Share

Bab 358

Penulis: Lilia
Melihat raut wajah Jelita yang dipenuhi kekhawatiran, Sunaryo merapatkan bibirnya, mengamati gadis di bawah tubuhnya dengan saksama. "Mati di tangan wanita cantik memang bukan sesuatu yang memalukan."

Dia akan menerimanya dengan senang hati.

Dulu, mereka saling mengandalkan untuk bertahan hidup. Hari ini demi ketulusan hatinya pada gadis ini, juga demi janji yang pernah terucap, dia akan membantu Jelita mewujudkan keinginannya.

Apa pun yang ingin Jelita lakukan, Sunaryo akan mendukung tanpa syarat.

Ubaid terbangun. Tubuhnya terbaring di sebuah kursi panjang bergaya bangsawan. Ruangan ini besar, tetapi tampak tak berpenghuni. Aroma pengap dan apek menyelimuti udara.

Dia memandang sekeliling, sama sekali tak mengenali tempat ini. Ketika hendak meraih pedangnya, dia baru menyadari tangan dan kakinya terasa kaku dan lemas.

Saat itu juga, seorang pelayan muncul, lalu berkata dengan sopan, "Tuan, mohon tunggu sebentar. Saya akan segera mengabari Nona."

Mengabari Nona? Saat itu, Ubaid baru te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
fadil anggara
yaaaahhh sayang bgt g ada part anggi & luiss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 358

    Melihat raut wajah Jelita yang dipenuhi kekhawatiran, Sunaryo merapatkan bibirnya, mengamati gadis di bawah tubuhnya dengan saksama. "Mati di tangan wanita cantik memang bukan sesuatu yang memalukan."Dia akan menerimanya dengan senang hati.Dulu, mereka saling mengandalkan untuk bertahan hidup. Hari ini demi ketulusan hatinya pada gadis ini, juga demi janji yang pernah terucap, dia akan membantu Jelita mewujudkan keinginannya.Apa pun yang ingin Jelita lakukan, Sunaryo akan mendukung tanpa syarat.Ubaid terbangun. Tubuhnya terbaring di sebuah kursi panjang bergaya bangsawan. Ruangan ini besar, tetapi tampak tak berpenghuni. Aroma pengap dan apek menyelimuti udara.Dia memandang sekeliling, sama sekali tak mengenali tempat ini. Ketika hendak meraih pedangnya, dia baru menyadari tangan dan kakinya terasa kaku dan lemas.Saat itu juga, seorang pelayan muncul, lalu berkata dengan sopan, "Tuan, mohon tunggu sebentar. Saya akan segera mengabari Nona."Mengabari Nona? Saat itu, Ubaid baru te

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 357

    Kekasih yang sudah lama tak bersua itu langsung menuju ke kamar Sunaryo.Gairah meledak, keduanya larut dalam kegilaan selama dua hingga empat jam lamanya, bahkan sampai dua kali memanggil pelayan untuk membawa air.Setelah kelelahan yang luar biasa, Jelita terkulai di atas tubuh Sunaryo. Pria itu menyibakkan helaian rambut di keningnya, menatap wajah cantik yang memesona itu.Hanya dia yang pernah melihat wajah asli gadis ini.Baru saja pikiran itu muncul, Jelita menggenggam tangan Sunaryo dan menekannya ke pipinya, lalu berkata, "Sunaryo, Satya sudah melihat wajah asliku.""Apa?"Gadis itu segera menindih tubuhnya. "Jangan panik, aku nggak apa-apa."Sunaryo mengiakan, menatap mata gadis itu. "Kalau begitu, bukankah sangat berbahaya bagimu berada di dekatnya?"Jelita mengedipkan mata. "Benar, tapi ada satu hal lagi yang pasti akan membuatmu lebih terkejut."Dia sengaja menahan informasi. Tatapan Sunaryo penuh dengan rasa penasaran terhadap gadis di hadapannya. "Apa itu?""Satya sudah

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 356

    Mereka semua harus dilenyapkan!Satya melirik ke arah Jelita, gadis yang sedang berlutut dengan rendah diri di hadapannya. Riasan wajahnya kini tak lagi menyerupai Anggi seperti sebelumnya. Kini, dia terlihat seperti gadis malang yang ingin bergantung padanya.Gadis malang .... Tidak, justru Satya yang paling malang di sini.Dulu dia tak pernah memikirkannya secara mendalam. Namun, hari ini kata-kata Jelita telah menyadarkannya. Tatapannya menjadi tajam dan penuh peringatan saat menatap Jelita."Sepertinya kamu sangat membenci Anggi dan semua anggota Keluarga Suharjo. Apa kamu benar-benar berharap mereka semua dilenyapkan?"Jelita tercekat. Seketika, dia terbata-bata. "Me ... mereka telah mencelakai Tuan. Saya membenci mereka karena mereka telah menghancurkan hidup Tuan."Sikapnya yang lemah lembut membuatnya tampak seperti anak ayam yang kehujanan. Dia menempatkan dirinya serendah mungkin untuk menenangkan hati Satya yang penuh luka.Benar saja, sikap itu membuat sorot mata Satya mele

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 355

    Ketiga putra Pratama tidak mengatakan apa pun.Setelah memberikan instruksi dan menyuruh Yohan membawa Bayu pergi, Pratama berkata pada Dimas, "Kamu yang paling stabil di keluarga ini. Pergi dan selidiki siapa yang telah menyakiti Lanlan."Dimas mendongak dan membalas, "Ayah tadi baru melarang kami memprovokasi Kediaman Putra Mahkota, jadi untuk apa repot-repot menyelidiki? Selain itu, status Wulan sekarang adalah tersangka buron, dia dicurigai turut andil dalam pembunuhan Pangeran Pradipta. Mengizinkannya tinggal di Kediaman Jenderal saja sudah berisiko besar!"Pratama terdiam.Dimas melanjutkan, "Nggak perlu diselidiki, sudah pasti mereka yang melakukannya. Demi melindungi Keluarga Suharjo, kita hanya bisa mengusir Wulan. Dengan begitu, mungkin kebencian di hati Anggi bisa reda.""Mana mungkin Lanlan berani membunuh Pangeran Pradipta?" ucap Pratama."Kenapa nggak? Aku pernah menginterogasi pelayan senior yang selalu menemani Ibu bepergian. Pelayan senior itu berkata kalau Wulan memeg

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 354

    "Aku nggak berharap dia mengantarkan Keluarga Suharjo pada kejayaan dan kemakmuran, tapi kuminta kalian jangan memprovokasinya. Dengan begitu, mungkin Keluarga Suharjo masih punya kesempatan untuk bertahan," ujar Ambar.Pratama menatap ibunya. Akhirnya, dia mengangguk dan menjawab dengan berat hati, "Aku mengerti.""Baguslah," ucap Ambar, merasa sedikit lega. Setelah batuk-batuk hebat sebentar, dia mengibaskan tangannya dan menyuruh Pratama pergi. "Cepatlah bicara dengan putra-putramu. Jangan terus membuat kesalahan yang sama.""Baik. Aku pergi dulu," sahut Pratama sambil menangkupkan tinju dengan hormat. Dia meninggalkan Ambar dan langsung pergi ke ruang baca.Seorang pelayan berdiri di depan pintu, tetapi Yohan dan yang lain tidak terlihat di dalam.Pratama lantas bertanya, "Mana ketiga putraku?""Hamba tidak tahu, Tuan," sahut si pelayan.Tidak tahu? Artinya mereka belum datang. Ketika Pratama hendak mencari mereka, dia melihat Yohan datang sambil membopong Bayu di punggungnya."Bar

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 353

    Ambar memijat kepala dan mengusap kakinya. Beberapa waktu ini, dia membenci Wulan karena telah membohongi semua orang.Kini, Ambar tidak memiliki obat lagi untuk mengobati sakit kepalanya. Dia melewati hari-harinya dengan gelisah, merasa hidupnya sudah tidak lama lagi. Dia boleh saja mati, tetapi Keluarga Suharjo tetap harus bertahan.Ambar berkata dengan nada tercekat pada Pratama, "Ikut aku keluar sebentar."Pratama ragu-ragu. Sudah lama dia tidak melihat raut seserius itu di wajah ibunya. Dia lalu mengibaskan tangan, mengisyaratkan Yohan dan Dimas untuk membawa Bayu menunggunya di ruang baca.Sekelompok orang itu pun pergi.Ayunda berbaring menelungkup di sisi tempat tidur. Kedua tangannya bergetar ingin mengelus Wulan, tetapi dia tidak sanggup menyentuhnya."Ibu nggak akan memaafkannya, nggak akan memaafkannya," ucap Ayunda penuh dendam.Sebelum ini, Ayunda hanya tidak menyukai Anggi. Sekarang, dia benar-benar membencinya. Sejak Anggi menghancurkan hidup Bayu dan Wulan yang paling

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status