Share

Mama?

Penulis: Banyu Biru
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-17 23:53:07

“Devina mandi dan siap-siap dulu, ya. Ayah mau ngobrol dulu sama Tante Ami,” ucap Bimo. Sedangkan Devina cukup terkejut mendengar ucapan ayahnya. Ia pikir Bimo akan marah dan tidak mengizinkannya pergi dengan Dita. 

“Iya, Ayah.” Devina segera berlari menuju rumah dengan wajah senang.  

Setelah kepergian Devina, Bimo mengajak Dita untuk duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.

“Aku harap kamu tidak memberitahu Devina sekarang jika kamu adalah ibu kandungnya.” Bimo langsung melontarkan permintaan itu tanpa basa-basi. 

“Maksud kamu apa, A? Kenapa?” tanya Dita. Ia membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang diucapkan pria yang duduk di depannya. 

“Aku tidak mau kalau sampai Vina kecewa, Dita. Bukankah kamu juga akan pergi lagi meninggalkan dia?” 

“Kamu benar-benar egois!” tukas Dita. 

“Aku melakukan ini untuk kebaikan Vina. Akan sangat menyakitkan untuknya kalau tiba-tiba kamu datang dan mengaku sebagai ibu kandungnya, tetapi kamu juga akan meninggalkannya lagi. Bukankah itu jauh lebih menyakitkan lagi untuk dia?” 

“Kalau begitu biarkan aku membawa Devina ikut bersamaku. Kami tidak akan menganggu kebahagiaan kamu dengan keluarga barumu.” 

“Enggak! Aku tidak bisa membiarkan Devina pergi dengan kamu. Dia hidup bersamaku selama 4 tahun. Bahkan, dia tidak mengenal kamu, Dita. Bagaimana mungkin aku membiarkan putriku tinggal bersama wanita asing,” tukas Bimo dengan tergas.

“Apa? Wanita asing? Aku ibu kandungnya, yang melahirkan dia! Bagaimana mungkin kamu mengatakan kalau aku adalah wanita asing untuk putriku sendiri!" ucap Dita. Ia meninggikan satu nada suaranya. 

“Kamu memang yang melahirkan dia, Ta, tapi dia tidak tahu seperti apa sosok ibu yang melahirkannya selama ini. Apa kamu lupa?  Saat kamu meninggalkan dia, Vina masih berusia 1 tahun dan dia tidak bisa mengingat bagaimana ibunya.” 

“Karena kamu tidak mengenalkanku pada putri kita sendiri, A. Tidak banyak cerita tentangku yang kamu sampaikan padanya. Bukankah kamu sendiri tahu, alasan kenapa aku harus pergi bekerja ke negeri orang dan meninggalkan kalian? Bukankah kamu juga yang mengizinkan aku untuk pergi? Kita bahkan sudah membicarakan ini empat tahun lalu sebelum aku pergi. Kita sudah menulis semua mimpi kita,” ucap Dita yang terdengar cukup lirih. 

“Sudahlah, Ta. Tidak ada gunanya mengingat masa lalu,” tukas Bimo. Sepanjang obrolan mereka, pria itu tidak berani sedikit pun untuk menatap wanita yang sudah sah menjadi mantan istrinya tersebut. 

“Ya. Memang tidak ada gunanya mengingat masa lalu yang sangat buruk itu!” balas Dita. Wanita itu terdengar menghela napas. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan semua yang telah diucapkan oleh mantan suaminya tersebut. Di mata Dita, Bimo telah berubah menjadi pria asing. Dita tidak lagi mengenal pria di depannya itu. “Baiklah. Aku akan ikuti semua keinginanmu. Kamu harus ingat satu hal, A. Rasa sakit yang aku rasakan saat ini tidak akan pernah membuat hidupmu bahagia. Kamu harus siap menuai apa yang telah kamu tanam. Tidak ada rasa sakit yang sia-sia dan semua pasti akan kembali pada pelakunya!” sambung Dita. Mata wanita itu menatap tajam pada pria yang sedari tadi hanya menunduk saja. 

Tidak ada lagi sanggahan yang Bimo berikan, karena pria itu sadar jika ia sendiri tidak membenarkan semua yang telah ia ucapkan pada mantan istrinya tersebut. 

“Aku harap ini adalah pertemuan terakhir kita. Aku rela menukar sisa kebahagiaanku asalkan Tuhan benar-benar tidak mempertemukan kita lagi. Walau hanya dalam mimpi sekalipun!” 

Bimo mendongak saat Dita mengucapkan kalimat itu, tetapi dengan segera Dita memalingkan tatapannya ke arah lain. Hatinya sangat sakit dengan luka dan lebam karena pria itu. Ia sudah tidak sudi lagi untuk melihat mantan suaminya tersebut. Rasa cinta pada pria itu sudah tertutup oleh kebencian yang begitu besar. 

“Tante, Vina sudah siap.” Suara Devina mengalihkan tatapan Bimo dari sang mantan istri. Pria itu tersenyum lembut pada putrinya. “Tante, Vina cantik, enggak pakai baju ini?” tanya anak itu yang sudah berdiri di depan Dita. 

“Wah, kamu cantik sekali, Sayang. Sini tante bantu rapikan rambutnya, ya,” ucap Dita sembari mengulas senyum lembut pada putrinya.

“Vina ambil sisir sama bando dulu, ya, Tante.” Devina berlari kembali ke dalam rumah. Dita gunakan kesempatan itu sebaik mungkin untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena dada yang kembali terasa sesak. Ia harus bisa menahan perasaannya saat ini. 

“Dita aku—”

“Jangan katakan apa pun!” tukas Dita. Saat ini ia benar-benar tidak ingin mendengar satu kalimat pun dari Bimo. Wanita itu bisa mendengar helaan napas berat sang mantan suami. Namun ia mengabaikannya.

“Tante, ini sisirnya.” Devina kembali menghampiri Dita seraya menyodorkan sisir dan sebuah bando berwarna merah muda yang memiliki hiasan pita di sisi kirinya.  

“Sini biar mama bantu.” 

“Mama?”  

Sontak Devina mendongak dan menatap manik mata indah milik Dita. Begitu juga dengan Bimo yang memberikan tatapan tajam pada mantan istrinya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Maya Dhamayanti
ayo Dita gugat mantan suamimu di pengadilan.. rebut hak asuh anakmu juga rumah yang mantan suamimu tinggali.. jangan diam aja..enak aja.. kamu yang kerja jauh2 ke luar negeri tapi mereka yang menikmati hasilnya..
goodnovel comment avatar
Uka Sukaesih
Jaman sekarang udah canggih, masa selama berjauhan TDK pernah melakukan komunikasi, telpon atau vc . Jadi si anak tau bahwa ibunya lagi kerja jauh .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kebahagiaan

    Tidak selamanya manusia akan berkubang terus dalam kesedihan. Pasti akan ada masanya Tuhan memberikan tawa setelah tangis. Memang tidak berbalas seketika itu juga, tetapi pasti akan ada masanya untuk bahagia. Semua hal pahit sudah Dita lalui dan sekarang ia sedang memanen buah dari kesabaran dan keikhlasannya selama ini. Bukan berarti kesedihan dan masalah tidak akan menghampiri lagi, tetapi untuk saat ini, Dita ingin menikmati hadiah terindah tersebut.Mempunyai suami yang begitu mencintainya, mertua yang sangat menyayanginya dan dua buah hati dari cintanya bersama Daffin. Devina pun telah tumbuh menjadi gadis remaja yang pintar dan berprestasi di sekolahnya saat ini. Dia berhasil membuktikan janjinya pada papa sambungnya tersebut jika dia memang layak masuk dalam keluarga Daffin. Walaupun, Daffin tidak pernah menuntut putri sambungnya tersebut, tetapi Devina ingin membanggakan sang mama dan membuat dirinya berarti untuk orang-orang di sekitarnya. Neira juga tumbuh menjadi gadis y

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kebenaran yang Sebenarnya

    Terkadang sebagai orang tua, kita tidak bisa memaksakan kehendak kita pada anak kita. Terkadang menuntut mereka untuk mendengarkan kita, tetapi kita tidak berkaca, apakah kita juga bisa mendengarkan mereka? Menerima pemikiran mereka dan meluruskan kesalahan tanpa ego sebagai kepalanya. Devina sedang melakukan protes atas sikap Nadiya yang mulai berbeda padanya. Dan juga Bimo yang semakin sibuk bekerja dan tidak memberikan perhatian seperti dulu. Nadiya yang ikut bekerja, terkadang pulang dengan keadaan lelah dan lebih sering marah-marah. Devina merasa apa yang dia lakukan selalu salah di mata ibu sambungnya itu. Dia sudah berusaha sebisa mungkin membantu, tetapi tidak dianggap sama sekali. "Vina mau tinggal sana nenek aja, Yah." Devina pernah meminta izin ayahnya untuk kembali tinggal dengan sang nenek di desa ayahnya, tetapi dengan cepat Nadiya menolak. "Kamu mau bikin nama mama semakin jelek di mata nenekmu? Dia akan semakin berpikir kalau mama ini gak becus ngurus kamu!" sentak

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Mamaku Wanita Baik-baik

    Nadiya bisa menangkap sorot ketakutan di mata Dita. Wajah Dita terlihat pucat. "Ini hanya bagian dari masa lalu istriku dan tidak ada hubungannya dengan saat ini. Istriku juga tidak bertanggung jawab atas perasaanmu saat ini, Bimo!" tegas Daffin. Dita hanya diam menatap wajah suaminya. Meskipun pria itu mengulas senyum, tak lantas membuat Dita tenang. "Mas …." Dita tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Foto itu kembali mengingatkan dirinya akan sebuah kenangan buruk di masa lalu. "Itu hanya sebuah foto, Sayang. Bisa saja itu editan," imbuh Daffin. Ia menggenggam erat tangan sang istri. "Itu adalah foto asli, Daffin. Kami mendapatkan foto itu dari sumber yang akurat." Bimo menanggapi ucapan Daffin. "Lalu? Kalau foto itu asli, apa yang akan kamu lakukan pada istriku? Menuntut tanggung jawab atas sebuah pengkhianatan?" sahut Daffin. Ia memicing, menatap tegas pria yang duduk di depannya itu. "Bimo, Bimo. Bukankah ini sangat lucu? Kalian mempersalahkan kejadian di masa lalu istriku.

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kejutan yang Mengejutkan

    Waktu terus berputar tanpa ada satu manusia pun yang bisa menghentikannya. Semua sudah berjalan sesuai dengan apa yang sudah digariskan oleh sang pencipta kehidupan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya dengan kehidupan kita. Kedekatan Dita dan Nadiya, istri mantan suaminya, kini jadi merenggang karena perdebatan lewat chat antara keduanya. Semua bermula saat Nadiya mulai mengeluhkan kelakuan Devina yang terkesan susah di atur. Semenjak masuk SMA, Devina sudah ikut menetap tinggal bersama Bimo dan Nadiya di Bandung. Perdebatan itu mulai memanas manakala Nadiya mulai mengatakan kalimat yang tidak pantas yang terkesan menyalahkan Dita dan menyamakan jika sifat Devina itu menurun dari sifat sang mama."Dia udah keterlaluan, Mas. Kayaknya kita harus susul Devina, deh, Mas." Dita sedang mengadukan perihal konflik dirinya dengan Nadiya. "Minggu ini kita ke sana, ya, Sayang. Kita bicara baik-baik sama Bimo dan Nadiya. Biar Devina tinggal sama kita saja. Nanti aku minta D

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Alfin Bagaskara

    Dokter segera melakukan penanganan untuk membuat bayi yang baru dilahirkan itu menangis. “Mas, anak kita ….”“Dokter sedang melakukan penanganan, Sayang. Anak kita pasti akan baik-baik saja.” Daffin menenangkan istrinya walaupun ia sendiri sedang takut. Setelah beberapa menit, suara tangis bayi memenuhi ruang bersalin Dita. Daffin dan Dita segera mengucap syukur. Ia mengecup lama kening sang istri sambil berbisik. "Alhamdulillah. Terima kasih, Sayang." Dita tak kuasa menahan rasa haru atas kelahiran putra mereka. Rasa sakit yang dirasa seakan menguar begitu saja. Sementara itu, di luar ruangan bersalin. Beberapa orang sedang menunggu dengan cemas salah satu keluarga mereka yang sedang berjuang di dalam sana. Alfin Bagaskara, adalah nama yang diberikan Daffin untuk bayi mungil berkulit merah dengan hidung mancung dan rambut tebal tersebut. Dita dan bayinya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Alhamdulillah, tidak ada hal yang mengkhawatirkan pada bayi mereka. "Pa, kenapa dede

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kenapa Dia Tidak Menangis?

    Pertemuan Nadiya dan Dita beberapa hari lalu membuat Alya datang ke rumah wanita itu pula. Beberapa hari lalu, Nadiya datang karena ingin meminta bantuan Dita untuk membujuk agar Devina mau tinggal bersamanya. Nadia meminta bantuan agar Dita mau membujuk ibu mertuanya supaya mengizinkan Devina tinggal di Bandung bersamanya dan Bimo. “Aku nggak tahu kenapa ibunya A Bimo kekeuh nggak kasih izin Devina buat tinggal sama kami, Dita. Aku capek kalau harus dibilang ibu sambung yang nggak bertanggung jawab, sama orang-orang desa. Setiap kali aku datang nengokin ibu dan Devina ke desa, mereka seolah menatapku dengan kebencian. Aku nggak tahu omongan apa yang udah mereka dengar. Ibu juga masih selalu banding-bandingin aku sama kamu. Katanya semenjak A Bimo nikah sama aku, A Bimo jarang banget kasih uang bulanan buat ibu. Hanya kirim untuk Devina saja. Aku harus gimana, Dita? Aku mau bawa Devina ikut kami, tapi Ibu nggak izinin. Devina ikut dengan Ibu pun, malah jadi omongan.”Dita tidak membe

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Rujak

    Berbeda dengan Daffin yang sedang mengembangkan senyumnya saat turun dari mobil setelah tiba di rumah. Senyum itu justru tidak terlihat sama sekali di wajah Dimas. “Tidak usah mengantarku sampai ke dalam, Dim. Kau langsung pulang saja. Istirahatlah,” ucap Daffin saat Dimas hendak turun membuka pintu mobil untuk pria itu. “Kau sudah bekerja keras hari ini,” sambungnya diiringi dengan seringai dan tepukan pelan di pundak kiri Dimas.“Selamat menikmati rujak Anda, Pak.” Daffin tertawa mendengar ucapan Dimas dan ia segera turun dari mobil. Dimas segera melajukan mobil meninggalkan kediaman Daffin. “Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir dia bertingkah aneh dan menyebalkan seperti itu,” gerutu Dimas. “Ah, aku ingin berendam di air hangat untuk mengembalikan kewarasan otakku.”Mari kita kembali pada kejadian sebelum mereka tiba di rumah Daffin.Dimas yang saat itu terkejut melihat apa yang diinginkan Daffin, seketika membulatkan mata dan kembali bertanya pada pria itu apakah dia b

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Keanehan Daffin

    Berita kehamilan Dita juga menjadi kabar bahagia untuk Neira. Gadis kecil itu tidak mau lepas dari Dita. Sepanjang jalan pulang, ia terus menempel pada sang mama. Daffin tidak kembali lagi ke kantor setelah dari rumah sakit. Ia langsung kembali ke rumah bersama Dita. Ia ingin memastikan kalau istrinya benar-benar istirahat dengan baik.“Aku udah nggak kenapa-kenapa, Mas.” Dita meyakinkan suaminya saat pria itu mengantarnya ke kamar. Setelah acara resepsi pernikahan mereka, pasangan itu langsung menempati rumah baru mereka. “Aku nggak mau sampai kamu pingsan lagi karena kecapean, Sayang.” Daffin membantu Dita untuk duduk di atas tempat tidur. “Mama ….” Neira berlari menghampiri mamanya. Neira mau bobok siang sama Mama dan Dede bayi,” rengek Neira yang sudah duduk di pangkuan sang papa.“Iya, Sayang, boleh. Sini bobo sama mama.” Dita menepuk sisi tempat tidur di sampingnya. “Yey.” Neira segera berpindah kegirangan. “Neira udah nggak sabar pengen ketemu sama dede bayi,” ucap Neira s

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Ternyata Hamil

    Bimo dan Nadiya tidak pernah menyangka jika suami Dita adalah Daffin Bagaskara. Bimo melihat dengan sangat jelas bagaimana Daffin menunjukkan kepemilikannya atas istrinya. Ia tidak akan bisa bersaing dengan Daffin. Ia sudah kalah dalam segi apa pun. Di mata Lastri, Tuhan sedang membalas semua penderitaan Dita selama ini dengan kebahagiaan dan cinta yang berlimpah dari suami dan keluarganya. Tuhan sudah membayar tangis kekecewaan itu dengan tawa dan ketulusan Daffin. Tanpa terasa, Lastri meneteskan air mata saat melihat pasangan pengantin. Di depan singgasana mereka. Semoga kebahagiaan ini akan selalu menaungi kamu, Ta. Jangan ada lagi air mata kesedihan yang kamu teteskan.Lastri mengusap sudut matanya. Dia adalah saksi dari perjuangan sahabatnya. Mereka yang tidak mengenal Dita mungkin hanya melihat betapa beruntungnya wanita itu bisa menjadi istri Daffin, mereka tidak pernah tahu bagaimana wanita itu selama ini berkubang dalam luka dan berteman dengan kekecewaan. ***Sang m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status