Share

Bab 558

Penulis: Lilia
"Sayang, aku harus menemani Kak Aska."

Bagaimanapun juga, dia tetap menguasai ilmu pengobatan. Meski akan membuat Aska harus menderita, dia akan melindunginya sepenuh hati.

"Baik, aku temani kamu."

Rombongan pun kembali ke Paviliun Pir.

Setelah Aska dipaksa mandi dengan air dingin, kesadarannya mulai kembali.

Anggi segera memasang jarum akupunktur padanya, lalu memanggil Damar untuk berdiskusi dan menyuruh para pelayan menyiapkan ramuan obat.

Setelah semalam suntuk penuh kekacauan, Aska baru bisa tertidur lelap menjelang pagi.

Sekembalinya ke bangunan utama, Anggi sudah sangat kelelahan. Bahkan ketika Luis berpamitan hendak pergi ke istana untuk menghadiri sidang pagi pun, dia tidak sadar. Dia baru bangun menjelang sore.

Saat Mina datang untuk melayaninya, Anggi menariknya ke samping.

"Aku pernah bilang ke kamu, kalau kamu punya seseorang yang kamu sukai, kamu harus bilang ke aku. Aku pasti akan membantumu."

Pipi Mina langsung merona, pikirannya langsung tertuju pada Sura.

Namun, ucapa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 560

    Saat itu juga, setelah menenggak dua cangkir arak, Satya mulai menangis dengan air mata penuh kepedihan.Melihat putra terbaiknya berubah menjadi seperti ini, hati Burhan terasa hancur. Mana mungkin dia tidak merasa sakit? Dia terus-menerus menuangkan arak untuk Satya. Cangkir demi cangkir.Perlahan-lahan, Satya mulai kehilangan kendali. Dia memeluk Burhan dengan erat seperti anak kecil."Ayahanda ... Ayahanda ....""Anggi ... perempuan hina itu ... dia pantas mati!""Ya, Anggi memang pantas mati! Ayah pasti akan membuatnya menyesal seumur hidup!" Burhan memeluk anaknya erat dan menuangkan lagi segelas arak. "Ini ... minumlah lagi."Dalam keadaan tanpa curiga, Satya mengambil cangkir dan meneguknya hingga habis. Beberapa kali seperti itu, hingga akhirnya Satya mabuk berat dan tak sadarkan diri.Saat itu, di ruang makan hanya ada mereka berdua. Burhan menatap putranya yang terkulai lemas, lalu dengan perlahan menutup matanya. Kemudian, tangannya terulur menyentuh bagian bawah tubuh Saty

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 559

    Jari-jarinya ikut gemetar. Saking marahnya, Burhan bahkan sampai hampir pingsan."Cepat ... cepat panggil Putra Bangsawan ke sini!" serunya dengan napas terengah-engah pada pengawal pribadinya."Baik, Tuan!"Tak lama kemudian, Satya datang dengan wajah serius dan raut cemas. "Ada apa Ayahanda memanggilku?"Burhan langsung melemparkan surat itu ke wajah putranya.Satya terlihat bingung. Dia membungkuk untuk memungut surat tersebut. Begitu melihat tulisan tangan pada surat itu dan membaca isinya, dia langsung berteriak, "Nggak! Ini palsu! Mana mungkin?! Ayahanda, jangan percaya pada hasutan musuh!"Burhan menatapnya dengan mata memicing. "Ayah ingat, sejak bulan itu, setelah kamu kembali dan tinggal di kediaman Jelita, sikapmu mulai berubah drastis. Termasuk suaramu ...."Satya refleks menutup tenggorokannya, "Ayahanda, suaraku baik-baik saja.""Baik-baik saja?" Burhan mulai menggigil.Awalnya memang tidak terasa, tapi sekarang suara anaknya terdengar terlalu lembut. Mirip suara para kas

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 558

    "Sayang, aku harus menemani Kak Aska."Bagaimanapun juga, dia tetap menguasai ilmu pengobatan. Meski akan membuat Aska harus menderita, dia akan melindunginya sepenuh hati."Baik, aku temani kamu."Rombongan pun kembali ke Paviliun Pir.Setelah Aska dipaksa mandi dengan air dingin, kesadarannya mulai kembali.Anggi segera memasang jarum akupunktur padanya, lalu memanggil Damar untuk berdiskusi dan menyuruh para pelayan menyiapkan ramuan obat.Setelah semalam suntuk penuh kekacauan, Aska baru bisa tertidur lelap menjelang pagi.Sekembalinya ke bangunan utama, Anggi sudah sangat kelelahan. Bahkan ketika Luis berpamitan hendak pergi ke istana untuk menghadiri sidang pagi pun, dia tidak sadar. Dia baru bangun menjelang sore.Saat Mina datang untuk melayaninya, Anggi menariknya ke samping."Aku pernah bilang ke kamu, kalau kamu punya seseorang yang kamu sukai, kamu harus bilang ke aku. Aku pasti akan membantumu."Pipi Mina langsung merona, pikirannya langsung tertuju pada Sura.Namun, ucapa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 557

    "Apa maksudmu 'sudah berlalu'?" tanya Mina tidak terima."Maksudku, lagian kamu dan Tuan Aska nggak ada perasaan. Dia juga nggak mungkin menikahimu. Kalau begitu, bagaimana kalau kamu menikah denganku saja?" Sura akhirnya memberanikan diri mengatakannya.Mina tertegun di tempat, "Apa yang kamu bicarakan ini?""Aku ... aku nggak asal bicara. Aku benar-benar nggak peduli dengan masa lalumu dan aku harap kamu juga nggak merendahkan diriku. Menikahlah denganku, ya?""Mina, aku sudah lama menyukaimu."Semua luka dan kesedihan Mina seakan disembuhkan oleh kata-kata itu. Dia merasa sedih karena selama ini menganggap Pati seperti kakak laki-lakinya sendiri. Bahkan, karena pernah menerima pengakuan cintanya, Mina sempat merasa ada sesuatu yang samar dalam hatinya.Itulah sebabnya, saat Pati sendiri yang menyuruhnya melayani Aska, hatinya terasa sangat terluka. Mina merasa dirinya hanyalah seorang pelayan dan tidak pantas dicintai. Dirinya ini mudah sekali diabaikan, lalu diberikan begitu saja l

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 556

    "Anggi ... jangan pergi." Dia menggenggam tangan Mina erat-erat.Mina membelalak kaget. 'Yang dia panggil barusan ... Anggi. Jadi benar, orang yang ada di hati Tuan Aska adalah Putri Mahkota.'Sebagai pelayan pribadi Anggi, Mina tahu jelas bahwa Anggi sama sekali tidak tahu perasaan Aska terhadapnya. Rahasia sebesar ini membuat tubuh Mina seketika lemas dan pikirannya kacau.Pada saat bersamaan, Pati sudah kembali dengan membawa es. Mina mencoba melepaskan genggaman erat tangan Aska, tetapi tidak berhasil. Dia menggenggam Mina terlalu kuat.Tiba-tiba Pati berlutut dengan satu lutut di depan Mina dan berkata, "Nona Mina, kumohon, tolonglah majikanku. Kebaikanmu ini pasti akan kubalas di kemudian hari."Mina benar-benar linglung. Dulu, orang yang pernah menyatakan cinta padanya kini justru memohon agar dia menolong Aska.Demi Anggi, dia rela memberikan tubuhnya untuk membantu Aska. Namun, mendengar permintaan itu keluar dari mulut Pati, rasanya tetap sulit diterima. Ada perasaan aneh yan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 555

    Sura mengentakkan kaki dengan marah. Dia melemparkan tatapan tajam pada Pati, lalu pergi dengan amarah yang membara.Pati terlihat sangat menyesal. Dia membungkuk ke arah Luis dan Anggi, lalu meminta maaf dengan tulus, "Mohon Putri Mahkota memaafkan. Hamba ... hamba benar-benar nggak bermaksud."Anggi mengangkat tangan, memberi isyarat agar dia tidak perlu bicara lagi.Dilihat dari sifat Aska, dia pasti akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Orang seperti dirinya yang bersih dan menjauhkan diri dari duniawi, memang tidak cocok bersama pelayan biasa. Setidaknya, Mina tahu membaca dan menulis, juga pernah diajari seni seperti musik, catur, kaligrafi, dan lukisan ....Anggi tidak berani berpikir lebih jauh. Semakin dipikirkan, dia semakin merasa bersalah pada Aska, juga pada Mina.Seandainya saja saat itu dia tidak pergi keluar bersama Aska ... mungkin semua ini tidak akan terjadi."Anggi, kamu nggak perlu menyalahkan diri sendiri," Luis menenangkan sambil memeluknya. Dia juga memberi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status