Agni masih memikirkan nama perempuan bernama Airin yang menjadi selingkuhan Kaisar sampai mobilnya masuk ke dalam halaman rumahnya. Gurat kelelahan jelas nampak di wajahnya karena seharian ini dia berada di luar rumah.Seorang pembantu rumah tangga dan satpam rumahnya pun mendekat, menyambut wanita itu sedikit kaget, karena Agni memotong rambut panjangnya menjadi pendek sebahu.“Apa Tuan sudah pulang?” tanyanya ragu, Agni berpikir bahwa Kaisar pasti pergi lagi seperti malam-malam sebelumnya.“Sudah Nyonya, sejak sore tadi,” jawab pembantuya sambil menurunkan belanjaan Agni yang memenuhi bagasi dan kursi penumpang mobilnya.Agni berjalan masuk ke dalam rumah, menaiki satu persatu anak tangga sambil mencoba menahan emosinya. Dia berencana ingin membalas perbuatan Kaisar dengan begitu kejam. Agni beranggapan suaminya itu membunuh calon anak yang bahkan masih berbentuk segumpal darah di dalam rahimnya.Kaisar yang masih terjaga dan duduk bersandar pada kepala ranjang pun menoleh saat pint
"Aku merasa kamu sudah tidak mencintaiku." Akhirnya Agni berbicara, dia ingin tahu bagaimana Kaisar menjawabnya. "Aku sangat mencintaimu, bagaimana bisa kamu berpikir aku tidak mencintaimu?" Kaisar membalikkan tubuh Agni agar mau menghadapnya, dia memeluk istrinya itu ke dalam dekapannya. "Aku mencintaimu tapi Airin dia wanita yang menarik, entah apa daya pikatnya. Dia hebat di atas ranjang, jika bisa aku ingin memiliki kalian berdua," gumam Kaisar di dalam hatinya. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan, aku akan membuatmu kehilangan segalanya, bedebah sialan!" Agni membiarkan Kaisar memeluknya, karena jika sekarang dia tiba-tiba berubah, pria itu pasti akan curiga. Tangan Kaisar perlahan masuk ke dalam piyama sang istri, mengusap perut datar Agni tapi tak pria itu sangka spontan sang istri meraih tangannya dan menghempaskannya. Kaisar pun terkejut dan menatap Agni dengan kedua alis yang terangkat ke atas. "Kenapa?" tanyanya. "Aku lelah," jawab Agni Siapa wanita yang sudi ditidu
"Jangan sampai kamu melukai mereka, karena kamu hanya akan rugi, abang tidak mau kamu sampai berurusan dengan polisi.""Abang pikir aku akan membunuh mereka? meracuni mereka dengan kopi bersianida, tidak Bang! aku akan membunuh mereka perlahan. Hingga mereka menginginkan mati sendiri.""Ibu Clarissa Agini Abimana!"Panggilan dari perawat membuyarkan lamunan Agni, dia bergegas berdiri dan menenteng tasnya masuk ke dalam ruang dokter. Setelah dari kantor Bara, Agni sengaja datang ke rumah sakit spesialis ibu dan anak untuk berkonsultasi tentang pemasangan alat kontrasepsi.Dokter yang sering menanganinya pun sedikit bingung, karena setahu dokter bernama Kinanti itu Agni sangat menginginkan seorang anak dan bahkan melakukan program hamil sebelum mengalami keguguran."Dok, saya ingin memakai alat kontrasepsi agar tidak hamil, dan adakah sejenis obat yang bisa membuat napsu bercinta hilang?"Pertanyaan Agni membuat Dokter mengernyit heran. Agni yang merasa pertanyaannya aneh pun tertawa, d
“Tidak biasanya Kai.” Airin melingkarkan tangannya ke pinggang Kiasar, menggelayuti pria itu yang melepaskan pelukannya dan memilih menghempaskan tubuh ke ranjang.“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Agni, tapi belakangan ini dia berubah.”“Berubah bagaimana?” Aiirin mendekat dan duduk di tepian ranjang, mengamati muka Kiasar yang tertekuk. Pria itu bahkan melepaskan dasinya sedikit kasar.“Aku memberinya kartu ATM dan kartu kreditku, dan dia menghabiskan hampir satu miliar dalam waktu satu hari. Hari ini, dia membeli sebuah mobil dan membayarnya dengan uang tabunganku,” keluh Kaisar.“Apa kamu tidak memberinya nafkah selama ini?” selidik Airin.“Mana mungkin? Aku memberinya jatah setiap bulan, tapi entah dia pakai untuk apa uang itu. Agni tidak suka berbelanja. Dia bukan tipe wanita boros, meskipun sekali berbelanja dia akan membeli barang branded yang benar-benar mahal.”Mendapati Kaisar malah memikirkan istrinya membuat Airin sedikit kesal, dia pun naik ke atas ranjang dan berbar
Agni masih terdiam tak menjawab pertanyaan Kaisar. Di dalam hatinya, dia tertawa bahagia karena suami brengseknya itu terlihat sangat kesal. Ini belum seberapa pikir Agni, masih banyak hal yang lebih parah yang akan dia lakukan untuk membalas perbuatan Kaisar yang menganggapnya seperti orang bodoh selama ini.“Kenapa kamu marah?” tanya Agni tanpa sedikit pun rasa takut. “Aku tidak sengaja Kai, kenapa kamu galak sama aku?” Sorot mata Agni berubah sendu dan berhasil membuat Kiasar tersadar. Perlahan Pria itu menurunkan tangannya dan menarik napas, dibelainya pipi Agni bahkan Kaisar menyatukan keningnya dan kening sang istri. “Maaf,” bisiknya.“Aku akan mengganti mobilmu, aku akan membuatnya kembali seperti baru,” ucap Agni yang kini berubah menjadi seorang artis peran. “Tidak, tidak perlu, aku minta maaf karena bersikap kasar padamu.” Kaisar merengkuh tubuh Agni memeluknya erat seolah benar-benar merasa bersalah. Sebenarnya di dalam hati Kaisar berpikir mungkinkah Agni tahu akan perse
Agni masih terdiam di tempatnya meskipun Adrian sudah pergi dari beberapa menit yang lalu. Wanita itu sedang memikirkan kejutan apa yang akan dia berikan kepada Kaisar dan Airin di acara pelukis terkenal bernama Aililea De Luna itu. Sebuah tamparan kah? atau makian? jelas tidak. Agni menyandarkan punggungnya dan menyesap coffee latte miliknya. Ia jelas menginginkan yang lebih sadis dari itu, tapi sebelumnya dia ingin melakukan sesuatu. Agni meletakkan gelasnya kemudian berdiri, penampilannya benar-benar berbeda dari Clarissa Agni Abimana yang dulu. Dengan rok span dan kemeja lengan balon berwarna putih juga kacamata hitam mahal yang dikenakannya, Agni terlihat jauh lebih modis, membuat siapa pun yang berpapasan dengannya pasti tahu bahwa wanita itu bukan lah wanita dari kalangan biasa. Dulunya Agni tidak ingin menunjukkan hal seperti itu karena baginya kekayaan tidak untuk dipamerkan, tapi demi membalas sakit hatinya terlebih ke Airin, jelas dia harus menunjukkan kelasnya.“Unit B 2
“Apa maksudmu?”Agni seketika tertawa melihat wajah bingung Kaisar. Jelas dia tidak mungkin membiarkan suaminya itu tahu bahwa dia sudah mengetahui perselingkuhannya secepat ini, setidaknya sampai acara yang diadakan pelukis ternama itu.“Kai, ayolah aku hanya bercanda.” Untuk mengelabuhi Kaisar, Agni memeluk pria itu. Wajahnya seketika berubah penuh kebencian saat sang suami tidak bisa melihatnya.“Tuduhanmu begitu keji,” ucap Kaisar yang malah semakin membuat Agni meradang.“Keji? Dasar penipu ulung, lihat saja aku akan membuatmu kehilangan satu persatu hal yang menjadi kebanggaanmu, terutama K Sport.”“Aku percaya kamu tidak mungkin tega berselingkuh dan mengkhianatiku,” bisik Agni dengan tangan yang mengepal di belakang punggung Kaisar. “Tapi untuk saham, aku ingin kamu memberikannya kembali.”Kaisar melepaskan pelukannya. Permintaan Agni terdengar sangat aneh dan mencurigakan menurutnya, hingga dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai Agni sepertinya menginginkan saham itu
Seperti rencananya, Agni berbohong pergi ke rumah mertuanya malam itu. Setelah memastikan Kaisar pergi, dia berjalan sambil melepas piyamanya menuju ke kamar ganti, membuka lemari bajunya dan menatap gaun berwarna merah dengan bagian atas tertutup, tapi memiliki belahan tinggi sampai di atas lutut. Gaun yang akan membawanya membongkar perselingkuhan suaminya malam ini.Agni mengambil gaun itu dari gantungan baju lantas memakainya. Wanita itu memoles wajahnya dengan make up, tidak terlalu mencolok karena dia tidak ingin terlihat seperti wanita penggoda. Ia menata rambutnya sederhana dengan hanya diikat kuncir kuda. Tatanan rambut seperti itu membuatnya terlihat anggun, cantik sekaligus terlihat mandiri dan kuat dalam satu waktu. Agni melangkahkan kaki menuruni anak tangga, dia sukses membuat pembantunya membelalakkan mata karena melihat penampilannya yang sungguh berbeda. Ia pamit keluar dan berkata akan pulang larut malam. Agni meminta pembantunya untuk meletakkan kunci di tempat bi