Pagi hari, Agni bangun awal seperti biasa. Ia menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Kaisar ke kantor, bahkan setelahnya menyiapkan sarapan untuk suaminya bersama sang pembantu di dapur.
"Sarapan apa hari ini?"
Kaisar langsung memeluk pinggang Agni untuk menunjukkan perhatian dan rasa cintanya. Entah bagaimana perasaannya yang sesungguhnya, sepertinya hanya dia lah yang tahu.
Agni mengulas senyum, kemudian melayani Kaisar seperti pagi-pagi sebelumnya, baru lah kemudian dia ikut duduk dan sarapan bersama.
"Oh ya, besok aku akan pergi ke Bali sekitar seminggu karena ada pekerjaan di sana. Tolong siapkan pakaian yang akan aku bawa ya, sayang!" pinta Kaisar disela menikmati sarapannya.
Agni terkejut mendengar Kaisar akan ke luar kota, itu artinya mereka tidak akan bertemu selama beberapa hari. Padahal Agni sedang mengejar masa subur agar dirinya bisa cepat mengandung buah cintanya dan sang suami.
"Aku ikut, ya!" Agni begitu bersemangat mendengar Kaisar akan pergi ke Bali. Siapa tahu dia bisa ikut sembari honeymoon seperti saat awal pernikahan mereka dulu.
Kaisar hampir saja tersedak mendengar permintaan sang istri, dia tidak menyangka kalau Agni akan meminta ikut seperti ini.
"Kamu di rumah saja ya!" Kaisar mencoba menolak halus keinginan Agni.
"Tapi aku mau ikut, beberapa hari ini adalah waktu yang sangat bagus untuk kita," ujar Agni yang tak mau kalah memberi alasan ke sang suami.
Kaisar pun dibuat memutar otak untuk mencari alasan, jangan sampai rencananya berlibur dengan Airin gagal karena Agni memaksa ikut.
"Tapi sayang, kamu sedang melakukan progam kehamilan, bagaimana kalau lelah dan program yang sedang kita usahakan gagal?" tanya Kaisar mencoba meyakinkan Agni.
Agni terlihat kecewa dengan bujukan Kaisar, tapi dia juga tidak berani membantah, dan memilih mengiakan dulu ucapan sang suami. Namun, di dalam hatinya putri Abimana itu berniat menyusul tanpa sepengetahuan Kaisar.
-
-
-
-
-
Kaisar pun benar pergi ke Bali dan jelas bersama Airin sesuai rencananya. Kru dari perusahaannya pun ikut bersama, karena memang benar ada pemotretan untuk produk K Sport di sana. Kaisar menyewa sebuah resort untuk dirinya dan Airin, sedangkan perusahaan memboking kamar hotel untuk para karyawannya termasuk dirinya.
Airin dan Kaisar tampak duduk di depan resort menatap laut lepas dengan deburan ombak yang menggulung indah.
"Kai, aku akan menceraikan Dewa, tapi kamu juga harus menceraikan Agni," ucap Airin.
Kaisar tidak menjawab dan memilih diam karena tengah berpikir. Airin langsung menggeser posisi untuk menghadap pria itu, keningnya mengernyit menatap Kaisar yang hanya diam tak menanggapi.
"Aku tidak peduli meski papa tidak setuju, lagi pula aku sudah memiliki pulau Lepa, kita bisa menjualnya jika kamu butuh dana untuk mengembangkan bisnismu," ujar Airin lagi mencoba meyakinkan. "Harga pulau itu jelas bisa mencapai ratusan miliar jika dijual."
Kaisar masih tidak mengiakan keinginan Airin, dan memilih mengulas senyum agar wanita itu tidak berpikir macam-macam kepadanya.
"Kita bahas lagi nanti, bukankah kita ke sini untuk liburan? lalu untuk apa membahas masalah itu." Kaisar mencoba mengalihkan pembicaraan.
Dalam hati, Kaisar sebenarnya tengah memikirkan niatan Airin. Dia bukanlah pria bodoh, tentu saja tidak akan mengiakan keinginan selingkuhannya itu dengan mudah. Kaisar masih membutuhkan banyak sokongan, terlebih dari Abimana—ayah Agni yang memiliki sepuluh persen saham di perusahaannya. Lagi pula, Kaisar sadar kalau menjual pulau bukanlah perkara mudah, karena itu dia tidak mau mengambil resiko besar dengan langsung menyetujui keinginan Airin.
Sementara itu, tanpa Kaisar tahu ternyata Agni benar-benar menyusul ke Bali. Ia menghubungi sekretaris Kaisar yang bernama Keysa untuk menanyakan nomor kamar Kaisar saat masih berada di dalam taksi. Dan kini Agni benar-benar sudah berdiri di depan kamar yang seharusnya menjadi tempat Kaisar menginap, ia heran karena ketukannya pada daun pintu tidak dijawab sejak tadi.
Agni mengeluarkan ponsel, dia berpikir Kaisar pasti akan sangat terkejut dan senang karena dia datang ke sana.
"Halo, sayang, aku ada di depan kamar, kamu kemana?" Agni langsung berbicara ketika panggilannya dijawab oleh sang suami.
Kaisar yang sedang bermesraan dengan Airin pun terkejut dan langsung bangun.
"Ho-hotel mana?" tanya Kaisar tergagap untuk memastikan.
"Hotel tempat kamu menginap, mana lagi?" jawab Agni dari seberang panggilan.
Kaisar membulatkan bola matanya lebar-lebar, menatap Airin kemudian mengguyar kasar rambut dan meremasnya kuat.
"Bagaimana dia bisa di sini? Siapa yang memberi tahu hotel tempat menginapku?" Kaisar bertanya-tanya dalam hati. Ia tidak menyangka kalau Agni akan datang menyusulnya.
Airin sendiri terus memerhatikan gerak-gerik Kaisar yang kebingungan, wanita itu bisa menebak pasti Agni yang menelepon pria itu.
"Kamu di mana?" tanya Agni. "Aku sudah di depan kamar, bukain dong!" pintanya kemudian.
"Oh, aku sedang di luar. Tunggu, aku akan ke sana!" Kai gelagapan dan kebingungan.
"Ada apa?" tanya Airin yang melihat Kaisar terburu-buru.
"Agni ada di hotel, aku harus segera ke sana," jawab Kaisar yang langsung mengabaikan Airin dan berlari ke luar.
"Apa? Kenapa wanita itu ke sini?" Airin tampak geram dan kesal karena mungkin kesenangannya selama di Bali akan terganggu dengan kedatangan istri sah Kaisar.
Akhirnya Agni memilih turun lagi ke lobi setelah sang suami mengakhiri panggilan, Ia berniat meminta kunci ke resepsionis agar dirinya bisa masuk ke kamar Kaisar.
Agni pun mendapatkan kunci dan kembali naik ke atas. Saat masuk kamar, Agni cukup terkejut karena kamar yang ditempati suaminya masih tertata rapi dan terkesan belum ditempati, terlebih tidak ada koper Kaisar di sana.
"Apa dia benar-benar menginap di kamar ini?" Agni bertanya-tanya, sedangkan di bagian resepsionis tadi, jelas dia dengar nama yang menempati kamar itu adalah suaminya.
Kaisar terlihat berjalan terburu-buru saat sampai di hotel, pria itu langsung menuju ke kamarnya karena pihak resepsionis mengatakan sang istri sudah mengambil kunci dan berada di kamar. Kaisar mengetuk pintu mencoba menyembunyikan rasa cemas di wajahnya. balasan senyuman dari Agni membuatnya lega. Apa lagi saat wanita itu tersenyum tipis dan kembali masuk untuk membongkar kopernya. Agni yang masih sibuk tiba-tiba terkejut karena Kaisar memeluknya dari belakang. "Sudah lama datangnya?" tanya Kaisar meletakkan dagu di pundak Agni.Kaisar memang tidak berani bersikap kasar pada sang istri, mengingat jika dia masih membutuhkan wanita itu untuk mencapai tujuannya. Sebenarnya pria itu ingin sekali menguasai semua anak perusahaan di bawah naungan K group milik papanya, termasuk K Beauty sebuah perusahaan kosemetik yang sekarang sedang dikelola oleh Kalendra—adiknya.Agni menggerakkan tubuh agar bisa menghadap ke arah Kaisar, menghilangkan senyum dan mengerucutkan bibir, memerlihatkan bah
Kaisar tidak bisa bergerak bebas karena ada Agni di sana. Pria itu memikirkan segala cara agar Agni mau pulang terlebih dahulu. Liburannya dengan Airin masih tersisa empat hari, dan sang selingkuhan terus saja menghubungi hingga membuat Kaisar terpaksa mematikan ponselnya supaya istrinya tidak curiga. "Sayang, kalau kamu bosan, apa tidak sebaiknya pulang dulu? Aku akan menyelesaikan pekerjaan di sini, dan setelah itu aku pasti akan segera pulang," bujuk Kaisar pagi itu."Aku tidak bosan, asal bisa bersama denganmu aku senang." Seolah tak memedulikan kegelisahan Kaisar, Agni memang berniat tetap di sana dan pulang bersama suaminya. Kaisar tampak kebingungan. Otaknya buntu, dia tidak memiliki ide lain untuk membujuk Agni agar pulang lebih dulu agar dirinya bisa melanjutkan liburan bersama Airin.Tanpa Kaisar tahu, karena kesal ternyata Airin memilih pulang. Ia tidak memberitahu Kaisar dan memilih langsung pergi dari resort, berusaha menunjukkan bahwa sebagai selingkuhan dia juga berha
Kaisar menemui Airin di apartemen, begitu sampai di sana dia langsung disambut muka masam wanita selingkuhannya itu. "Aku pikir kamu sudah lupa denganku!" sindir Airin yang kesal, bahkan langsung berpaling ketika melihat Kaisar masuk.Kaisar menatap Airin yang begitu kesal, tapi dia mencoba bersikap tenang dan merayu wanita itu agar tak terus merajuk."Bukan begitu, aku juga tidak bisa apa-apa kalau ada Agni, kamu ngertiin aku, ya!" bujuk Kaisar. Ia langsung melingkarkan kedua lengan di perut Airin, menyandarkan kepalanya manja untuk merayu."Kalau kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Agni. Ya sudah, kenapa nggak ceraikan saja dia, dengan begitu kamu bebas dan kita bisa bersama!" ujar Airin yang diliputi rasa kesal.Kaisar terkesiap dengan ucapan Airin, tapi ia mencoba tetap tenang menghadapi wanita itu."Bukan seperti itu, aku benar-benar masih membutuhkan Agni. Kamu tahu dengan jelas kalau aku butuj memanfaatkan dia, saham terbesar K Sports dimiliki oleh Bara, kakak laki-laki
Saat sampai di rumah, Kaisar begitu terkejut ketika melihat Agni yang ternyata belum tidur."Kamu belum tidur?" tanyanya untuk menutupi keterkejutannya."Belum," jawab Agni seraya mendekat ke arah Kaisar berdiri. "Bagaimana tadi pertemuannya?" Agni sengaja berdiri lebih dekat dengan Kaisar, bahkan langsung menyentuh dada suami dan mendekatkan wajah ke arah kemeja Kaisar, hendak mencium apakah ada bau parfum lain di tubuh suaminya. "Baik, berjalan lancar," jawab Kaisar yang langsung memundurkan tubuh, takut kalau Agni curiga dan mencium sesuatu dari kemejanya. "Memangnya kenapa?" tanya Kaisar yang memilih sedikit menjauh dari Agni, dia segera melepas kemeja dan menggantinya agar sang istri tak curiga."Bang Bara tadi telepon. Katanya dia melihat mobilku yang kamu bawa berada di klub," jawab Agni apa adanya."Benarkah? Aku tidak bertemu dengannya," ucap Kaisar berbasa-basi, hanya untuk menutupi kegugupan karena Agni tahu kalau dirinya pergi ke klub.Kaisar memasukkan kemejanya ke ker
Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya."Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya."Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini. Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar."Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa
Setelah malam perdebatannya dengan Kaisar. Airin masih berusaha menghubungi pria itu tapi tidak ada tanggapan, bahkan nomor Kaisar sering tidak aktif. Airin pun terlihat lesu dan frustasi, apalagi Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhan dirinya dengan Kaisar ke kedua orangtuanya. Di saat seperti ini, Airin sangat membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah."Apa dia sengaja menghindar dariku?"Kaisar dulu tidak pernah mengabaikan pesan maupun panggilan darinya. Namun, tampaknya sekarang Kaisar memang berniat meninggalkannya. "Tidak akan aku biarkan kamu mengabaikan diriku!" Matanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat. Airin yang dulu dibutakan cinta, kini merasa bingung karena kehamilannya, dia tidak bisa berdiam diri ketika ayah dari janin yang dikandungnya bersikap tak acuh padanya. Hari itu dia nekat pergi ke perusahaan Kaisar, dan hendak bertemu pria itu bagaimanapun caranya.Airin melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung K Sport. Saat di lobi dia melihat Kaisar, Kamal,
Sudah beberapa hari Airin tidak memberi kabar ataupun menghubungi semenjak menggila di lobi perusahaan K Sport hari itu. Tiba-tiba saja Kaisar merasa rindu dengan wanita selingkuhannya itu, hingga akhirnya dia mencoba menghubungi Airin meski sedikit ragu."Halo." Kaisar langsung menyapa ketika panggilan itu dijawab."Ada apa?" tanya Airin dengan suara nada datar dan lemas."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaisar."Kamu sedang berada dimana sekarang?""Buruk, aku sedang di rumah sakit, baru saja akan pulang setelah dirawat beberapa hari ini," jawab Airin apa adanya.Kaisar cukup terkejut dengan jawaban Airin, hingga kemudian dia meminta bertemu di apartemen setelah Airin keluar dari rumah sakit dan wanita itu mengiakannya***Siang itu Airin pergi ke apartemen Kaisar, tak biasanya saat sampai di sana pria itu sudah menunggunya. Wajah Airin begitu pucat dan lesu, tak tampak seperti biasanya."Ada apa? Kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kaisar mencoba memberi perhatian.Airin langsung dudu
Abimana akhirnya menepati janji memberikan salah satu sahamnya, dan pria itu memberikan saham K Sports kepada sang putri. Tak lama setelah penyerahan saham itu, Agni lantas langsung memberikannya pada Kaisar."Terima kasih, sayang." Kaisar begitu bahagia, bahkan sampai memeluk erat istrinya. Agni ikut senang melihat Kaisar yang begitu bahagia. Bagi Kaisar, saham itu sangat berarti baginya, meskipun saham yang diberikan Agni hanya 5 persen, tapi itu sudah cukup menjadikan Kaisar pemilik saham terbesar di K Sport untuk sekarang. "Oh ya, aku ada urusan bisnis ke Singapore. Ada sebuah brand fashion yang ingin berkolaborasi dengan K Sport. Tidak apa-apa 'kan kalau aku meninggalkanmu?" tanya Kaisar pada Agni. "Sebenarnya aku ingin mengajakmu, tapi dokter mengatakan kalau kandunganmu lemah dan aku tidak mau membahayakan calon bayi kita," ujar Kaisar kemudian. Tangannya tampak mengusap lembut perut Agni. "Lagi pula hanya dua hari."Agni terlihat mengerucutkan bibir, tapi setelahnya wanita i