Share

Bab 521

Penulis: Emilia Sebastian
Pengawal rahasia yang berdiri di belakang berkata sambil menunduk.

“Heh.” Damar mencibir.

Jika bunga itu benar-benar tidak bermasalah, mana mungkin begitu Damar mengatakan dirinya ingin menyelidiki jelas masalah ini, bunga pemberian Ayu langsung hilang hari ini?

Dinilai dari keributan yang ditimbulkan di kamar putra sulungnya semalam, tidak ada barang lain yang hilang selain bunga-bunga itu. Jika benar-benar tidak ada masalah, untuk apa Ayu merasa gelisah? Selain itu, Kahar seharusnya juga tidak berkata jujur padanya semalam.

Damar memicingkan matanya. Dia tidak terburu-buru pergi mencari Ayu, melainkan memberi perintah pada kepala pelayan, “Pergi panggil Tabib Iwan kemari. Bilang saja keadaan Abista memburuk dan aku minta tolong dia untuk datang periksa Abista lagi.”

Tidak lama kemudian, Iwan pun tiba. Setelah memancing Iwan, Damar akhirnya berhasil mengorek kebenarannya.

“Tiga pot bunga itu adalah bunga paling beracun yang pernah aku temui. Setelah periksa keadaan Tuan Abista dan p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 522

    Damar sama sekali tidak menahan kekuatannya. Jadi, tamparan ini langsung membuat pipi Ayu bengkak. Ayu juga terjatuh ke lantai dan pandangannya berkunang untuk beberapa saat.Tepat pada saat ini, beberapa sosok hitam tiba-tiba muncul di area tempat tinggal Ayu. Salah satunya langsung mengadang di hadapan Damar dan menatap Damar dengan dingin.“Adipati, apa yang kamu lakukan?”“Minggir!” Damar menatap sekelompok orang itu dengan dingin dan berujar, “Aku lagi didik putriku. Masih belum giliran kalian untuk ikut campur.”“Memang benar Ayu itu putrimu. Tapi, dia juga keturunan Keluarga Barus. Kalau kamu berani menyentuhnya lagi, jangan salahkan kami nggak sungkan lagi.”Dalam seketika, tiba-tiba muncul beberapa serangga hitam yang bentuknya sangat aneh dan menyeramkan di tangan Yamir.“Heh.” Damar tersenyum sinis. “Kamu mau ancam aku di rumahku sendiri?”Baru saja Damar selesai berbicara, ada puluhan pengawal rahasia yang langsung muncul di tempat ini. Ada yang berada di area tempat tingga

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 521

    Pengawal rahasia yang berdiri di belakang berkata sambil menunduk.“Heh.” Damar mencibir. Jika bunga itu benar-benar tidak bermasalah, mana mungkin begitu Damar mengatakan dirinya ingin menyelidiki jelas masalah ini, bunga pemberian Ayu langsung hilang hari ini? Dinilai dari keributan yang ditimbulkan di kamar putra sulungnya semalam, tidak ada barang lain yang hilang selain bunga-bunga itu. Jika benar-benar tidak ada masalah, untuk apa Ayu merasa gelisah? Selain itu, Kahar seharusnya juga tidak berkata jujur padanya semalam.Damar memicingkan matanya. Dia tidak terburu-buru pergi mencari Ayu, melainkan memberi perintah pada kepala pelayan, “Pergi panggil Tabib Iwan kemari. Bilang saja keadaan Abista memburuk dan aku minta tolong dia untuk datang periksa Abista lagi.”Tidak lama kemudian, Iwan pun tiba. Setelah memancing Iwan, Damar akhirnya berhasil mengorek kebenarannya.“Tiga pot bunga itu adalah bunga paling beracun yang pernah aku temui. Setelah periksa keadaan Tuan Abista dan p

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 520

    “Syut!” Sebuah belati tajam menggores leher sosok hitam itu. Sosok itu bereaksi sangat cepat. Setelah menyadari bahwa masih ada orang lain dalam kamar selain orang yang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghindar dengan penuh waspada dan berbalik untuk menyerang balik.Kedua orang itu pun mulai bertarung di dalam kamar Abista. Namun, keduanya sepertinya tidak ingin menarik perhatian orang di luar. Jadi, mereka sengaja mengendalikan gerakan dan suara mereka.Setelah bertarung beberapa saat, Kahar menyadari bahwa keterampilan bela diri sosok hitam itu lebih baik darinya. Selain itu, jurus orang itu juga tidak pernah dijumpainya. Orang ini bukanlah pengawal rahasia wanita di sisi Syakia.Setelah menepis kecurigaannya terhadap Syakia, Kahar menekan lawannya itu dengan belati dan bertanya, “Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu mau meracuni putra sulung Adipati Pelindung Kerajaan?”Sosok hitam itu tentu saja tidak mungkin menjawab pertanyaan Kahar. Dia tiba-tiba menendang Kahar, lalu b

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 519

    Malam itu, Ayu tidak bisa tidur. Bukan karena dia benar-benar tidak bisa tidur, melainkan karena ada yang sedang direncanakannya. Dia ingin menunggu sampai larut malam sebelum pergi ke tempat Abista. Oleh karena itu, dia tidak tidur.Setelah lilin di kamarnya hampir padam, Ayu baru diam-diam bangkit dan mengganti pakaiannya. Dia melewati Ratih yang berjaga malam, lalu membuka pintu dan berjalan keluar.“Kamu mau ke mana?”Tepat pada saat Ayu hampir berjalan keluar dari gerbang tempat tinggalnya secara diam-diam, tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya.Ayu pun terkejut setengah mati dan menoleh. “Rupanya kamu. Aku benar-benar terkejut.”Orang yang muncul di belakang Ayu adalah pria pemilik serangga sihir yang datang mencarinya beberapa saat yang lalu. Namanya sepertinya adalah Yamir Kusnadi.Yamir mengatakan bahwa dirinya adalah komplotan Citra. Namun, dinilai dari tampang arogannya, latar belakangnya seharusnya tidaklah sederhana. Terutama karena dia berani menggunakan serangga sih

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 518

    Jadi, setelah mengetahui Abista sudah hampir meninggal, Ayu benar-benar terkejut. Dia tidak menyangka hanya dalam waktu beberapa hari dia tidak pulang, keadaan Abista sudah separah ini.Namun, Kahar tidak tahu bahwa inilah yang membuat Ayu terkejut. Dia salah paham dan mengira Ayu tidak mengetahui apa-apa.Namun, 2 dari 3 pot bunga itu malah adalah pemberian Ayu. Entah dari mana Ayu mendapatkannya. Mungkin saja Ayu juga diperalat orang. Jadi, untuk mencegah Damar salah paham, Kahar berniat untuk menyelidiki masalah ini sampai jelas dulu sebelum memberitahunya.Setelah berpikir begitu, Kahar menjawab, “Tabib-tabib gadungan di luar sana sama sekali nggak tahu kondisi asli Kak Abista. Setelahnya, aku minta Tabib Iwan kemari dan baru tahu bahwa Kak Abista sudah keracunan.”“Keracunan lagi?”Begitu mendengar kata “keracunan”, Damar langsung merasa gusar. Hanya dalam setengah tahun ini, hampir semua putranya sudah keracunan. Jika hal ini berlanjut, mungkin saja suatu hari nanti, benar-benar

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 517

    “Ayah, ayo kita pulang! Aku nggak mau tinggal berlama-lama di tempat menakutkan ini lagi!”Ayu buru-buru berlari kecil ke luar. Awalnya, dia mengira akan ada kereta kuda yang sedang menunggu mereka. Namun, tidak ada seorang pun di luar.“Dasar! Memangnya Kak Abista dan yang lain nggak tahu kita dilepaskan hari ini? Kenapa mereka nggak datang jemput kita!” keluh Ayu dengan kesal begitu melihat tidak ada kereta kuda yang menunggu mereka.Damar melirik Ayu, lalu berkata dengan tenang, “Kahar dikurung di kamar, Ranjana mau sembuhkan kakinya, sedangkan Abista sedang sakit belakangan ini. Bagaimana mereka mau jemput kita?”Setelah mendengar ucapan itu, Ayu baru tersadar dan menjawab dengan malu, “Aku ... aku lupa.”Saat berbicara, ada sedikit rasa bersalah yang melintasi wajah Ayu. Dia baru teringat tentang 2 pot bunga yang diberikannya kepada Abista. Jika dihitung-hitung, racun itu seharusnya memang akan segera bekerja.Setelah pulang, Ayu bisa menggunakan obat penawar setengah jadi yang di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status