Share

Bab 7

Author: Lilia
Mendengar ucapan Luis, Anggi mendongak dan menatap lekat pria di atas ranjang. Dia lalu membalas, "Saya paham."

Baru selesai berkata, wajah Anggi lantas memerah.

Setelah berpikir sebentar, Luis menambahkan, "Bajunya juga harus dilepas."

Usai berkata, Luis langsung berbaring. Kedua tangannya diletakkan di depan dada, gayanya sangat tenang.

Namun, seberapa banyak yang harus Anggi lepas? Luis tidak memberi arahan lainnya.

Dia menunduk dan menggigit bibir, lalu menanggalkan pakaian luarnya hingga tersisa baju dalam.

Setelah memadamkan lilin, ruangan itu menjadi gelap gulita.

Anggi terpaksa merangkak mendekati kaki Luis untuk menaiki tempat tidur itu.

Dalam cerita asli di novel, semua wanita yang menikah dengan Luis adalah mata-mata sehingga semuanya berakhir dibunuh.

Namun, Luis bukanlah orang kejam seperti yang dirumorkan di luar sana. Dia pasti punya alasan tersendiri saat menyuruh Anggi berteriak.

Walaupun Anggi belum tahu alasannya.

Setelah memakai selimut ... Anggi berdeham sebentar,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Muniroh Iyoh
saya sangat suka ceritanya
goodnovel comment avatar
tuti astuti
kenapa saya sudah baca terbuka byk serinya kok mundur lagi level 6
goodnovel comment avatar
Tintin Karwati
keren ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1005

    "Aku tahu segalanya. Iblis keji itu membuat sarang di bawah tanah, menyekap gadis-gadis perawan dan pemuda kuat, tangisan anak-anak itu ...." Air mata gadis itu mulai mengalir. Sambil memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, dia berlutut dan memohon, "Tuan, kumohon selamatkan aku, selamatkan kami ....""Di bawah tanah mana?" tanya Arkan."Tepat di bawah sini," sahut gadis itu.Tenaga Rizal sepenuhnya terkuras. Tubuhnya ambruk lemas ke lantai. Tamatlah sudah riwayatnya.Reza menyeret Rizal ke samping gadis itu, memelototinya dengan tajam sembari mengancam, "Kalian berdua akan bicara bersama. Kalau kamu mencoba mengelabuiku, aku akan langsung melumpuhkanmu.""Aku nggak berani. Aku nggak akan menyembunyikan apa pun," kata Rizal dengan nada memelas. Dia pun membeberkan segala yang diketahuinya dengan detail.Setelah mendengar penuturannya, semua yang berada di sana bergidik ngeri."Selain pasukan mayat parasit di bawah tanah, apa Darias punya rahasia lain?" tanya Arkan.Rizal menggeleng d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1004

    "Guru, Perdana Menteri Arkan," sapa Rizal, sedikit terkejut. Mengapa Arkan datang ke sini?Arkan melirik Reza yang berdiri di sampingnya.Reza mengangguk. Rafi pun segera maju dan menyergap Rizal, lalu menyumpal mulutnya dengan kain."Uhmm ...." Rizal terbelalak linglung, tidak mengerti mengapa dia diperlakukan seperti ini. Tatapannya tertuju pada Wawan.Wawan berkata dengan alis berkerut, "Bajingan kecil, sebaiknya kamu mengaku dengan jujur sebelum disiksa."Reza beringsut ke sisi tempat tidur dan menyibak tirai. Di balik selimut, seorang gadis berbaring dengan tubuh berbasuh keringat dan wajah merah. Terlihat jelas bahwa dia telah dibius."Kenakan pakaianmu dan keluar!" perintah Reza sebelum berjalan keluar."Gadis itu dibius," kata Reza pada yang lain.Raut muram menggantung di wajah Wawan. Dia bisa menebak siapa gadis itu.Gadis itu gemetar ketakutan, tetapi tetap menuruti perintah untuk berpakaian dan keluar. Tubuhnya lemas tidak bertenaga dan langkah kakinya terhuyung-huyung.Waw

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1003

    "Kaisar, selain membantu Kasim Wawan dalam masalah itu, Perdana Menteri Arkan nggak membuat pelanggaran lain," lapor salah seorang pejabat.Luis menghela napas lega dan berucap, "Baiklah, setelah situasi ini teratasi, kirim dia ke Jimbara untuk pelatihan.""Kaisar sangat bijaksana." Para pejabat serentak berlutut.Luis berkata pada Torus, "Bawa Wawan dan Arkan ke sini."Torus pergi sesudah menerima perintah.Tak lama kemudian, Wawan yang tertatih-tatih dan Arkan yang perlu ditopang berjalan masuk. Lutut mereka pegal hingga mati rasa setelah berlutut seharian.Luis mengarahkan tatapan pada Reza dan Rafi, berkata pada mereka, "Kalian berdua akan menyamar menjadi pengawal Arkan. Kawal mereka keluar dari istana menuju kediaman Wawan. Tundukkan Rizal, siksa dia untuk mendapatkan pengakuan. Segera lapor kembali begitu informasi dikonfirmasi.""Baik, Kaisar," sahut keduanya.Luis berdiri, memandang Wawan dan Arkan dengan dingin sambil berkata, "Kalau kalian bisa berguna kali ini, aku akan men

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1002

    Anggi yang marah lantas berdiri, merapat ke arah Luis dan berkata, "Sayang, buat dia kalah telak, jangan beri ampun. Aku mau tahu alasan apa lagi yang akan dikatakannya.""Baik, aku ikuti mau Gigi," sahut Luis setelah terdiam sejenak. Sesudah berkata demikian, fokusnya sepenuhnya terpusat pada papan catur.Di sisi lain, Anggi berjalan menghampiri Aska, bertanya ini dan itu padanya. Dia bertanya apa pria itu sudah makan siang, lalu menawarinya teh dan kudapan."Kak Aska, apa kamu masih ingat bagaimana kita pertama bertemu dulu?" tanya Anggi."Tentu saja," jawab Aska."Kak Aska, coba ceritakan dengan detail penampilanku saat itu. Siapa pelayan yang bersamaku? Apa saat itu aku juga terlihat menyedihkan?" tanya Anggi lagi.Aska menyahut, "Kala itu Permaisuri baru berusia sekitar sembilan tahun, tentu saja Permaisuri nggak terlihat menyedihkan.""Kalau begitu, katakan padaku, apa aku jauh lebih jelek dibandingkan dulu? Kak Aska, coba lihat baik-baik. Aku yang dulu atau yang sudah dewasa yan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1001

    "Bagaimana orang Negeri Cakrabirawa bisa mengenal dukun Negeri Riskan? Waktu aku mengutus Gilang mencari orang pintar, dia saja butuh waktu lama sebelum akhirnya menemukan seseorang di Negeri Riskan," ucap Luis.Aska bertanya, "Apa mungkin orang ini memendam dendam pada Kaisar?""Itulah yang menjadi kecurigaanku. Kalau bukan begitu, buat apa dia repot-repot mendekati Miftah dan menjadi bawahannya hanya untuk membawa bencana ke ibu kota?" Luis menimbang sejenak, lalu melanjutkan, "Apa mungkin ... mereka ingin membuat lebih banyak mayat parasit untuk menggulingkanku?""Kekhawatiran Kaisar cukup masuk akal," sahut Aska dengan tenang. Dia lalu mengeluarkan beberapa jimat yang digambarnya dengan penuh jerih payah selama beberapa hari ini. "Ini mungkin akan berguna untuk pasukan."Luis menyuruh seseorang untuk memanggil Rafi dan berkata, "Bawa jimat-jimat ini, berikan pada Daud, Sura, Dika, dan yang lainnya ...."Rafi menerimanya sambil berucap, "Baik, Kaisar."Selepas Rafi pergi, Anggi meng

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1000

    Bahkan Wawan yang masih bisa memohon ampun karena pernah berjasa pada mendiang Kaisar, kini pun tidak punya banyak alasan lagi. Sementara itu, Arkan yang benar-benar sudah tidak punya jalan keluar hanya bisa berlutut dan bersujud di sebelahnya.Anggi berkata pelan, "Menurutku, sebaiknya biarkan mereka berdua menebus kesalahan dengan jasa."Mendengar itu, Wawan dan Arkan langsung bersujud kepada Anggi.Luis menatap dua orang yang berlutut di hadapannya. "Apa masih ada sesuatu yang kalian sembunyikan dariku?""Nggak, hamba nggak berani.""Saya juga nggak berani menyembunyikan apa pun."Luis mendengus dingin. Anggi menyodorkan secangkir teh. "Minumlah sedikit untuk menenangkan diri."Anggi merasa, sudah lama sekali dia tidak melihat Luis semarah ini.Luis menerima teh itu, menyesap seteguk, lalu memerintahkan agar Wawan dan Arkan dibawa keluar dari Istana Abadi. Mereka pun diperintahkan berlutut menunggu di depan istana."Daud." Luis menoleh ke arah Daud, alisnya berkerut dalam. "Kamu seg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status