Pada larut malam, Luis membawa Dika dan para pengawal bayangan keluar dari Kediaman Putra Mahkota. Mereka mengadakan pertemuan rahasia di gunung pinggiran kota.Orang yang ditemui kali ini adalah mantan komandan Pasukan Pengawal Istana, Reza, dan wakilnya, Parmin. Mereka baru diberhentikan oleh Kaisar beberapa hari lalu."Salam, Putra Mahkota," sapa Reza dan Parmin memberi hormat pada Luis.Luis mengangkat tangan sembari berkata, "Kalian berdua silakan berdiri. Hari ini, aku kemari untuk membicarakan hal penting."Gunung ini tampaknya sudah menjadi markas militer. Tempat ini sudah diatur oleh Luis sejak beberapa tahun lalu dan selama ini dikelola oleh Bahar. Hingga kemarin, Luis baru memerintahkan untuk mengundang Reza dan Parmin kemari.Reza dan Parmin sangat terkejut begitu melihat markas militer ini. Namun, mereka segera merasa lega. Setidaknya ini membuktikan bahwa Luis sama sekali tidak di bawah kendali siapa pun, melainkan punya rencana sendiri."Kami berdua bersumpah akan selalu
Luis duduk di kursi utama. Setelah dia melontarkan perkataannya dengan tenang, para menteri sangat terkejut."Pantas saja, saya sudah lama merasa ada yang aneh dengan Kaisar.""Beberapa hari lalu, Kaisar masih sangat sehat. Setelah lama nggak bertemu, keadaannya malah selemah itu. Tadi saat di Istana Lotus, tubuh Kaisar sampai gemetaran seperti sedang sakit.""Selir Jelita juga berani sekali di hadapan Kaisar. Apa mungkin Selir Jerita yang memberontak?"Seluruh aula utama seketika dipenuhi berbagai pembicaraan. Suasananya sangat gaduh.Ada yang bertanya, "Bagaimana caranya untuk menyelamatkan Kaisar?"Ada yang menjawab, "Melihat kondisi Kaisar, sepertinya beliau sama sekali nggak mau diselamatkan."Semua orang kembali menatap Luis. Luis memerintah, "Bagian militer dan para jenderal, periksa seluruh markas militer. Kalau ada orang yang mencurigakan, segera selidiki!"Menteri Militer dan para jenderal segera maju sembari menjawab dengan serempak, "Kami segera melaksanakannya.""Guru Ilha
"Ada beberapa hal yang nggak boleh dia ketahui. Kalau mau berhasil, kita masih butuh bantuan Sunaryo," jelas Jelita."Nyonya, hamba mengerti," balas Yasa.Jelita mengelus perutnya sembari berkata, "Ini anakku dan akan menjadi sandaranmu kelak. Setelah nanti semua berhasil, posisi kepala kasim akan menjadi milikmu. Keluargamu akan hidup makmur turun-temurun. Kamu juga akan menjadi kebanggaan keluargamu.""Baik. Hamba mengerti," ucap Yasa."Baik. Cepat pergi," timpal Jelita.Setelah 15 menit, Yasa membawa Sunaryo datang. Sunaryo dan Jelita saling memandang di balik sekat.Yasa yang peka segera membubarkan semua orang, meninggalkan Jelita dan Sunaryo saling bertatapan."Pangeran," panggil Jelita keluar lebih dulu. Dia melewati sekat berjalan ke arah Sunaryo dengan mata penuh cinta dan air mata, lalu menerjang ke dalam pelukannya.Sunaryo memeluk wanita yang selalu dia rindukan. Setelah cukup lama, dia baru bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"Jelita menarik tangan Sunaryo, lalu meletakkan
Apa lagi yang berani dikatakan Wawan? Dia masih memiliki tugas. Tidak boleh terjadi masalah apa pun saat ini. Katanya, "Tapi, bagaimanapun Kaisar itu seorang penguasa."Satya tersenyum dingin dan berkata, "Kaisar hanya perlu patuh. Apa pun yang dia mau makan, semuanya akan disediakan."Selesai berbicara, Satya langsung memerintahkan orang untuk membawa Kaisar ke aula samping Istana Lotus."Sup kambing. Sup kambingku," ucap Kaisar.Jelita berkata dengan kesal, "Jangan ribut. Nanti akan ada orang yang bawakan untukmu."Kaisar dibawa secara paksa. Wawan mengawal dari samping. Mulai sekarang, Kaisar akan dikurung di Istana Lotus.Jelita menyeka keringat dinginnya sebelum bertutur, "Barusan itu mengejutkan sekali."Satya merangkul Jelita sembari menimpali, "Apa yang kamu takutkan? Seluruh Pasukan Pengawal Istana ada dalam kendaliku. Setelah anak ini lahir dengan lancar, Luis dan lainya hanya akan mati.""Gimana kalau setelah minum sup kambing, Kaisar bertenaga lagi dan balik menekan kita?"
Luis berlutut dengan satu lutut, lalu menjelaskan kepada Kaisar, "Ayahanda, mana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Lagian, aku juga nggak punya dendam atau masalah apa pun dengan pelayan Selir Jelita. Kenapa aku harus menyakitinya?"Kaisar menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh ke arah Jelita. Dia memberi tahu, "Putra Mahkota bilang ini bukan ulahnya."Tatapan Kaisar begitu tajam seperti ingin memangsa orang. Jelita sontak merasa cemas dan mulai takut.Pada saat itulah, tubuh Kaisar tiba-tiba bergetar sedikit dan auranya berubah drastis. Jelita pun menguji keadaan dengan bertanya, "Ka ... kalau begitu, kenapa kantong yang biasa dibawa Putra Mahkota bisa ditemukan di dekat mayat Fani? Putra Mahkota, bisakah kamu menjelaskan soal itu?"Luis membalas, "Sudah kubilang tadi, kasim di sisimu yang mencurinya dariku."Yasa masih dalam posisi berlutut. Tanpa bangkit, dia bersujud sambil berujar, "Astaga. Putra Mahkota, Anda salah paham pada hamba. Mana mungkin hamba berani mencuri barang
Luis berucap sambil tersenyum, "Aku sama sekali nggak peduli anak dalam kandunganmu itu laki-laki atau perempuan. Setelah anakmu lahir, dia cuma seorang bayi. Apa yang perlu aku khawatirkan?"Jelita membantah, "Kaisar, coba tanya pada Tabib Rasyid. Dia yang selalu bertugas untuk memeriksa kehamilan saya. Anak ini memang anak Kaisar."Kaisar mengangkat tangannya yang tinggi. Semua orang yang melihatnya merasa seolah-olah tamparan itu akan segera datang. Bahkan Luis pun berpikir, kali ini ayahandanya tidak mungkin akan percaya pada Jelita. Rencana mereka yang ingin mengendalikan istana lewat anak ini sepertinya akan berakhir sekarang.Namun tak lama kemudian, Kaisar malah menurunkan tangannya. Dia bertanya dengan ragu, "Benarkah? Kamu benar-benar nggak mengkhianatiku?"Jelita membalas seraya menggeleng, "Saya masih perawan ketika menjadi selir Kaisar. Anda sendiri juga tahu jelas. Mana mungkin anak yang saya kandung adalah anaknya orang lain?"Kaisar mendengus pelan sebelum berujar, "Hmp