Share

Bab 8

Author: Daliah
Kabar yang mengejutkan dari warung sarapan itu membuat Stanley merasa sedikit lebih tenang.

Untuk sementara, pihak kepolisian sudah menganggap bahwa orang yang meninggal itu adalah Stanley. Artinya, target pencarian mereka berikutnya tentu saja terfokus pada pria-pria tua, sehingga dia tidak akan diperhatikan.

Dengan begitu, dia tidak perlu merasa terlalu panik lagi.

Setelah sarapan, Stanley pergi begitu saja, seakan-akan tidak ada yang terjadi.

Gerald dan yang lainnya masih sarapan, mereka juga tidak memedulikan kepergian Stanley.

Bagaimanapun, perhatian mereka hanya tertuju pada pria tua.

Mereka tetap akan mengamati para pria tua yang berjalan melewati tempat ini dengan saksama.

Mereka bahkan menghentikan beberapa orang yang memakai topi dan melepas topinya untuk melihat wajah orang-orang itu.

Sedangkan pemuda seperti Stanley sama sekali tidak dipedulikan!

Stanley masuk ke Kota Picma dan menemukan sebuah hotel dengan kondisi yang lebih baik di seberang kantor polisi. Dia akan tinggal sementara di hotel tersebut.

Tidak ada pemeriksaan identitas yang diperlukan, sehingga Stanley bisa tinggal di hotel ini dengan lancar.

Berdasarkan ucapan para tahanan di dalam penjara, saat pihak kepolisian mencari tahanan, mereka lebih banyak mengincar tempat-tempat seperti hotel kecil dan warung internet.

Karena kebanyakan buronan masih ketakutan dan ingin bersembunyi di tempat yang ramai.

Sedangkan hotel-hotel kecil dan warung internet adalah tempat yang sering dikunjungi orang-orang. Mereka ingin menyembunyikan jejak mereka di tempat seperti itu.

Stanley mempelajari informasi ini dan memilih sebuah hotel yang lebih besar.

Selain itu, dia secara khusus memilih tempat di seberang kantor polisi karena tempat seperti ini biasanya tidak dicurigai.

David pernah berkata bahwa tempat yang paling berbahaya sering sekali adalah tempat yang paling aman.

Kenyataan membuktikan bahwa pilihan Stanley tepat.

Kebanyakan petugas kepolisian dikirim ke luar untuk memblokir jalan di sekitar Kota Picma dan untuk melakukan pencarian di warung internet dan hotel-hotel kecil di Kota Picma.

Kantor polisi kekurangan orang, sehingga mereka hanya mengirimkan orang untuk menanyakan apakah ada orang yang mencurigakan yang menginap di hotel dengan standar lebih tinggi seperti ini.

Adapun hotel di seberang kantor polisi, mereka tidak menyelidikinya dengan saksama.

Bagaimanapun, tidak ada yang menyangka bahwa seorang tahanan yang melarikan diri akan berani bersembunyi di dekat kantor polisi!

Oleh karena itu, Stanley beristirahat dengan tenang selama sehari di hotel ini.

Setelah tidur dan memulihkan tenaganya, hari sudah gelap.

Stanley berjalan ke depan jendela dan mengamati situasi di luar. Setelah menyadari bahwa tidak ada keanehan apa pun, dia baru merasa lebih tenang.

Dia memasak dua bungkus mi instan dan menyalakan televisi untuk menonton berita lokal Kota Picma.

Hal-hal yang dilaporkan adalah beberapa berita lokal dari Kota Picma.

Namun, di bawahnya, terdapat deretan tulisan yang berisi pencarian tahanan yang melarikan diri dari Lapas Picma.

Stanley membacanya sekilas dan menyadari bahwa orang yang dicari masih David, sehingga dia merasa lebih tenang.

Artinya, sekarang, pihak kepolisian masih belum mengetahui identitas asli orang yang meninggal itu.

Stanley sudah merusak jasadnya David, jadi sepertinya, identitas aslinya David baru akan terungkap setelah autopsi.

Teknologi di Kota Picma kurang maju, jadi autopsi seperti ini harus diserahkan pada Kota Pumala yang merupakan ibu kota provinsi, dan akan memakan banyak waktu.

Namun, sudah dua hari berlalu sejak Stanley melarikan diri dari penjara.

Artinya, identitas asli jasad tersebut mungkin tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi.

Stanley melahap dua bungkus mi instan, lalu memandang ke kegelapan malam di luar. Dia menarik napas dalam-dalam, memakai topi dan meninggalkan hotel.

Langit sudah gelap, jalanan juga sudah sepi.

Stanley memanfaatkan situasi ini dan pergi ke sebuah hotel.

Hotel ini adalah tempat di mana Irene meninggal dengan tragis dan Stanley ditangkap.

Hotel ini adalah hotel terbaik di Kota Picma, dengan harga termurah setidaknya 300 ribu per malam.

Harus diketahui bahwa pada masa itu, gaji bulanan ayahnya Stanley kurang dari 1,6 juta.

Sedangkan kamar tempat Irene meninggal adalah kamar termahal di hotel ini, dengan harga dua jutaan per malam.

Bagaimana mungkin Stanley mampu menginap di hotel seperti ini?

Namun, dua pelayan di hotel ini bersumpah bahwa Stanley-lah yang memesan kamar di hotel ini dan memaksa Irene ke kamar di lantai atas, sehingga mereka menjadi saksi utama dalam kasus ini!

Stanley menerjang angin dingin dan bersembunyi di sebuah gang kecil di luar hotel sambil mengamati orang-orang yang masuk dan keluar dari hotel itu.

Lewat pukul sepuluh malam, beberapa pelayan hotel pulang kerja.

Stanley langsung mengenali seorang pemuda di antaranya. Pemuda itu bernama Jayden Maury, dia merupakan salah satu dari saksi mata yang menuduh Stanley di pengadilan!

Stanley langsung diam-diam membuntutinya.

Setelah berjalan bersama sebentar, para pelayan itu berpisah.

Jayden juga membelok di sebuah persimpangan jalan untuk pulang ke rumahnya.

Stanley diam-diam mengikutinya dari belakang.

Di sebuah tempat yang sepi, Stanley berlari ke depan dan menutup mulut Jayden sambil menahan pemuda itu di lantai.

Jayden berusaha keras untuk meronta, tetapi Stanley sudah menodong sebuah belati ke leher Jayden sambil berkata, "Jangan gerak!"

Ujung belati yang dingin menusuk kulit Jayden, membuatnya merasakan ancaman kematian. Dia langsung merasa ketakutan dan mengangkat kedua tangannya sambil berhenti melawan.

Stanley tetap menutup mulut Jayden dan memberi isyarat agar Jayden berjalan ke sisi lainnya.

Jayden tidak punya pilihan lain selain berjalan ke sebuah sawah sambil disandera oleh Stanley.

Setelah berjalan di jalan berlumpur selama lebih dari setengah jam, keduanya tiba di sebuah pabrik batu bata yang sudah telantar.

Tidak ada yang tinggal di sekitar tempat ini, jadi daerah ini sangat sepi.

Setibanya di tempat ini, Stanley baru melepaskan pegangannya dan melepaskan mulut Jayden.

Jayden mengira bahwa Stanley sudah menurunkan kewaspadaannya, jadi dia langsung melompat ke luar untuk melarikan diri.

Namun, sebelum dia bisa berlari, Stanley sudah meraih kerah bajunya.

Kemudian, Stanley menusuk pahanya dengan belati.

Jayden pun berteriak kesakitan.

Stanley menodong belati itu ke lehernya Jayden sambil berseru, "Diam!"

Jayden seketika ketakutan, dia pun tidak berani berteriak lagi. Dia hanya bisa menutup mulutnya sambil merintih kesakitan.

Dia menatap Stanley dengan tatapan ketakutan dan berkata dengan gemetaran, "Kak ... aku ... aku nggak punya uang ...."

Pada saat ini, Stanley memakai topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. Selain itu, langit sudah sangat gelap, jadi Jayden sama sekali tidak mengenali Stanley.

Stanley menatapnya dengan tatapan dingin dan berkata dengan suara rendah, "Aku nggak perlu uang, aku hanya mau tanya beberapa hal."

Jayden tercengang sejenak sebelum bertanya, "Apa ... apa itu?"

Stanley bertanya dengan suara rendah, "Biar kutanya, siapa yang menyuruhmu memfitnah Stanley Connor?"

Jayden tidak menjawab, melainkan menatap Stanley sambil mengernyit dan berseru dengan marah, "Sialan! Kamu siapa?!"

"Kamu lagi-lagi temannya Stanley Connor, bukan?"

"Biar kuberi tahu kamu, kamu nggak bisa ikut campur dalam masalah ini."

"Kalau kamu nggak mau tangan dan kakimu patah seperti Leo Orlando, cepat lepaskan aku."

"Siapa pun yang ikut campur dalam masalah ini akan meninggal!"

Ucapan ini membuat ekspresi Stanley seketika berubah.

Stanley kenal dengan Leo Orlando yang disebut Jayden, Leo adalah teman masa kecilnya.

Saat Stanley dijatuhi hukuman penjara, Leo berteriak bahwa dia akan menuntut keadilan bagi Stanley.

Berdasarkan ucapan Jayden, Leo mengalami patah tangan dan kaki karena masalah Stanley?
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status