Share

Bab 265

Author: Lilia
Hanya dalam sekejap, Wulan berteriak lantang dan para pengawal Kediaman Pangeran Pradipta pun bergegas masuk ke dalam ruangan. Meskipun mereka tidak mencabut pedang, suasananya langsung mencekam.

Sura langsung membentak, "Berani sekali kalian bersikap lantang terhadap Putri Mahkota! Apa semua orang di kediaman Pangeran Pradipta sudah bosan hidup?"

Para pengawal itu menoleh ke arah Wulan. Tatapan mereka penuh kegelisahan, seolah semuanya sedang memohon belas kasih. Jika hari ini mereka menyinggung Putri Mahkota, nasib mereka sudah pasti akan celaka. Namun jika menolak perintah Wulan, akibatnya juga akan mengerikan.

Di saat genting itu, Anggi justru tersenyum, lalu berbalik perlahan. Dia tidak lagi menoleh pada Pangeran Pradipta.

Pangeran Pradipta memang bukan orang baik!

Dalam cerita aslinya, Pangeran Pradipta telah mencelakai banyak wanita. Setelah terpikat pada Wulan, dia bahkan mencoba menodainya, tapi akhirnya dihajar habis-habisan oleh Satya dan berakhir tragis.

Namun sekarang, kar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 278

    Luis menatap Anggi dalam-dalam. Setelah waktu yang lama, dia menyahut dengan suara serak, "Nggak terlalu baik.""Ada apa?" Anggi duduk, lalu memijat pelan tangan besar Luis. "Apa aku boleh tahu?""Aku belum tahu harus mulai dari mana.""Kalau begitu, nggak usah diceritakan dulu," kata Anggi dengan lembut, lalu menatap Luis dengan serius. "Sebenarnya aku juga punya beberapa hal yang belum tahu bagaimana harus kukatakan kepadamu."Luis tersenyum, menyibakkan rambut Anggi yang berantakan. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita berjanji, nanti kalau kita sudah tahu bagaimana mengatakannya, kita cerita sama-sama?""Baik." Anggi langsung mengangguk."Hm." Luis mengiakan, lalu melepaskan pakaian luarnya. Dia naik ke ranjang dan memeluk gadis itu erat-erat dalam pelukannya.Sebenarnya, dia sudah lama curiga bahwa Anggi menyimpan sebuah rahasia. Namun, karena gadis ini tidak pernah mengatakan apa-apa, dia pun memilih untuk tidak bertanya.Sementara itu, sampai hari ini pun, Luis belum benar-benar

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 277

    Saat melihat Luis, Mina hendak memberi salam. Namun, Luis langsung memberi isyarat tangan untuk menyuruhnya diam.Dengan suara rendah, Luis bertanya, "Putri Mahkota belum bangun?"Mina mengangguk pelan."Kenapa masih belum bangun di jam segini?" tanya Luis lagi.Biasanya Anggi memang suka tidur agak lama, tetapi tidak pernah sampai sesiang ini.Mina lalu menceritakan bagaimana semalam Anggi tiba-tiba terbangun.Luis terdiam sesaat, lalu menyerahkan kotak makanan di tangannya kepada Mina. "Bawa ke dapur dan hangatkan.""Baik."Luis mendorong pintu dan masuk. Langkah kakinya ringan, sebisa mungkin tidak mengganggu gadis yang sedang tidur di atas ranjang.Semalam, ayahandanya menahannya di istana dan memintanya berjanji bahwa jika suatu hari dia menjadi kaisar, dia tidak boleh mengangkat ibundanya menjadi ibu suri.Luis tidak bisa memahaminya. Semua orang tahu bahwa Dariani adalah selir yang paling disayangi Kaisar, tetapi mengapa gelar permaisuri tidak pernah diberikan kepadanya secara s

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 276

    Wajah Anggi memerah, tetapi dia tetap mengangguk.Kemudian, dia dan Mina masuk ke kamar dalam. Mina meletakkan buku itu di bawah bantal Anggi dan berkata, "Putri Mahkota sebaiknya lebih memperhatikan urusan ini. Putra Mahkota sangat hebat, pasti banyak pejabat dan petinggi yang mengirimkan wanita cantik ke kediaman."Wajah Anggi semakin merah. Luis sebaik itu, kelak pasti akan dikelilingi oleh wanita-wanita cantik yang tak terhitung jumlahnya.Hanya memikirkannya sudah membuat hatinya tidak nyaman. Namun, apa yang bisa dia lakukan?Kalau takdir bisa diubah, Luis akan menjadi kaisar. Mana mungkin dia hanya memiliki satu wanita?Begitu memikirkan hal itu, Anggi merasa isi buku tadi tidak penting lagi."Putri Mahkota?" Mina merasakan dengan jelas bahwa Anggi tidak terlalu bersemangat, tetapi dia pun tidak tahu harus berkata apa.Tak lama kemudian, Naira kembali dengan membawa semangkuk sarang burung.Anggi hanya makan beberapa suap, lalu berhenti. Dia teringat bahwa salep untuk Luis hampi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 275

    Mendengar semua orang membicarakan Anggi, Yohan tiba-tiba tertawa. "Memang begitu maksudnya. Meskipun kita semua berlutut di depannya, dia tetap nggak akan luluh. Dia nggak akan mengobati kaki Bayu."Suasana seketika menjadi suram. Di dalam ruang kerja, semua orang diam membisu. Hanya suara Yohan yang terdengar saat menyeruput teh dari cangkirnya.Setelah waktu yang lama, akhirnya Ayunda membuka mulut. "Sekarang Bayu di Kediaman Pangeran Pradipta. Aku ... aku nggak tenang.""Kalau begitu, pergilah minta kemurahan hati dari Putri Mahkota," kata Pratama dengan nada tak berdaya. "Kami bertiga juga akan memohon pada Putra Mahkota agar Bayu bisa segera dibawa pulang."Pelayan senior itu telah menceritakan seperti apa kehidupan Bayu di kediaman itu. Wulan benar-benar mengecewakan!Pratama melanjutkan, "Kita tetap harus coba. Bayu itu seorang jenderal. Tapi kalau dia nggak bisa berdiri, masih pantaskah disebut jenderal?""Kamu pergi lagi besok. Kalau dia masih menolak, lusa pergi lagi. Kalau

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 274

    "Lanlan ....""Jangan bawa-bawa nama dia di depanku! Kalau bukan karena dia bohong dan menipu kita, apa Kediaman Jenderal Musafir bisa sampai separah ini?"Kalau saja dia tahu diri dan nggak bicara omong kosong ke Bayu, mana mungkin Bayu membantu dia menculik Anggi? Mana mungkin Putra Mahkota marah besar? Mana mungkin kaki Bayu jadi lumpuh begini?"Ayunda cemberut, hatinya penuh rasa kesal. "Wulan bukan anakku seorang, kenapa cuma aku yang disalahin ...," gumamnya pelan.Pratama menggertakkan gigi karena geram. "Masih bisa melawan? Ibu rumah tangga mana yang nggak urus anak?"Mendengar itu, Ayunda langsung diam. Dia menoleh ke arah pelayan itu. "Lanjutkan ceritanya. Kaki Bayu masih bisa disembuhkan."Pelayan itu cepat-cepat mengangguk, lalu menceritakan semua kejadian di Jalan Damai. Tentang seorang pria yang urat kakinya sempat putus, tetapi disambung dan disembuhkan oleh Anggi."Anggi bisa menyembuhkan Bayu." Wajah Pratama mulai menunjukkan sedikit harapan. Beberapa hari terakhir, di

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 273

    Pelayan itu tertegun. "Apa yang kamu bilang tadi? Siapa tabibnya?"Ayunda yang ada di dalam kereta tak bisa duduk tenang lagi. Dia mendorong pintu kereta, lalu dibantu oleh kusir untuk turun.Pemuda itu bertanya, "Ka ... kalian mau apa?"Ayunda tersenyum. "Dik, jangan takut."Dia melirik ke arah koin tembaga yang tergeletak di tanah, lalu memelototi pelayan senior itu. Kemudian, dia tersenyum lagi dan memerintahkan pelayan untuk memberikan dua tahil perak kepada pemuda itu agar luluh."Tadi kamu bilang urat kaki ayahmu baru saja disambungkan oleh tabib dan baru bisa jalan ya?"Pemuda itu mengernyit, lalu mengangguk. "Iya.""Boleh tahu, siapa nama tabibnya?"Pemuda itu mengangkat tangannya dan menunjuk. "Itu, tabib dari Balai Pengobatan Afiat. Eh, sekarang beliau sudah jadi Putri Mahkota yang terhormat.""Pu ... Putri Mahkota ...." Ayunda terbelalak tak percaya. Dia sama sekali tak menyangka, Anggi benar-benar bisa mengobati kaki yang lumpuh.Jadi, kaki Putra Mahkota disembuhkan oleh An

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status