Kaisar terlihat berjalan terburu-buru saat sampai di hotel, pria itu langsung menuju ke kamarnya karena pihak resepsionis mengatakan sang istri sudah mengambil kunci dan berada di kamar.
Kaisar mengetuk pintu mencoba menyembunyikan rasa cemas di wajahnya. balasan senyuman dari Agni membuatnya lega. Apa lagi saat wanita itu tersenyum tipis dan kembali masuk untuk membongkar kopernya. Agni yang masih sibuk tiba-tiba terkejut karena Kaisar memeluknya dari belakang.
"Sudah lama datangnya?" tanya Kaisar meletakkan dagu di pundak Agni.
Kaisar memang tidak berani bersikap kasar pada sang istri, mengingat jika dia masih membutuhkan wanita itu untuk mencapai tujuannya. Sebenarnya pria itu ingin sekali menguasai semua anak perusahaan di bawah naungan K group milik papanya, termasuk K Beauty sebuah perusahaan kosemetik yang sekarang sedang dikelola oleh Kalendra—adiknya.
Agni menggerakkan tubuh agar bisa menghadap ke arah Kaisar, menghilangkan senyum dan mengerucutkan bibir, memerlihatkan bahwa dirinya sedikit kesal.
"Kamu dari mana?" tanya Agni dengan gaya manja.
"Oh, itu. Aku dari rumah teman kuliah dulu, sudah lama tidak bertemu jadi dia minta aku untuk menginap."
"Teman kuliah?" Agni mengernyitkan dahi mendengar Kai mempunyai teman kuliah yang tinggal di Bali. "Siapa? Memang ada temanmu yang tinggal di Bali?" tanya Agni lagi.
Kaisar gelagapan mendengar pertanyaan Agni, hingga kemudian dia mengalihkan perhatian agar Agni tidak bertanya kepadanya lagi.
"Aku senang sekali kamu datang, aku tak menyangka kalau kamu akan memberiku kejutan seperti ini," ucapan Kaisar sukses membuat istrinya tersenyum. "Sepertinya hariku tidak akan membosankan di sini," rayunya lagi.
"Tahu begitu, kenapa kemarin aku tidak boleh ikut?" tanya Agni kemudian.
"Bukan tidak boleh, tapi aku takut kamu kelelahan. Bagaimana jika progam yang sedang kamu jalani gagal, hanya karena perjalanan bisnisku? Aku tidak mau itu terjadi," ujar Kaisar mencoba meluluhkan hati Agni, jemarinya menyelipkan helaian rambut sang istri ke belakang telinga.
Mendengar Kaisar yang memerhatikan program hamilnya, membuat Agni merasa bahagia, hingga akhirnya wanita itu melupaka masalah Kaisar yang tidak berada di hotel saat dia datang tadi.
-
-
-
Di sisi lain, Airin tampak kesal karena Kaisar pergi begitu saja setelah mendapat panggilan dari istrinya.
"Kenapa wanita itu datang? Kenapa mengganggu rencana liburan kami?" gerutunya.
"Apa aku bocorkan saja perselingkuhan kami? Agar wanita itu mau menceraikan Kaisar!" Airin terlihat berpikir begitu keras, bahkan sampai menggigit ujung kuku jari telunjuknya.
"Tidak! Bagaimana jika setelah itu Kai marah dan meninggalkanku?"
Airin ingin sekali Kaisar segera menceraikan Agni agar dirinya bisa memiliki pria itu sepenuhnya, tapi dia juga masih takut karena pria yang dicintainya itu memang memiliki ambisi tersendiri.
"Bagaimana kalau aku hamil? Bukankah dengan begitu Kai tidak akan bisa menolakku, akan ada bayi yang bisa kujadikan senjata untuk menahannya?" Seringai licik terbit di wajah Airin, tekadnya memiliki Kaisar begitu besar, sampai kapanpun dia tidak akan membiarkan pria itu berpaling darinya.
-
-
-
Malam harinya Kai mengajak Agni dinner romantis, hanya demi menyenangkan hati istrinya serta agar Agni tidak lagi membahas masalah tadi siang.
"Coba ini!" Kaisar menyuapi Agni dengan hidangan laut.
Agni membuka mulut dan membiarkan sang suami menyuapinya mesra.
"Enak nggak?" tanya Kaisar.
"Enak kok," jawab Agni yang bergantian menyodorkan sendoknya ke arah mulut Kaisar dan suaminya itu pun tersenyum.
Namun, makan malam mereka sedikit terganggu karena sejak tadi, ponsel Kaisar terus saja berdering, membuat Agni ikut menengok ke arah ponsel pria itu. Kaisar memilih untuk tidak menjawab panggilan itu, dan langsung mematikannya.
"Siapa?" tanya Agni heran.
"Oh, panggilan tidak penting," jawab Kaisar mencoba membuat istrinya agar tak curiga.
Agni merasa sedikit aneh dengan sikap Kaisar, terlebih sang suami terlihat tidak tenang. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Agni sedari tadi, dia merasa kalau sang suami menyembunyikan sesuatu darinya, terlebih pria itu tadi kembali ke hotel tidak membawa kopernya.
"Em ... aku berniat pergi ke rumah temenku buat mengambil koperku yang ketinggalan, kamu istirahat saja dulu," ujar Kaisar ketika mereka kembali ke kamar setelah baru saja selesai makan malam.
"Aku mau ikut!" pinta Agni yang langsung merangkul lengan Kaisar.
"Tidak perlu, aku ambil sebentar kok dan akan langsung kembali," tolak Kaisar. "Kamu 'kan baru saja datang, pasti lelah. Istirahat saja dulu, aku akan kembali dengan cepat," bujuk Kaisar.
Agni benar-benar merasa aneh, hingga akhirnya mengiakan karena Kaisar tampak bersikeras.
"Bagaiamana bisa kamu lupa membawa kopermu tadi?"
"Aku buru-buru karena tidak ingin kamu menungguku terlalu lama," dusta Kaisar.
-
-
-
Kaisar pun bergegas pergi ke resort tempat Airin menginap, hendak mengambil koper miliknya agar Agni tidak curiga. Airin sendiri masih kesal karena Kaisar tadi meninggalkannya begitu saja, tapi wanita itu tidak kehilangan ide untuk bisa membuat sang selingkuhan tinggal.
Saat Kaisar menghubungi dan berkata akan datang untuk mengambil kopernya, Airin tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menahan pria itu. Ia sengaja memakai pakaian seksi kekurangan bahan, agar Kaisar tergoda.
"Aku mau ambil koper karena Agni sepertinya mulai curiga," ucap Kaisar begitu masuk ke dalam.
"Kamu yakin? Kamu tega ninggalin aku gitu aja?" tanya Airin dengan suara yang dibuat seseksi mungkin, bahkan sampai mengigit bibir bawahnya sensual.
Tentu saja penampilan dan tingkah Airin membuat Kaisar tergoda, apalagi pakaian kurang bahan yang terlihat begitu menerawang.
"Kai, aku takut sendirian," bisik Airin yang sudah memeluk Kaisar dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.
Tentu saja yang dilakukan Airin membuat Kaisar tak berkutik, hingga pria itu memilih merangkum kedua pipi wanita selingkuhannya serta menyentuhkan bibir mereka. Malam itu Kaisar dan Airin mengulang percintaan panas seperti malam yang biasa mereka lakukan, terbuai dalam kegiatan bergelora nan memabukkan.
Karena benar-benar lelah, Agni pun tertidur ketika menunggu Kaisar pulang. Ia tidak tahu kalau sang suami tengah berkencan dengan wanita lain, bahkan dia tidak sadar kalau Kaisar ternyata tidak pulang semalaman. Agni terlalu percaya pada Kaisar, terlebih ketika pagi hari dia mendapati sang suami sudah tidur di sampingnya.
Kaisar kembali ke hotel sebelum fajar, hingga membuat Agni tidak sadar kalau pria itu tidak kembali semalaman.
Kaisar tidak bisa bergerak bebas karena ada Agni di sana. Pria itu memikirkan segala cara agar Agni mau pulang terlebih dahulu. Liburannya dengan Airin masih tersisa empat hari, dan sang selingkuhan terus saja menghubungi hingga membuat Kaisar terpaksa mematikan ponselnya supaya istrinya tidak curiga. "Sayang, kalau kamu bosan, apa tidak sebaiknya pulang dulu? Aku akan menyelesaikan pekerjaan di sini, dan setelah itu aku pasti akan segera pulang," bujuk Kaisar pagi itu."Aku tidak bosan, asal bisa bersama denganmu aku senang." Seolah tak memedulikan kegelisahan Kaisar, Agni memang berniat tetap di sana dan pulang bersama suaminya. Kaisar tampak kebingungan. Otaknya buntu, dia tidak memiliki ide lain untuk membujuk Agni agar pulang lebih dulu agar dirinya bisa melanjutkan liburan bersama Airin.Tanpa Kaisar tahu, karena kesal ternyata Airin memilih pulang. Ia tidak memberitahu Kaisar dan memilih langsung pergi dari resort, berusaha menunjukkan bahwa sebagai selingkuhan dia juga berha
Kaisar menemui Airin di apartemen, begitu sampai di sana dia langsung disambut muka masam wanita selingkuhannya itu. "Aku pikir kamu sudah lupa denganku!" sindir Airin yang kesal, bahkan langsung berpaling ketika melihat Kaisar masuk.Kaisar menatap Airin yang begitu kesal, tapi dia mencoba bersikap tenang dan merayu wanita itu agar tak terus merajuk."Bukan begitu, aku juga tidak bisa apa-apa kalau ada Agni, kamu ngertiin aku, ya!" bujuk Kaisar. Ia langsung melingkarkan kedua lengan di perut Airin, menyandarkan kepalanya manja untuk merayu."Kalau kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Agni. Ya sudah, kenapa nggak ceraikan saja dia, dengan begitu kamu bebas dan kita bisa bersama!" ujar Airin yang diliputi rasa kesal.Kaisar terkesiap dengan ucapan Airin, tapi ia mencoba tetap tenang menghadapi wanita itu."Bukan seperti itu, aku benar-benar masih membutuhkan Agni. Kamu tahu dengan jelas kalau aku butuj memanfaatkan dia, saham terbesar K Sports dimiliki oleh Bara, kakak laki-laki
Saat sampai di rumah, Kaisar begitu terkejut ketika melihat Agni yang ternyata belum tidur."Kamu belum tidur?" tanyanya untuk menutupi keterkejutannya."Belum," jawab Agni seraya mendekat ke arah Kaisar berdiri. "Bagaimana tadi pertemuannya?" Agni sengaja berdiri lebih dekat dengan Kaisar, bahkan langsung menyentuh dada suami dan mendekatkan wajah ke arah kemeja Kaisar, hendak mencium apakah ada bau parfum lain di tubuh suaminya. "Baik, berjalan lancar," jawab Kaisar yang langsung memundurkan tubuh, takut kalau Agni curiga dan mencium sesuatu dari kemejanya. "Memangnya kenapa?" tanya Kaisar yang memilih sedikit menjauh dari Agni, dia segera melepas kemeja dan menggantinya agar sang istri tak curiga."Bang Bara tadi telepon. Katanya dia melihat mobilku yang kamu bawa berada di klub," jawab Agni apa adanya."Benarkah? Aku tidak bertemu dengannya," ucap Kaisar berbasa-basi, hanya untuk menutupi kegugupan karena Agni tahu kalau dirinya pergi ke klub.Kaisar memasukkan kemejanya ke ker
Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya."Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya."Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini. Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar."Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa
Setelah malam perdebatannya dengan Kaisar. Airin masih berusaha menghubungi pria itu tapi tidak ada tanggapan, bahkan nomor Kaisar sering tidak aktif. Airin pun terlihat lesu dan frustasi, apalagi Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhan dirinya dengan Kaisar ke kedua orangtuanya. Di saat seperti ini, Airin sangat membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah."Apa dia sengaja menghindar dariku?"Kaisar dulu tidak pernah mengabaikan pesan maupun panggilan darinya. Namun, tampaknya sekarang Kaisar memang berniat meninggalkannya. "Tidak akan aku biarkan kamu mengabaikan diriku!" Matanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat. Airin yang dulu dibutakan cinta, kini merasa bingung karena kehamilannya, dia tidak bisa berdiam diri ketika ayah dari janin yang dikandungnya bersikap tak acuh padanya. Hari itu dia nekat pergi ke perusahaan Kaisar, dan hendak bertemu pria itu bagaimanapun caranya.Airin melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung K Sport. Saat di lobi dia melihat Kaisar, Kamal,
Sudah beberapa hari Airin tidak memberi kabar ataupun menghubungi semenjak menggila di lobi perusahaan K Sport hari itu. Tiba-tiba saja Kaisar merasa rindu dengan wanita selingkuhannya itu, hingga akhirnya dia mencoba menghubungi Airin meski sedikit ragu."Halo." Kaisar langsung menyapa ketika panggilan itu dijawab."Ada apa?" tanya Airin dengan suara nada datar dan lemas."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaisar."Kamu sedang berada dimana sekarang?""Buruk, aku sedang di rumah sakit, baru saja akan pulang setelah dirawat beberapa hari ini," jawab Airin apa adanya.Kaisar cukup terkejut dengan jawaban Airin, hingga kemudian dia meminta bertemu di apartemen setelah Airin keluar dari rumah sakit dan wanita itu mengiakannya***Siang itu Airin pergi ke apartemen Kaisar, tak biasanya saat sampai di sana pria itu sudah menunggunya. Wajah Airin begitu pucat dan lesu, tak tampak seperti biasanya."Ada apa? Kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kaisar mencoba memberi perhatian.Airin langsung dudu
Abimana akhirnya menepati janji memberikan salah satu sahamnya, dan pria itu memberikan saham K Sports kepada sang putri. Tak lama setelah penyerahan saham itu, Agni lantas langsung memberikannya pada Kaisar."Terima kasih, sayang." Kaisar begitu bahagia, bahkan sampai memeluk erat istrinya. Agni ikut senang melihat Kaisar yang begitu bahagia. Bagi Kaisar, saham itu sangat berarti baginya, meskipun saham yang diberikan Agni hanya 5 persen, tapi itu sudah cukup menjadikan Kaisar pemilik saham terbesar di K Sport untuk sekarang. "Oh ya, aku ada urusan bisnis ke Singapore. Ada sebuah brand fashion yang ingin berkolaborasi dengan K Sport. Tidak apa-apa 'kan kalau aku meninggalkanmu?" tanya Kaisar pada Agni. "Sebenarnya aku ingin mengajakmu, tapi dokter mengatakan kalau kandunganmu lemah dan aku tidak mau membahayakan calon bayi kita," ujar Kaisar kemudian. Tangannya tampak mengusap lembut perut Agni. "Lagi pula hanya dua hari."Agni terlihat mengerucutkan bibir, tapi setelahnya wanita i
Agni bergegas menutup laptop Kaisar, dia memilih pulang sebelum suaminya itu sampai rumah dan curiga kenapa dia keluar malam-malam.Segala pikiran buruk memenuhi kepala Agni. Memori otaknya memutar kembali segala tingkah aneh suaminya yang seharusnya dia curigai. Mulai dari seringnya Kaisar lembur hingga kemeja yang langsung dimasukkan pria itu ke keranjang cucian setelah pulang malam. Dia masih mencoba berpikiran positif. Pria sehangat dan begitu perhatian seperti suaminya tidak mungkin berselingkuh.Sesampainya di rumah, Agni kelabakan mendengar suara mobil Kaisar persis setelah dia memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Ia bergegas masuk kembali ke kamar dan berganti baju, setelahnya langsung berbaring di atas ranjang, menarik selimut, dan berpura-pura tidur agar Kaisar tak curiga.Masih bersikap hangat, Kaisar mendekat dan membetulkan letak selimut yang membalut tubuh Agni. Memberikan kecupan di kening istrinya itu sebelum masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.__Pagi it