Teriakan Laras menggema di kamar berantakan itu karena melihat Lula mengiris pergelangan tangannya sendiri.
Bemo langsung berlari dan menggendong Lula menuju rumah sakit.Membawa mobilnya dengan membabi buta.Beruntung Bemo cepat sampai ke rumah sakit.Sehingga Lula berhasil diselamatkan, karena penanganan yang cepat dan juga tidak terlalu dalam, mungkin karena menggores dengan sebuah kaca.Laras dan Bemo bernafas lega.Dan malam itu, mereka menginap di rumah sakit sambil membayangkan kekasih putrinya tengah melakukan pernikahan di hotel mewah.Berita itu disorot oleh berbagai media dan menjadi tranding topik, karena banyak yang bertanya-tanya siapa gerangan penakluk hati CEO dingin dan kejam itu.Pernikahan dari dua kerajaan bisnis dua terpopuler di tanah air.Begitu banyak komen positif yang menyanjung pasangan baru itu di media sosial, hal itu membuat Bemo marah.Putrinya terbujur menderita sedangkan mereka bahagia, "Mereka yang menghancurkan putriku, harus hancur, Mah!" geram Bemo."Pah, jangan menjadi pendendam dan menularkan dendammu! Itu akan membuat putri kita tidak bahagia, Pah!" jawab Laras menasehati.Bemo hanya diam namun dalam hati akan mensupport semua balas dendam yang akan Lula lakukan.Keesokan harinya saat Lula bangun, dia hanya diam tanpa berkata apapun. Berbagai cara Laras lakukan agar putrinya mengeluarkan suara.Dokter yang merawat dan terapi penyembuhan selama ini juga Laras panggil untuk mendampingi Lula kembali.Namun sampai siang hari, Lula masih dalam posisi yang sama.Bemo mendekati dan berbisik pada Lula, "Papa akan lakukan berbagai cara untuk bisa membalaskan dendam pada Bajingan itu, untukmu, Nak!"Lula menoleh menatap Papanya, "Dia harus hancur, dia tidak boleh bahagia di atas penderitaanku, Pah!" lirihnya dengan parau.Bemo mengangguk dan memeluk putrinya."Ayo bangkit, kita naikkan Sefaca dan hancurkan Antama juga HS group! Biarkan mereka merangkak memohon di kakimu, Nak!" jawab Bemo.Lula mengangguk, pengharapan dan penantiannya pada sang kekasih kini sudah berbalik menjadi kebencian.Dendam itu perlahan Lula tanam sedalam-dalamnya pada orang yang telah menghancurkan hidupnya.Antama harus hancur di bawah kakinya, tekad Lula."Apapun yang harus aku lakukan untuk menghancurkan mereka, Pah! Tak perduli apa pun! Aku telah hancur sejak dua tahun lalu!" desis Lula.Larasati yang melihat itu di depan matanya hanya bisa meneteskan air mata.Dendam itu sudah merasuki tubuh putri cantiknya.Seolah akan membakar siapapun yang ada di dekatnya.Sejak hari itu, Nalula Diandra Sefaca menghabiskan waktunya untuk bekerja dan membangun aliansi dengan kecerdasan dan kecantikannya.Hidupnya dipenuhi ambisi dan balas dendam untuk menghancurkan Antama.Selain Itu Lula juga berlatih olahraga extreme, untuk melindungi dirinya sendiri di dunia yang kejam ini.Lula juga menjaga kebugaran tubuhnya dan mulai berolahraga membentuk tubuh agar terlihat menggiurkan.Setelah satu tahun pasca Olan menikah dengan istrinya, Nirana Horerze. Sefaca company mulai naik dan tidak lagi dipandang sebelah mata.Mulai mendapat kepercayaan di mata kolega maupun konsumen dari Sefaca company.Lula sudah terkenal sebagai CEO wanita yang berani, menggoda, berkelas dan penuh tantangan.Bukan lagi Lula gadis kuper dan polos yang gampang dimanfaatkan dan dihina dengan mudah.Semua orang terlihat segan saat Lula mulai berjalan, tubuhnya bak gitar spanyol yang padat di beberapa tempat hasil dari olahraganya."Pah, Lula menang tender lagi, Pah!" teriak Lula saat masuk ke dalam rumahnya."Hebat putri, Papah! Kita sebentar lagi berada di ketinggian, Sayang! Keinginanmu akan segera kau dapatkan!" pekik Bemo.Lula mengangguk dan menyeringai."Dan Papa tau, besok akan ada tender besar yang dihadiri Antama juga!" kata Lula.Bemo terkejut, "Benarkah! Apa kamu akan datang di Mega proyek itu? Apa, Papah saja jika kamu belum siap!"Lula menggeleng, "Aku menunggu saat ini, Pah! Ahhhh ... Lula harus berdandan yang cantik besok! Agar Olan terkejut!"Lula tertawa sambil berlari menuju kamarnya.Papanya tersenyum senang melihat putrinya seperti hidup hanya dengan berfikir akan bertemu Olan besok."Pah, Kamu yang membuat Lula menjadi seperti itu!" kata Laras."Bukankah kita harus senang, Lula ceria dan punya semangat hidup, Sayang!" kata Bemo.Laras menggeleng, "Tidak dengan milik orang lain, Pah! Putri kita akan menderita jika menjadi orang ketiga! Kesehatan mental Lula juga tidak normal semenjak kejadian tiga tahun lalu!"Laras menghela nafas berat, berharap suaminya akan paham."Lula tidak akan pernah sembuh, Mas! Dia akan kembali jika ada pemicu nya!" lanjut Laras."Mah, Lihatlah Lula! Gadis depresi yang Mamah maksud bisa memajukan perusahaan sampai di titik sekarang!" jawab Papah.Dan itu cukup ampuh untuk membungkam Laras.Laras hanya berbalik dan kembali ke kamar sambil berdoa yang terbaik untuk putrinya.Keesokan paginya, Laras dan Bemo sudah duduk di meja makan menunggu putri mereka turun."Pagi, Mah, Pah! Gimana penampilan Lula saat ini? Cantik tidak?" tanya Lula dengan semangat sambil menampilkan senyum cerianya."Jadi bertemu, Olan?" tanya Laras."Kamu sangat cantik dan sexy, Sayang! Olan akan menatapmu sambil melotot!" jawab Bemo.Hal itu langsung membuat Laras melotot pada Bemo."Jadi, Mah! Nanti pukul sembilan! Aku tidak sabar!" jawab Lula sambil duduk."Baju kamu terlalu terbuka, Sayang! takut membuat Olan tidak lagi melirikmu! Bisa jadi Olan menyukaimu karena kepolosanmu dulu!" kata Laras.Lula melihat kembali dirinya, sepotong dres hitam ketat membalut bodynya yang seperti gitar spanyol selutut dibalut blezer abu yang terlihat formal.Tidak terlalu mencolok bentuk tubuh karena blezer namun tetap terlihat ke-sexyannya.Sepatu hitam dengan hak 10 centi, dan rambut yang digerai panjang dengan bagian bawah Lula keriting sedikit."No, Ini sempurna, Sayang!" sanggah Bemo.Lula mengangguk, "Ini cocok kok, Mah!"Dan Laras pun kalah lagi, membiarkan putrinya melakukan hal yang membuatnya bahagia.Lula berangkat menuju Ballroom hotel grand sebagai tempat pertemuan karena mengundang 20 perusahaan terbaik di tanah air.Lula melangkah kaki dengan biasanya, anggun dan berwibawa dengan tubuh yang sangat menggoda mampu membuat semua mata memandangnya.Menuju tempat duduk dengan nama Sefaca Company, dan menunduk, "Selamat Pagi, Maafkan saya datang terlambat!""Tidak terlambat, Bu CEO Sefaca company! Acara masih akan dimulai tiga menit lagi!" jawab moderator.Sontak membuat semua mata menatap ke arah perempuan satu-satunya di ruangan itu.Mata Lula bertabrakan dengan mata Olan yang terbelalak.Deg!"Lula?!"Deg! Mom selin kemudian mengangguk sambil mengusap rambut Olan bak anaknya sendiri, tak pernah Selin bayangkan Olan akan menganggap Aiden, kakaknya. Wajah Olan yang persis dengan kenan, membuatnya mengingat Aiden. Mungkin Aiden akan seperti Olan jika dia hidup! "Yah, Mom akan antar!""David saja tidak pernah diajak ke makam, Kakak!" seru David cemburu.Selin sontak menoleh dan tersenyum, "Bersamamu juga, Mom akan antar, Sayang!" jawabnya. Dan akhirnya mereka semua pergi ke makam surga tanpa terkecuali, Mom Selin, Olan, Rana, David, Lula, Bemo, Laras, Kenan dan Ratna, semuanya turut mengelilingi makan kecil itu. "Aiden Beevikenan!" lirih Olan dan David bersamaan. Kemudian mereka semua mengirimkan doa untuk Aiden di sana. Suasana menjadi sedikit haru setelah semua beban di hati Selin dan Lula terangkat, maaf telah mereka berdua sebar sebelumnya untuk orang-orang yang pernah menyakiti.
Deg! "Jangan!" ucap David terkejut, "Kenapa, Mommy ikut juga, Sayang?" "Aku gak tau, Sayang! Mommy tiba-tiba bilang jika besok mau datang!" jawab Lula. "Aku sebenarnya gak mau, kamu dan Mom datang! Boleh tidak, jika kalian tidak usah datang, saja?" tanya David. "Tidak, Mas! Aku dan Mom ingin melihat kehancuran dia, seperti janjimu!" jawab Lula tegas dan memilih langsung membaringkan tubuhnya. Pertanda jika dirinya tak ingin lagi dibantah, melihat itu David pun mengalah dan memilih memeluk sang istri dari belakang, "Tidurlah sayang, semoga besok menjadi akhir dari perjuangan kita!" lirihnya. Lula hanya tersenyum mendengar gumaman suaminya sambil terus- menerus menciumi kepalanya sampai terlelap. Keesokan harinya, mereka bertiga berangkat bersama menuju persidangan. Kali ini, karena sidang putusan, yang ada ada dikursi panas itu hanya Jaksa penuntut, tersangka dan juga pengacaranya. David duduk di kursi audiens. Tak lama, Mama dan Papa juga turut hadir di barisan belakang Davi
Aaaaaa! TIDAKKK MAUU!" pekik Hanu, "Lepasin! Beraninya kalian menyentuh saya!" pekiknya lantang. Rasanya harga dirinya hancur, begitu banyak media yang menyorotinya. Namun, beberapa aparat itu tak mendengarkan dan terus menyeretnya Hanu begitu saja. Dan berita penangkapannya juga dengan cepat muncul di berita semua stasiun televisi. David dan Lula di ruang keluarga tengah mengembangkan senyumannya melihat ekspresi frustasi David. "Kau memang harus mempertanggung jawabkan semua tindakan dosamu, Hanu! Mari bertemu di pengadilan!" gumam David. Lula menoleh sekilas, "Terima kasih!" lirihnya "Untuk apa, Sayang? Berterima kasihlah saat Hanu sujud di kakimu dan putusan hakim keluar, Sayang!" "Sayang!" lirih Lula. "Tekadku sudah bulat, aku berhasil jika bisa membuatnya bersujud padamu! Dia harus memohon maaf untuk dosanya padamu, Sayang!" ucapnya. Lula tersenyum dan mengangguk sambil menatap suaminya dengan intens. Satu bulan menjalani kesibukan dan menjadi parter menuruntuhkan H
"Dia senang menyiksa wanita dalam berhubungan b4dsn!" lanjut Olan menjelaskan. David dan Lula hanya bisa saling pandang, dengan apa yang baru saja di dengarnya. Rasanya, tidak percaya orang sekeras dan memiliki tangan dingin seperti Hanu pernah direndahkan dan dilecehkan bahkan oleh seseorang yang harusnya menjadi malaikat penolongnya. Efek dari kejadian di masak kecilnya, menjadikan Hanu seperti saat ini. "David! Jangan mengurungkan niatmu atau mengasihani dia! Apapun yang terjadi, kakek harusnya memiliki pilihan untuk memilih jalan baik! Tapi dia memilik membalaskan pada semua wanita di dunia ini! Dia harus tetap di adili, Dav!" lanjut Olan. "Iya, aku tidak berencana mengurungkan niatku! Aku juga memiliki pilihan, aku tidak ingin istriku terus dihantui kejadian itu dan menyimpan dendamnya sampai tua nanti! Aku ingin bahagia dengannya! Maka aku akan mencabut akar rasa sakit hati istriku!" ucap David sambil menatap intens Lula. Seolah David ingin memberitahukan, jika Lula adalah
Ruangan itu dipenuhi gelak tawa karena kehadiran Mom Selin. "Mom, titip Lula ya! David harus bertemu, Papa!" pamitnya. "Iya, Serahkan pada Mom!" jawabnya, "Gulung habis mereka bersama dengan kejahatan mereka, Dav!" "Iya, Mom! Ini cukup membuat Antama benar-benar lebur ditengah krisis kepercayaan ini!" jawabnya kemudian mencium wajah Lula, "Aku berangkat, Sayang! Cepatlah pulih dan lihatlah laki-laki iblis itu berlutut padamu!" lirih David. Lula mengangguk! Dia sangat mengerti apa yang akan David lakukan saat ini. "Iya, aku menunggunya, Dav!"David kemudian tersenyum dan bergegas meninggalkan rumah sakit. David ingin menyusun strategi dengan Papa Bemo untuk kehancuran seperti apa yang menyenangkan! Satu yang jelas, David ingin membalaskan dendam Mommy dan istrinya tanpa mengekspos kejahatan itu, karena akan menciderai harga diri mereka. David tidak ingin itu! Biarlah itu menjadi rahasia mereka! Namun, Hanu harus berlutut meminta pengampunan. "Pah!" cari David bersamaan denga
Tak! Kenan meletakkan semua harddisk di meja, "Aku ingin memberikan ini!" Glek! "Itu? Apa itu?" ucap Selin datar sambil berbalik dan duduk. "Anggaplah sebagai permintaan maafku padamu, Selin! Maaf untuk keterdiamanku, Maaf untuk ketidakmampuanku melindungimu dulu, Maaf membawamu pada pusara sakit yang tidak bertepi dan Maaf karena tidak bisa menepati janjiku!" ucap Kenan. Selin hanya menatap datar netra laki-laki yang dulu pernah membuatnya jungkir balik. Tak ada niat membalas ungkapan Kenan sedikitpun, karena nyatanya memang benar yang dia ucapkan. Laki-laki di depannya lah yang membawanya pada pusara kesakitan yang tiada bertepi, namun Selin juga sadar bukan sepenuhnya salah Kenan. "Aku akan mempertanggungjawabkan semuanya, Selin, walaupun terlambat! Setidaknya, semoga itu bisa membuatmu ikhlas memaafkan aku!" ucap Kenan lagi. Selin kemudian mengambil hardisk itu, "Aku terima permintaan maafmu, Kenan, jangan salahkan aku mempergunakan ini sebaik mungkin!" ucapnya datar. "