"Jadi kamu tau aku disini, karena melacak nomerku?" tanya Angelica. "Iya, yang terpenting, sekarang kita cari keberadaan kedua temanmu yang bodoh itu." Angelica menatap tajam. "Kau bilang, teman-temanku bodoh?" Dengan santainya Joey menjawab. "Ya, kamu juga bodoh, sudah tau kita sedang tidak aman, kamu dan kedua temanmu pergi begitu saja." "Karena aku tidak ingin dekat dengan seorang pembunuh." jawab Angelica. "Bisakah kamu berhenti mengatakan aku seorang pembunuh. Aku membunuh karena punya alasan!" ucap Joey dengan tegas. Angelica terdiam, ia memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. "Membunuh karena punya alasan? Sungguh lucu." — Sudah hampir setengah jam Joey membawa mobilnya berkeliling. Bahkan ia memutari daerah situ. Namun hasilnya nihil. Entah berapa kali mereka berdua melewati kos-kosan tadi. Insting Joey mengatakan kalau kedua gadis itu masih di wilayah itu. Tapi kenapa tidak ketemu. Kalau kesasar, seharusnya ia menemukan ny
"Seharusnya aku yang bertanya, kamu bagaimana bisa disini?" tanya Angelica. Nita terdiam, lalu ia mencoba mengingat. Seketika ia terdiam, lalu menatap Angelica. "Aku tak mengingat keseluruhan nya, yang jelas, saat pulang dari warung, tiba-tiba ada yang menutup mulutku dengan kain, dan setelah itu aku tak mengingatnya lagi." "Dan kamu, bagaimana bisa menemukanku?" tanya Nita. Angelica menceritakan semuanya, tanpa ada yang dikurangi dan dilebihkan. Nita terkejut mendengar nya. "Joey tau kita ada di puncak?" tanya Nita terkejut. "Terkejut nanti saja, sekarang kita harus mencari Sarah." ucap Angelica. Ia bengkit berdiri dari duduknya, dan membantu Nita bangun berdiri. Angelica membawa Nita keluar dari kamar. Sekarang mereka mencoba ke lantai dua. Karena Angelica sudah mesuk ke semua ruangan di lantai satu, dan ia hanya menemukan Nita. Angelica bejalan cepat menaiki anak tRangga ke lantai dua. Nita masih berjalan pelan, karena ia masih merasak
Maksud Joey adalah siapa lagi kalau bukan Aji. Nita yang dari tadi diam, tak berani berkata apa-apa saat melihat kedatangan Joey. Lalu tubuh nya terasa ditarik, karena Angelica menarik nya. Angelica menjauhi Joey, ia tak berani melihat pemandangan mengerikan yang akan di lakukan laki-laki itu. Setelah melihat Angelica dan Nita turun ke lantai bawah. Joey segera masuk ke dalam kamar itu, dan menutup nya. Kamar itu sangat berisik karena volume musik hardcore terlalu tinggi. Lalu ia menatap pemandangan yang tak pantas. Joey mendekat sambil mengambil pisau lipat yang ia simpan di dalam saku celana jeansnya. Suara berisik dari musik hardcore dan pemandangan yang tak pantas di dalam ruangan itu. Sungguh Joey tak ingin melihatnya tapi mau bagaimana lagi, namanya juga manusia normal. Melihat yang begituan, pikirannya entah kemana. Perlahan ia berjalan mendekat. Ia kini berdiri diam melihat di depan ranjang dengan adegan panas itu. Suara musik hardcore membuat seisi ruan
Namun pandangan Joey tetap ke arah Sarah. Adit terkekeh melihat laki-laki berkacamata ini. "Apa kamu punya hubungan dengan wanitaku? Sampai-sampai kamu terus menatap nya, hahaha." Lalu ia juga memutar kepalanya ke arah wanita yang hanya diam di ranjang nya. Joey melirik ke arah Adit yang ikut menoleh ke arah Sarah. Ia tersenyum. "JLEB! Sreettt!" Ingin sekali berteriak keras kesakitan, tapi Adit tidak bisa melakukan nya karena luka sobek pada pipi nya. Ternyata, tadi saat Adit menoleh, Joey mengeluarkan pisau lipatnya. Dan dengan cepat ia menusuk pipi Adit hingga tembus ke dalam rongga mulut. Ia langsung menarik nya hingga robek melebar hingga ke bibir nya. Adit menghempaskan tubuh Joey ke sembarang arah. Ia berlutut, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan nya. Joey berdiri, lalu ia berjalan melewati Adit begitu saja sambil mengelap pisau lipatnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celana jeansnya. Ia juga mematikan musik hardcore yang dari
Sarah yang sudah kelelahan karena ulah kebejadan Adit dan menangis pun tertidur. Angelica dan Nita memakaikan Sarah dengan selimut rapat-rapat untuk menutupi tubuh nya. Karena pakaian Sarah telah robek ulah laki-laki yang telah memperkosa nya. Dengan bantuan Joey yang baru saja selesai mengikat dua laki-laki bejad itu. Ia menggendong Sarah dan kemudian mem bawa nya ke dalam mobil nya. Joey memberi kunci mobil nya kepada Angelica. "Bawa mobilku ke kosanmu." Angelica menerima nya. Joey kembali berkata. "Sekalian, bereskan semua barang-barang kalian. Kita akan pergi dari daerah ini." "Pergi kemana Jo?" tanya Angelica. "Nanti kuberitahu. Setelah selesai semua langsung jangan kemana-mana, kembalilah untuk menjemputku disini." jawab Joey. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk kembali ke dalam vila. Angelica mengerut dahinya. "Apa yang akan kamu lakukan?" Joey menghentikan langkah kakinya. Kepalanya sedikit menoleh. "Aku ingin bermain-main
Masih terlihat dua laki-laki tergeletak di lantai dalam posisi terikat. Joey mendekati sofa dan duduk kembali. Lalu ia melihat ponselnya. "Baru satu jam, cukup lama juga yah." Lalu ia mengambil salah satu ponsel yang sudah ia ambil. Ponsel itu milik dari salah satu laki-laki yang sedang terikat dihadapan nya. Joey membuka isi ponsel itu. "Wahhh ternyata isi ponselmu banyak sekali permainan nya." "Sambil menunggu satu jam kedepan, aku bermain game dulu ahh." ucap nya. Lalu ia memilih salah satu aplikasi game online yang ada di dalam ponsel yang ia pegang, dan memainkan nya. Sedangkan Aji berontak, ia mencoba melepaskan diri, tapi percuma. Aji seperti itu karena tidak terima, kalau ponselnya di mainkan orang lain. Adit hanya bisa diam, ia membayangkan kalau diri nya terlepas, ia akan melakukan operasi plastik pada wajah nya. Dan setelah itu membalas dendam kepada laki-laki berkacamata itu. Sedangkan Joey, ia masa bodo kepada dua laki-laki ini yang sangat bau akibat air kencing nya.
Joey tidak tidur karena tengah fokus mengendarai mobil nya yang sedang pergi dari puncak. Ketiga perempuan yang ikut dengan nya sudah tertidur, mungkin karena sudah malam. Kali ini Joey akan pergi kembali ke kota, Waktu perjalanan mereka mungkin tidak sedikit. Hanya satu jam saja untuk kembali ke kota dari puncak yang letak nya di perbatasan. Joey tidak mengemudikan mobil nya ke tempat inap, hotel atau semacam nya. Melainkan ia mengemudikan mobil nya ke markas baru nya. Ya, markas yang sudah ia dapat setelah mengalahkan Bos Gangster yang di takuti di Kota. Sebelum nya Joey juga sudah menghubungi Johnny untuk segera menyiapkan dua kamar kosong. Satu kamar untuk nya dan kamar yang satu nya lagi untuk Angelica dan kedua teman nya beristirahat. Mobil yang dikemudikan Joey telah sampai di depan markas, meski sudah hampir tengah malam. Ternyata para anggota gangsters nya setia menjaga dan menyambut kedatangan nya. Joey memberhentikan mobil nya, kemudian ia keluar, dan membHendrikan kunci
Namun sudah, sosok Joey asli telah menghilang dan ia hanya bisa berdiri. Namun ia bisa melihat arti senyuman yang ia lihat tadi. Senyuman itu seakan memohon kepada nya. Tapi memohon apa? Lalu ia segera menepis pikiran nya, lebih baik ia segera membersihkan diri, dan setelah itu tidur. — Keesokan hari nya. Semua sudah bangun dari tidur mereka. Joey baru tau, kalau rumah besar nya juga memiliki banyak asisten rumah tangga. Joey menolak saat para asisten akan membantu nya mandi untuk membersihkan dirinya. Joey meminta kepada mereka untuk membantu Angelica dan kedua teman nya yang ada di kamar sebelah. Dan tentu saja, perintah tuan muda mereka segera dijalankan dengan baik. "Ingin membantuku mandi? Enak saja, aku bukan anak kecil dan aku bukan seperti tuan mereka yang dulu." batin Joey kesal. — Disisi kamar sebelah. Angelica dan Nita tadi nya akan menolak saat ada beberapa asisten datang masuk untuk membantu nya. Tapi mau tak mau Angelica dan Nita menerima nya setelah salah satu a