.Jagatra berjalan sendirian di koridor itu. Kepalanya penuh dengan pikiran yang tak menentu tentang ibunya, tentang Kaesar, tentang Audina… dan sekarang, tentang Putri Ellisha.Ia tak bisa memungkiri, putri dari Eravon itu punya daya tarik yang berbeda. Sorot matanya tajam, tapi lembut. Kata-katanya manis, tapi terasa menyimpan sesuatu.Jagatra tahu cara perempuan bangsawan bekerja mereka jarang bicara tanpa maksud tersembunyi.Namun ada satu hal yang membuatnya gelisah: tatapan Ellisha padanya terasa nyata. Terlalu jujur untuk sekadar permainan politik.Sementara itu, di kamar tamu, Putri Ellisha duduk di depan cermin besar. Rambut pirangnya tergerai, dan di tangannya ada kalung kecil berbentuk mawar perak hadiah dari ayahnya, simbol keluarga kerajaan Eravon.Namun malam ini, pikirannya bukan pada ayahnya, melainkan pada seseorang yang baru saja i

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status