Share

Bab 165

Author: Emilia Sebastian
Syakia hanya tersenyum sinis, tetapi tidak peduli pada sikap Ayu. Lagi pula, ini hanyalah hukuman kecil untuk Ayu. Selanjutnya, dia akan memberi Ayu sebuah kejutan besar.

“Berhubung semua orang sudah berkumpul, kita mulai saja,” ucap Syakia dengan acuh tak acuh.

Dari awal sampai akhir, Syakia sama sekali tidak melirik Kahar dan Ranjana yang terbaring di lantai. Sikapnya itu mau tak mau membuat Kamar merasa sedih.

Adika melirik ke arah Damar dan berkata, “Untuk mencegah timbulnya kesalahpahaman yang nggak diperlukan, aku mau nggak mau harus merepotkan Adipati untuk ikut menggeledah bersamaku.”

Damar tidak berbicara.

Hati Ayu pun berdegup kencang. Dia berpura-pura bodoh dan bertanya, “Ayah, buat apa orang sebanyak ini datang kemari?”

Damar menjawab, “Pangeran Adika dan Putri Suci curiga orang yang meracuni Kahar ada di kediaman ini. Jadi, mereka datang untuk menggeledah.”

Ekspresi Ayu langsung berubah. Orang yang meracuni Kahar ada di kediaman ini? Bukannya sudah jelas bahwa orangnya ada
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 470

    Panji masih ingin berlagak bodoh. Namun, dia malah berulang kali dipaksa untuk menerima kenyataan.“Syakia, kamu ....”“Plak!”Baru saja Panji berbicara, Syakia yang berdiri di depannya sudah langsung menamparnya lagi.“Memangnya kamu boleh asal menyebut namaku?” Syakia berkata dengan dingin, “Ulangi lagi.”Panji langsung menggertakkan giginya lagi. Saat merasakan rasa perih di pipinya, dia menggigit bibirnya dengan kuat, lalu baru mengganti panggilannya.“Putri Suci, ada sebuah pertanyaan yang mau kutanya. Bisa nggak kamu menjawabnya dengan jujur?”“Kamu boleh bertanya atau langsung pergi. Pilih saja sendiri.”Syakia hanya tersenyum tipis, tetapi ekspresinya sama sekali tidak terlihat bersahabat.Panji tidak bisa menahan diri. Dia mendongak untuk melirik Syakia, lalu bertanya secara pelan, “Kamu ... sangat membenciku?”Syakia merasa sangat bingung dan dibuat tidak bisa berkata-kata. Dia mengira Panji mengejarnya sampai begitu jauh dan menghentikannya karena ingin menanyakan sesuatu ya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 469

    Ekspresi Syakia yang duduk di dalam kereta kuda sudah sangat suram. Sementara itu, Eira yang duduk di luar juga tidak tahan lagi. Apa daya, kereta kuda dan kuda dilarang melaju dengan kencang dalam ibu kota. Jadi, mereka tidak dapat melepaskan diri dari pengejaran Panji.Syakia dan Eira bukan hanya tidak dapat melepaskan diri dari pengejaran Panji. Ketika sudah hampir keluar dari ibu kota, Panji juga menunggangi kudanya untuk menyalip mereka dan mengadang di depan kereta kuda untuk memaksa mereka berhenti.“Berhenti!”Kereta kuda pun berhenti dengan mendadak. Syakia yang duduk di dalam nyaris membentur sisi dinding kereta kuda.“Putri Suci, orang itu mengadang di depan kita. Gimana ini?” tanya Eira sambil menoleh ke arah Syakia.Syakia bangkit dan keluar dari kereta kuda dengan tampang suram. Berhubung Panji bersikeras ingin berbicara dengannya, dia akan berbicara sampai tuntas dengan Panji hari ini.Melihat Syakia yang turun dari kereta kuda, mata Panji langsung berbinar. Dia juga tur

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 468

    Sungguh disayangkan karena Keluarga Darsuki harus kehilangan perjodohan sebaik dan sesempurna ini. Joko pun diam-diam menghela napas dalam hati.“Nggak usah. Aku percaya pada ucapan Putri Suci.”Syakia jelas-jelas begitu baik. Sayangnya, putranya tidak layak mendampingi Syakia.Joko menyembunyikan perasaannya yang campur aduk, lalu berkata pada Panji, “Cepat minta maaf pada Putri Suci.”Menghancurkan simbol pertunangan dalam masa pertunangan merupakan tindakan yang sangat menghina. Sebab, itu berarti bahwa pihak yang menghancurkan simbol pertunangan sangat tidak menyukai tunangannya. Dulu, Syakia seharusnya juga sudah mengalami banyak penderitaan karena hal ini.Joko memukul bagian belakang kepala Panji dengan kuat. Panji merasa jiwanya seperti hampir melayang keluar dari tubuhnya. Akhirnya, dia pun berkata sambil menggertakkan gigi, “Ma ... maaf, Putri Suci.”Syakia tidak melirik Panji, juga langsung mengabaikan permintaan maafnya.“Baiklah, Tuan Joko. Aku sudah katakan semua yang mau

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 467

    “Kita nggak usah diskusi di dalam. Kalau ada yang hilang lagi dari rumah kalian, aku takut aku lagi yang akan dituduh.”Ucapan itu memang diucapkan Syakia untuk menjawab pertanyaan Joko, tetapi juga dimaksudkan untuk menyindir Ike dan Panji yang terlihat sedikit bersalah.Seusai berbicara, Syakia berbalik lagi dan melanjutkan, “Tapi, memang ada beberapa hal yang sudah seharusnya aku bicarakan dengan jelas pada Tuan Joko dan istrimu.”Joko kurang lebih sudah memahami niat Syakia dan agak mengernyit. Kemudian, dia melirik Ike dengan penuh peringatan. Ike pun segera menutup mulutnya.Melihat Syakia tidak bersedia untuk masuk ke rumah mereka, Joko hanya bisa menghela napas dan menjawab dengan pasrah, “Baik, Putri Suci katakan saja.”“Tadi, Tuan Joko juga sudah dengar apa yang kukatakan. Kali ini, aku datang cuma untuk kembalikan simbol pertunanganku dengan Tuan Panji dulu. Sebelumnya, aku nggak mengembalikannya karena barang itu sudah dihancurkan Tuan Panji.”“Belakangan ini, kebetulan ada

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 466

    “Sembarangan! Mana mungkin putraku melakukan hal seperti itu! Dia ....”Ike langsung membela putranya secara refleks. Akhirnya, Syakia malah langsung menyela.“Benar, dia nggak mungkin melakukannya. Dia paling-paling cuma bisa melakukan hal-hal seperti mencuri dan menuduh orang. Contohnya, dia curi krim pelembap Yui milikmu, lalu menuduhku. Benar, ‘kan?”Syakia tersenyum sinis dan tatapannya penuh ejekan.Dalam sekejap, wajah Ike pun memerah karena marah.“Apanya yang mencuri! Itu krim pelembap Yui milikku. Putra yang mengambil barang ibunya mana termasuk mencuri?”“Emm, benar. Dia cuma mengambilnya untuk diberikan ke orang lain. Itu memang nggak ada hubungannya denganku. Jadi, yang penting Nyonya Ike gembira.”Mana mungkin Ike gembira! Dia sudah marah sampai wajahnya juga menjadi sangat muram. Hanya Tuhan yang tahu seberapa sakit hatinya ketika mengetahui bahwa putranya diam-diam mengambil krim pelembap Yui miliknya untuk menyenangkan Ayu.Dari 3 botol krim pelembap Yui itu, putranya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 465

    “Baik, Guru.”Tidak lama kemudian, Syakia pun meninggalkan Kuil Bulani lagi. Eira tentu saja mengikuti Syakia tanpa ragu. Kedua orang itu naik ke kereta kuda baru yang diganti oleh Adika sebelumnya. Kereta kuda ini tentu saja lebih dari cukup untuk menampung mereka berdua.Kereta kuda melaju cepat menuruni gunung. Ketika melewati rumah gubuk seseorang, Syakia secara tidak sadar meliriknya, tetapi tidak menemukan orang tersebut. Setelah menyadari apa yang dilakukannya, Syakia segera mengalihkan pandangannya dengan kening berkerut.“Eira, percepat lajunya. Hari ini, kita harus pulang secepat mungkin.”“Baik. Putri Suci duduk yang baik, ya.”Kereta kuda Syakia pun dengan cepat meninggalkan tempat ini. Seiring dengan berlalunya waktu, suasana hati Syakia yang agak kacau juga berangsur-angsur tenang.Tiga jam kemudian, kereta kuda Syakia sudah tiba di ibu kota. Syakia segera melaju ke Kediaman Keluarga Darsuki dan mengetuk pintu. Kemudian, terlihat sebuah sosok berjalan keluar dari dalam.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status