Hari kedua di kantor.Hari ini Intan memakai pakaian yang baru saja di beli. Sengaja ia mencuci satu pakaian semalam, lalu menjemurnya dan tidak lupa minta tolong bibi untuk menggosoknya jika tidak sempat.Setelah Intan bercermin, ia yakin sudah memberikan penampilan yang terbaik. Hanya liftik merah bibir dan pelembab Intan fikir sudah cukup."Lihatlah, bibirku sudah merah! Aku rasa aku sudah cantik!"Setelah itu, dilihat dari cermin almari yang panjangnya sepanjang dinding dan membentuk huruf u, ia melihat kembali jas dan rok yang panjangnya hingga di bawah lututnya. Intan juga memutar lehernya melihat belakangnya."Aku rasa tidak ada masalah,"Di hari ke dua ini, Intan yakin tidak akan ada masalah atau para karyawan yang bergosip tentangnya lagi.Seperti biasa, pagi hari ia menyambut Kakeknya di tempat makan."Pagi, Kek...," ucap Intan seraya mendudukan pantatnya di kursi menghadap Kakek Ardidingrat."Hai cucu Kakek..., selamat pagi juga...Kebetulan kamu sudah datang. Kakek ingin me
Seorang wanita tersenyum menyeringai setelah mengirim sebuah pesan kepada Intan. Di sebuah dinding ruangan wanita itu berada. Beberapa foto tampak berwarna merah, bahkan seperti bercak merah darah. Bukan hanya itu saja, foto tersebut terdapat sebuah anak panah.Bola mata wanita itu menyala seolah Intan harus segera lenyap dari muka bumi ini!"Aku akan membuat wanita yang kau cintai, menghilang dari muka bumi ini!" Suara wanita itu berdesis, bahkan tampak memendam amarah yang dalam.Ingatannya masih tersimpan jelas, bahkan memang sengaja wanita itu menyimpan memorinya.Semakin teringat, semakin emosi.----Di sisi lain, Intan yang mendapat teror dari seorang wanita itu tampak takut dan tegang."Aku fikir aku tidak pernah menyakiti orang lain. Kenapa ada pesan teror kepadaku?"Intan menyerngit, ia tampak terdiam sejenak berfikir, setelah dirasa ia tidak pernah memiliki musuh, ia pun tenang."Mungkin saja dia hanya orang iseng?" ujar Intan."Hoam..,"Karena dirasa mengantuk, Intan sege
"Dia adalah wanita yang sangat aku benci!"Seorang wanita berada di dalam ruangan yang gelap, ia bahkan bagai seorang mafia. Menaikan kaki sebelahnya, duduk di sebuah kursi seraya memutar-mutar.Wanita itu, memberi perintah kepada beberapa anak buah wanita lain untuk membawa Intan. Ia sengaja mengecohkan para karyawan di Restoran.Mereka tidak hanya satu atau dua orang saja, mereka berjumlah sepuluh orang duduk mengerumuni Intan, setelah mereka minum dan makan di sana, lalu Intan di bawa pergi.Mereka tidak habis pusing soal pengawal. Apalagi pengawal itu seorang pria. Dari wajahnya saja tampak lelaki buaya. Jadi para wanita sangat mudah mengelabuinya..Saat Intan bangun, "Kenapa kepalaku pusing sekali? Kenapa badanku sakit-sakit semua?""Loh. Aku sudah membuka mata kenapa masih gelap juga? Apa aku sedang mimpi?""Hah! Mimpi itu kembali lagi?" tanya Intan."Tapi kenapa tanganku diikat? Kenapa aku merasa pantatku duduk di lantai, rasanya dingin?"Seketika Intan teringat saat dirinya di
Di sisi lain, Intan berusaha menghubungi pengawalnya.Tangannya bergerak susah payah seolah seperti seorang yang buta bahkan cacat."Ahhhh...siallll..!" gerutunya.Namun sangat disayangkan, ponselnya tidak berada di sakunya." Brengsekkk...! Mereka telah mengambil ponselku!"Intan berjalan dengan kaki dan tangan diikat rantai. Hati Intan ingin sekali menjerit. Karena kondisi, mau tidak mau Intan harus ngesod, bahkan sesekali ia menggulingkan tubuhnya.Intan Ardidingrat seorang cucu kebanggaan, ia semasa kecil dijuluki seorang sang gadis kungfu.Oleh sebab itu, ia mampu menahan dan menjalankan keadaan yang sesulit itu. Hingga pada akhirnya, Intan menemukan sesuatu, bagi Intan itu adalah sebuah solusi.Betapa bodohnya mereka!Di ruangan yang sunyi dan gelap itu, terdapat sebuah tirai. Setelah Intan susah payah membuka tirainya, pada akhirnya bisa terbuka..Barusan, Intan berjalan seraya merangkak, bahkan sesekali ngesod, pada akhirnya ia bisa menuju jendela itu.Di rasa nyawanya sudah
Dua mobil Koenigsegg Jesko Absolut milik nona Intan melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba harus berhenti.srrrrrrt.....Argh"Sial, kepalaku terbentur,""Berhenti....!!!"Seseorang telah membuat jebakan.Di tengah jalan kota terpencil, mereka sengaja meletakan dua buah motor kijang yang sudah buntut."Siapa mereka? Berani-beraninya parkir sembarangan!" desis seorang pengemudi.Dengan bergegas para pria yang berjumlah lima orang turun melihat mereka bertiga seolah menantang.Bodyguard kiriman dari kakek sengaja membawa mobil yang kecepatannya tinggi di dunia. Dimaksud agar gerakannya cepat. Eeh...,namun apalah daya, tetap saja ada yang menghalangi jalan kami. Kejahatan memang semakin merajalela!Intan mendengus melihat berandalan yang mengepung mobil miliknya."Untuk apa kalian menghalangi jalan kami? Hah!"Salah satu bodyguard berkata dengan gayanya yang memang sudah seram dari sana, ditambah ia sekarang melotot. Apakah si pria berandalan tubuh kecil itu tidak takut pada bodyguard
Intan yang mendengar ucapan Kyai Hasanuddin menelan salivanya. Matanya menatap dengan aneka rasa.Siapa yang tidak terkejut seorang guru berbicara mengenai masa depan kita? Siapapun pasti akan menarik bukan?"Aku tahu Pak Kyai itu memiliki ilmu sangat tinggi? Sampai-sampai beliau tahu masa depanku? Huh sungguh luar biasa!"Bukan hanya Intan yang mengagumi! Semua bodyguard Intan juga mengagumi? Lihatlah, salah seorang bodyguard minta doa-doa pada Kyai! Bahkan, mereka tertawa-tawa dengannya, tentu saja tetap memakai sopan santun, tapi mereka terlihat begitu dekat! Sementara dengan Intan, para bodyguard seperti robot bahkan es batu...,boro-boro bercanda, mana berani mereka padaku! Memang Kyai Hasanuddin in the best.Sebelum pulang, Kyai memberi Intan sebuah teka teki kembali."Nona Intan, seperti yang kita ketahui, bahwa kebajikan akan selalu mampu mengalahkan kemungkaran. Dimasa depan mendatang, kamu akan dipertemukan dengan masalah yang besar. Oleh sebab itu, saya berpesan, perkokoh
"Tolong kamu selidiki wanita bernama Bella! Data lengkapnya akan aku kirimkan segera padamu!" perintah Intan kepada detectivenya.Ting!Sebuah pesan Intan kirimkan."Siap bos!""Saya akan segera menyelidikinya,""Bagus!" balas Intan.Intan tahu betul bagaimana kerja detective itu. Setelah menyerahkan masalah Bella kepada detective kepercayaannya. Intan yakin semua akan segera beres.Hari ini juga Intan pergi ke tempat di mana Marissa tinggal untuk menemui ibunya."Aku sudah tidak bisa menunda lagi, aku sangat memerlukan bukti-bukti itu, aku juga ingin bisa hidup tenang," gumam Intan seraya memejamkan mata beberapa saat.Dengan alamat yang diperoleh dari salah satu sembilan wanita bertopeng, Intan dikawal dua bodyguard menuju ke Gunung Berapi di Turki.Perjalanan cukup jauh. Pasalnya, ia harus melewati sebuah jembatan yang cukup sulit jalannya. Bahkan kurang bagus.Jembatan gantung ini adalah satu-satunya jalan yang bisa kami lalui.Mobil mewah dengan kecepatan tinggi membelah jalanan
Hari kini sudah tampak gelap. Berjam-jam mereka mendapat serangan hingga pada akhirnya bisa lolos.Ini bagaikan sebuah kejutan bukan? Serangan itu begitu datang tiba-tiba."Huh,"Kemudian, nafasnya yang masih naik turun begitu terasa, diantara ke dua bodyguard itu.Wajahnya tampak sekali mereka kelelahan."Kita masih membutuhkan perjalanan sepuluh jam lagi," ucap salah satu bodyguard membuka suara di keheningan. Dia memberitahu setelah melihat sebuah maps seraya menyenderkan tubuhnya dan menurunkan kursi mobil untuk lebih turun lagi agar tubuhnya yang pegal lebih baik, tentu saja atas izin Intan selaku bosnya."Itu tidak mungkin!" sahut Haical lagi. Haical merasa sudah begitu lelah, tapi ternyata masih membutuhkan sepuluh jam lagi? "Yang benar saja?" gumamnya.Kesimpulannya, seharian ini mereka tidak ada hasil?Karena dirasa sangat lelah, badan pegal, bahkan tenaga terkuras banyak, pada akhirnya harus istirahat."Kalau begitu, antarkan aku ke Apartement terdekat, sekarang!" perint