“Kalian mengacaukan rencanaku.”Yavid belum selesai melepaskan semua emosinya, semua orang yang ada di sana tidak berani bersuara.“Kalian membuat dokter Firman dalam masalah, jika dia di keluarkan dari rumah sakit, maka aku tidak segan memecat kalian berdua,” sentaknya lagi.Aleya terkejut mendengar ancaman dari Yavid, ia menatap suaminya itu dan berusaha mengumpulkan keberanian untuk membela Rita dan Wanda. Jantungnya berdebar semakin kencang.“Aku hampir disiksa oleh Belina,” ujar Aleya dengan suara bergetar.“Apa?” Yavid menoleh ke Aleya yang sudah berdiri dan menatapnya.“Dua orang menyamar sebagai perawat dan membawaku dengan paksa ke gudang. Di sana ada Belina dan Mila yang sudah menunggu. Mereka mengira aku sudah mati, tapi setelah tahu aku masih hidup dan ada di rumah sakit, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk meminta tanda tanganku.”Aleya kemudian melihat ke arah Wanda, “Waktu Belina mulai menyiksaku, Wanda kemudian menyelamatkanku dengan melemparkan balok ke p
“Hentikan!”Pekik Aleya ketika kecupan Yavid sudah terlalu jauh mengusik hasratnya. Seketika Yavid menghentikan kecupannya. Kemudian menatap wanita yang ada di bawah kungkungannya.“Katakan sekali lagi?” tanyanya dengan nada dingin.“Tolong hentikan,” ucap Aleya sambil menangis.Yavid beranjak dari atas tubuh Aleya dan berdiri sambil terus menatapnya. Ia menyunggingkan senyum di bibirnya.“Kamu berhasil mengalahkan ketakutanmu. Jangan pernah mengalah dengan rasa takut. Kamu berhak menolak yang tidak kamu suka.”Aleya duduk di ujung tempat tidurnya lalu merapikan pakaiannya. Ia tertunduk sambil mendengarkan ucapan Yavid.Tangan Yavid mengangkat dagu wanita di hadapannya hingga mendongak ke arahnya, “Jangan sampai rasa takutmu membuat kamu pingsan lagi. Itu sangat merepotkan orang-orang di sekitarmu. Mengerti?!”Aleya menganggukkan kepalanya, air matanya masih mengalir. Dengan lembut Yavid menghapus air mata di wajah Aleya.Sikap lembut Yavid membuat Aleya tertegun, air matanya berhenti
“Jangan sampai aku jatuh cinta.”Aleya mengelus dadanya sendiri, ia merasa khawatir jika perasaannya malah membuatnya melenceng dari tujuan utamanya yaitu balas dendam.Sekarang Aleya sudah duduk di depan kanvas, tangan kirinya sudah memegang palet yang berisi beberapa cat dengan berbagai warna. Kuas lukis sudah ada di tangan kanannya. Kemudian ia menggoreskan kuas tersebut sesuai imajinasinya.Awalnya konsentrasi Aleya masih terjaga, kuasnya sudah membentuk gradasi warna yang indah. Imajinasinya kian meronta untuk diaplikasikan ke kanvas yang ada di hadapannya.Tangannya bergerak sesuai dengan imajinasinya, entah sudah berapa warna yang sudah tercampur di palet.Namun, tiba-tiba pikirannya mengenai kecupan Yavid membuat konsentrasinya terpecah. Imajinasinya kini membuyar seiring munculnya hasrat yang telah terusik oleh kecupan liar Yavid kepadanya.Goresan kuasnya berhenti, Aleya mencoba memejamkan kedua matanya dan menghela napas untuk kembali konsentrasi melukis. Namun, semakin ia
“Aku tidak akan berhenti walau kamu berubah pikiran.”Dengan liar Yavid mengecup bibir Aleya lalu turun ke leher jenjangnya. Dengan kasar tangan kekarnya merobek pakaian Aleya hingga terlihat tubuhnya yang terdapat beberapa luka memar tapi tidak mengurangi keindahan tubuhnya.Napas Aleya semakin memburu, ia membiarkan tubuhnya di sentuh oleh lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya. Terlambat jika harus mundur sekarang, ia melupakan semua permasalahan hidupnya. Rasa takut dan gugup kini menjadi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.“Ah...”Lenguhan singkat wanita yang kini ada dalam pelukannya membuat Yavid semakin semangat membuat Aleya menggelinjang kenikmatan.Yavid membuang pakaian Aleya sembarangan, bahkan ia tidak peduli dengan wanita itu yang berkali-kali mendorong tubuhnya.“Nikmati semua sensasinya, Aleya. Jangan berusaha menolak sentuhanku, aku tidak akan melepaskanmu,” ucap lelaki pemilik tubuh atletis itu.“Ahh...” hanya satu kata itu yang terus terlontar dari mulut Ale
“Tubuhmu membuatku bergairah.”Lelaki tampan itu menatap tubuh Aleya dan segera membuka handuk kimononya.Yavid menghampiri aleya yang sedang membersihkan tubuhnya di bawah shower, tanpa ragu Yavid memeluk tubuh seksi Aleya dari belakang, walau sempat terkejut dengan sentuhan Yavid, tapi Aleya kemudian menikmati kecupan dari bibir suaminya yang menyentuh leher hingga punggungnya dengan lembut.“Yavid ...”“Sssstt! Nikmati saja,” bisik Yavid sebelum melanjutkan sentuhannya.Tangan kiri Yavid meremas dengan lembut dada Aleya dan tangan satunya menyentuh area intim istrinya. Terdengar lenguhan panjang dari Aleya ketika sesuatu yang keras masuk ke dalam area intimnya dari arah belakang.“Sayang, kamu nikmat sekali,” ujar Yavid di tengah -tengah kecupannya di leher Aleya yang semakin membuat tubuh wanita itu bergetar hebat.Yavid menekan tubuh Aleya dengan ritme pelan, yang kelamaan menjadi lebih cepat dan membuat tubuh Aleya terus bergetar hebat dan mencapai puncak kenikmatan berkali-kali
“Lukisan yang indah.”Rita berkali-kali memuji lukisan Aleya. Sedangkan Wanda hanya mengangguk setuju dengan ucapan rekannya.Lukisan danau yang dikelilingi pohon dan tanaman liar. Diujung danau ada matahari yang muncul bersama sinarnya yang menyebar ke seluruh penjuru danau. Gradasi warna hitam di dasar kanvas lalu warna orange dan kuning di permukaan danau.Aleya tersenyum sambil terus menatap lukisannya sendiri.Wanda mengerutkan dahinya berusaha menjabarkan arti lukisan itu di pikirannya, tapi ia menyerah.“Apa arti lukisan ini?”“Harapan baru,” jawab Aleya singkat.Rita dan Wanda saling menatap, “Harapan baru?” Tanyanya kompak.“Matahari pagi ini menyinari tumbuhan yang ada di sekitar danau. Sinarnya membuat tumbuhan yang layu dan hampir mati menjadi segar kembali. Jadi setiap pagi menyongsong, selalu ada harapan baru untuk kita.”Aleya menjelaskan lukisannya.“Wah lukisan ini pasti akan mahal jika dijual.” Rita kembali memuji.“Sama seperti kamu Aleya.” Wanda melirik majikannya.
“Lukisan yang ke empat sudah selesai.”Aleya tersenyum puas dengan hasil lukisannya. Kali ini ia melukis sepasang kekasih yang sedang duduk berdua menikmati pematang rumput di hadapan mereka. Lelaki itu merangkul wanita di sampingnya dengan mesra.“Apakah itu Tuan Yavid dan Nyonya?” tanya Rita mengamati lukisan majikannya tersebut.Aleya tersenyum tanpa menjawab apa-apa, wajah dan tangannya ada terdapat goresan kecil cat warna dari kuasnya sendiri.Lalu ia berdiri perlahan, ia tidak mau cat warna yang ada di palet terjatuh mengenai pakaiannya. Sepatu hak tinggi yang digunakannya merupakan pengalaman baru baginya. Tidak mudah tapi ia yakin akan terbiasa.“Nyonya, Tuan memanggil Anda. Beliau menunggu di ruang kerja,” seorang pelayan masuk dan memberitahu Aleya mengenai kedatangan Yavid.Ia langsung terperanjat mendengar suaminya itu pulang lebih awal.“Baiklah, aku akan segera ke sana.”Aleya menyimpan palet dan kuasnya di atas meja, dengan sigap pelayan yang sedari tadi berdiri di samp
Siapa Kristy?”Pertanyaan Aleya membuat Yavid tertegun, ia terdiam sejenak sebelum menjawab.“Rekan bisnisku,” jawabnya.Tapi bukan jawaban yang Aleya perhatikan, ia memperhatikan wajah suaminya yang tiba-tiba terdiam sejenak setelah bertanya mengenai Kristy.“Siapa dia?” tanya Aleya lagi sambil menyimpan buku yang dipegangnya ke atas meja yang menandakan pertanyaannya penting untuk dijawab.Yavid tahu jika Aleya mencari jawaban lain darinya. Lelaki itu menatap wanita yang ada di hadapannya dengan wajah serius.“Kamu tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan cepat, pasti wanita ini orang yang spesial untuk kamu ya?” Aleya menyunggingkan senyum sinis.Yavid masih bersandar ke mejanya, “Kita sedang membicarakan bisnis. Tidak membahas hal lain yang tidak penting.”Aleya mengangguk pelan, “Baiklah jika itu tidak penting. Semoga saja dia juga tidak penting bagimu,” ujar Aleya.Hatinya tergores melihat reaksi Yavid yang seolah menutupi sesuatu mengenai Kristy. Ada yang disembunyikan darinya.
“Kamu sekarang menjadi wanita hebat dan kuat. Aku semakin bangga kepadamu.”Yavid memuji istrinya tersebut, sontak saja hal tersebut membuat Aleya terperangah.“Kamu barusan memujiku?” tanyanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut suaminya tersebut, “Aah, terima kasih suamiku,” lanjut Aleya lalu memeluk suaminya.Yavid menjadi salah tingkah dengan tingkah Aleya yang memujinya juga dan bermanja kepadanya. Padahal sebelum hilang ingatan, Aleya selalu menjaga jarak dengan Yavid, sikapnya juga tertutup. Namun, setelah kecelakaan yang membuat keduanya harus terpisah dan sekarang bersatu kembali, keduanya mengubah kebiasaannya demi menyenangkan pasangannya.Kini Aleya terlihat senang dengan Yavid yang tidak segan memuji dirinya. Walau terlihat kikuk, Yavid sebenarnya sangat menyukai Aleya yang bermanja kepadanya.“Sudah! Jangan menggoda aku lagi,” ujar Yavid sambil menunduk malu.Aleya tersenyum geli melihat tingkah suaminya tersebut, “Iya, iya. Kita bicarakan lagi mengenai B
“Aku tidak akan berhenti hingga dia tidak bergabung lagi dengan perusahaan keluarga kita.”Belina bersikukuh dengan keinginannya, bahkan dia tidak peduli jika harus berhadapan dengan kakaknya sendiri.“Jika dia keluar, kamu bisa apa? apa keahlianmu dalam menjalankan perusahaan ini? Bahkan suami dan anakmu saja tidak becus mengurus perusahaan yang aku berikan untuk mereka. Bangkrutnya perusahaan mereka bukan karena orang lain, tapi karena kelalaian anak dan suamimu. Jadi, jangan menyalahkan orang lain atas kegagalan kalian,” tukas Yavid yang masih duduk di kursi kerjanya.Verrel tidak bisa membela dirinya sendiri, karena semua ucapan kakak iparnya tersebut adalah kenyataan.“Verrel, katakan sesuatu!” sentak Belina kepada suaminya tersebut.Namun, Verrel hanya diam sambil melengos salah tingkah.“Verrel!” teriak Belina yang gemas dengan sikap suaminya tersebut yang diam dan tidak membelanya.“Apakah ini ada hubungannya dengan masa lalu kita? Apakah karena datangnya Kristy membuat mengun
“Kamu sangat perhatian, tidak heran dia pernah memilih kamu.”Ucapan Aleya membuat Kristy mengerutkan dahinya. Secara tidak sengaja Aleya mengucapkan kalimat yang mengarah kepada hubungannya Kristy dengan Yavid di masa lalu.“Dia? Siapa dia? Apa yang kamu bicarakan?” tanya Kristy bingung.Aleya terkejut dengan ucapannya sendiri, sekarang ia bingung menjelaskan maksud ucapannya. Melihat majikannya kebingungan, Rita segera mengalihkan percakapan.“Nyonya. Sebentar lagi saatnya Anda minum obat yang dokter berikan tadi. Sebaiknya Nyonya makan dahulu sebelum minum obat,” ujar Rita yang tiba-tiba berdiri di antara Kristy dan Aleya.“Oh, i- iya benar. Aku harus minum obat dulu,” ujar Aleya yang terkejut dengan sikap cepat tangga Rita.Kristy juga terkejut dengan kehadiran Rita yang tiba-tiba ada di sampingnya, “I-iya ya. Harus minum obat sekarang?”Rita mengangguk dengan cepat dan membuat Kristy lupa dengan pertanyaannya kepada Aleya.“Sebaiknya kamu segera pergi ke restoran terdekat dan ma
“Pintu keluar ada di sana. Silakan pergi dari sini sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeret kalian berdua.”Aleya menunjuk ke arah pintu keluar sambil tersenyum tipis. Sedangkan wajah Mila dan Angelina terlihat marah. Mereka tidak terima diperlakukan kasar oleh Aleya.“Aktingmu kurang meyakinkan, lain kali berusaha lebih keras ya,” ujarnya sambil tersenyum.Hal tersebut membuat Angelina menggila.“Aarrghh! Dasar anak kurang ajar!” teriak Angelina sambil melemparkan apa saja ke arah Aleya.Tentu saja Rita dengan sigap menghalangi dan mendorong tubuh Angelina berkali-kali agar tetap menjauh dari Aleya.Dengan santai Aleya menghubungi keamanan dari telepon kantor.“Pak bawa empat anak buahmu ke ruangan saya, sekarang!” perintah Aleya sambil menyaksikan Angelina mengamuk.Ada kepuasan tersendiri melihat Angelina marah dan menunjukkan sifat aslinya yang menyeramkan.Tidak lama kemudian empat orang keamanan masuk ke ruangan Aleya.“Ada apa Nyonya?” tanya Parman ketika memasuki ruang ke
“Aku tidak akan memaafkan orang yang telah menghina ibuku.”Mila semakin emosi kepada Aleya yang mempermainkan ibunya, apalagi kakak tirinya itu sengaja melemparkan uang ke arah mereka.“Kini kamu tahu apa yang aku rasakan sepuluh tahun lalu. Kini kamu juga mengerti kenapa aku enggan memaafkan kalian. Kamu membela ibumu dan aku membela ibuku.” Aleya menatap tajam kepada Mila.Pikirannya seolah kembali ke masa lalu, saat itu mendiang ibunya selalu dibandingkan dengan wanita idaman lain ayahnya, yaitu Angelina.“Ibuku sudah mengetahui perselingkuhan antara ayahku dengan ibumu. Bukannya menyesal, tapi ibumu malah ingin menyingkirkan ibuku agar menjadi istri sah dan mendapatkan harta keluargaku.” Suara Aleya bergetar ketika mengungkit kembali luka yang telah lama bersarang dihatinya.Mendengar ucapan Aleya membuat Kristy tertegun, begitu juga dengan Angelina yang sedang memungut uang yang berserakan di lantai. Seketika ia mematung setelah mendengar ucapan anak tirinya tersebut.Angelina p
“Sebenarnya kami sangat menyayangimu, Aleya. Hanya saja, kami terpaksa harus berpura-pura membencimu.”Angelina mencoba meluluhkan hati anak tirinya tersebut. Namun, Aleya tetap bergeming sambil menatap tajam ke Angelina.Senyum tipis terukir di bibir Aleya, “Sekarang predikat kalian bertambah, selain menjadi orang yang serakah, kalian juga orang-orang yang penuh drama. Kalian sungguh menganggap aku bodoh?”Angelina mendekati dan memegang ujung meja kerja Aleya, “Sungguh, aku memang menyayangimu,” ujarnya dengan wajah yang meyakinkan.“Rita! Bersihkan meja yang di pegang oleh wanita itu!” Aleya memberikan perintah kepada Rita.Awalnya Rita sempat bingung dengan perintah Aleya, tapi kemudian ia mengerti maksud majikannya tersebut. Ia segera membersihkan ujung meja yang sempat di pegang oleh Angelina dengan tisu.Melihat perlakuan Aleya kepada ibunya membuat Mila marah.“Kak Aleya. Sekarang kamu sombong sekali! Sampai hati kamu perlakukan ibuku seperti itu,” sentak Mila yang sedari tadi
“Pantas saja kamu menghilang selama beberapa bulan. Ternyata kamu mengalami kecelakaan.”Kristy baru mengetahui alasan Aleya menghilang tanpa kabar, meskipun awalnya ia merasa kesal tapi setelah mengetahui alasan sebenarnya Kristy akhirnya mengerti.“Kenapa kamu tidak jelaskan sejak awal? Kalau aku tanya, kenapa tidak pernah menjawab?” tanya Kristy lagi.Aleya tidak langsung menjawab pertanyaan rekan kerjanya tersebut, malah tersenyum lalu memegang tangan Kristy.Melihat tingkah rekan kerjanya yang tidak lekas menjawab, membuat Kristy mencubit pelan lengan Aleya.“Ish, kamu bukannya menjawab malah tersenyum saja,” ujar Kristy kesal, tapi Aleya malah semakin terkekeh.Kemudian dokter Fahmi datang dan segera menghampiri Aleya yang masih duduk bersandar dengan tisu yang masih menutupi salah satu lubang hidungnya.“Syukurlah, Dokter datang,” Rita yang panik segera mempersilahkan dokter Fahmi memeriksa keadaan majikannya.Setelah beberapa saat memeriksa keadaan Aleya, Dokter Fahmi akhirnya
“Aku punya rahasia yang akan membuat wanita licik itu pergi.”Aleya menatap tajam ke arah Belina yang duduk dengan angkuh di kursi tamu.“Apa maksud kamu?” tanya Kristy bingung dengan ucapan Aleya.Kemudian dengan santai Aleya menghampiri Belina dan duduk di sofa yang berada berseberangan dengan Belina. Rita dan Kristy mengikuti langkah wanita berusia dua puluh empat tahun tersebut dan berdiri di belakang Aleya.“Wah, rupanya keberanianmu masih besar ya?” Belina tersenyum sinis.Aleya juga tersenyum, “Menghadapi kamu memang harus punya keberanian yang besar dan juga kekuasaan yang besar,” tukas Aleya tetap tersenyum.Melihat Aleya tidak menunjukkan rasa takut, membuat Belina kesal. Raut wajahnya berubah masam. Kini wanita berusia empat puluh tahunan tersebut menunjukkan kemarahannya.“Wanita sialan seperti kamu tidak layak bergabung dengan perusahaan keluargaku!” hardik Belina sambil menatap tajam ke arah Aleya.Namun, Aleya masih tersenyum tanpa menggubris ucapan kasar mantan mertuan
“Sekarang aku ingin berdua denganmu, tidak membicarakan orang lain selain kita berdua.”Yavid mendekatkan wajahnya ke Aleya, merasakan hembusan napas istrinya yang hangat menyapu wajahnya.Tangannya diam-diam melepaskan pakaiannya satu persatu, lalu membawa tubuh Aleya menuju tempat tidur mereka.“Yavid, kamu ...” belum sempat Aleya melanjutkan ucapannya, bibir Yavid sudah mengecup bibir Aleya.Keduanya menikmati kecupan lembut hingga tubuh mereka kini berada di atas tempat tidur. Dengan sigap mereka melepaskan pakaian hingga tubuh keduanya polos tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka berdua.Yavid memberikan permainan terbaiknya dia atas ranjang hingga membuat Aleya merasakan puncak kenikmatan itu berkali-kali. Tubuh keduanya berpelukan setelah kelelahan bercinta semalaman.Tubuh sepasang suami istri tersebut masih berada di balik selimut. Yavid masih memeluk tubuh Aleya yang polos. Ia menatap wajah istrinya tersebut yang masih terlelap, lalu membelainya dengan lembut. Kali i