“Hentikan!”Pekik Aleya ketika kecupan Yavid sudah terlalu jauh mengusik hasratnya. Seketika Yavid menghentikan kecupannya. Kemudian menatap wanita yang ada di bawah kungkungannya.“Katakan sekali lagi?” tanyanya dengan nada dingin.“Tolong hentikan,” ucap Aleya sambil menangis.Yavid beranjak dari atas tubuh Aleya dan berdiri sambil terus menatapnya. Ia menyunggingkan senyum di bibirnya.“Kamu berhasil mengalahkan ketakutanmu. Jangan pernah mengalah dengan rasa takut. Kamu berhak menolak yang tidak kamu suka.”Aleya duduk di ujung tempat tidurnya lalu merapikan pakaiannya. Ia tertunduk sambil mendengarkan ucapan Yavid.Tangan Yavid mengangkat dagu wanita di hadapannya hingga mendongak ke arahnya, “Jangan sampai rasa takutmu membuat kamu pingsan lagi. Itu sangat merepotkan orang-orang di sekitarmu. Mengerti?!”Aleya menganggukkan kepalanya, air matanya masih mengalir. Dengan lembut Yavid menghapus air mata di wajah Aleya.Sikap lembut Yavid membuat Aleya tertegun, air matanya berhenti
“Jangan sampai aku jatuh cinta.”Aleya mengelus dadanya sendiri, ia merasa khawatir jika perasaannya malah membuatnya melenceng dari tujuan utamanya yaitu balas dendam.Sekarang Aleya sudah duduk di depan kanvas, tangan kirinya sudah memegang palet yang berisi beberapa cat dengan berbagai warna. Kuas lukis sudah ada di tangan kanannya. Kemudian ia menggoreskan kuas tersebut sesuai imajinasinya.Awalnya konsentrasi Aleya masih terjaga, kuasnya sudah membentuk gradasi warna yang indah. Imajinasinya kian meronta untuk diaplikasikan ke kanvas yang ada di hadapannya.Tangannya bergerak sesuai dengan imajinasinya, entah sudah berapa warna yang sudah tercampur di palet.Namun, tiba-tiba pikirannya mengenai kecupan Yavid membuat konsentrasinya terpecah. Imajinasinya kini membuyar seiring munculnya hasrat yang telah terusik oleh kecupan liar Yavid kepadanya.Goresan kuasnya berhenti, Aleya mencoba memejamkan kedua matanya dan menghela napas untuk kembali konsentrasi melukis. Namun, semakin ia
“Aku tidak akan berhenti walau kamu berubah pikiran.”Dengan liar Yavid mengecup bibir Aleya lalu turun ke leher jenjangnya. Dengan kasar tangan kekarnya merobek pakaian Aleya hingga terlihat tubuhnya yang terdapat beberapa luka memar tapi tidak mengurangi keindahan tubuhnya.Napas Aleya semakin memburu, ia membiarkan tubuhnya di sentuh oleh lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya. Terlambat jika harus mundur sekarang, ia melupakan semua permasalahan hidupnya. Rasa takut dan gugup kini menjadi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.“Ah...”Lenguhan singkat wanita yang kini ada dalam pelukannya membuat Yavid semakin semangat membuat Aleya menggelinjang kenikmatan.Yavid membuang pakaian Aleya sembarangan, bahkan ia tidak peduli dengan wanita itu yang berkali-kali mendorong tubuhnya.“Nikmati semua sensasinya, Aleya. Jangan berusaha menolak sentuhanku, aku tidak akan melepaskanmu,” ucap lelaki pemilik tubuh atletis itu.“Ahh...” hanya satu kata itu yang terus terlontar dari mulut Ale
“Tubuhmu membuatku bergairah.”Lelaki tampan itu menatap tubuh Aleya dan segera membuka handuk kimononya.Yavid menghampiri aleya yang sedang membersihkan tubuhnya di bawah shower, tanpa ragu Yavid memeluk tubuh seksi Aleya dari belakang, walau sempat terkejut dengan sentuhan Yavid, tapi Aleya kemudian menikmati kecupan dari bibir suaminya yang menyentuh leher hingga punggungnya dengan lembut.“Yavid ...”“Sssstt! Nikmati saja,” bisik Yavid sebelum melanjutkan sentuhannya.Tangan kiri Yavid meremas dengan lembut dada Aleya dan tangan satunya menyentuh area intim istrinya. Terdengar lenguhan panjang dari Aleya ketika sesuatu yang keras masuk ke dalam area intimnya dari arah belakang.“Sayang, kamu nikmat sekali,” ujar Yavid di tengah -tengah kecupannya di leher Aleya yang semakin membuat tubuh wanita itu bergetar hebat.Yavid menekan tubuh Aleya dengan ritme pelan, yang kelamaan menjadi lebih cepat dan membuat tubuh Aleya terus bergetar hebat dan mencapai puncak kenikmatan berkali-kali
“Lukisan yang indah.”Rita berkali-kali memuji lukisan Aleya. Sedangkan Wanda hanya mengangguk setuju dengan ucapan rekannya.Lukisan danau yang dikelilingi pohon dan tanaman liar. Diujung danau ada matahari yang muncul bersama sinarnya yang menyebar ke seluruh penjuru danau. Gradasi warna hitam di dasar kanvas lalu warna orange dan kuning di permukaan danau.Aleya tersenyum sambil terus menatap lukisannya sendiri.Wanda mengerutkan dahinya berusaha menjabarkan arti lukisan itu di pikirannya, tapi ia menyerah.“Apa arti lukisan ini?”“Harapan baru,” jawab Aleya singkat.Rita dan Wanda saling menatap, “Harapan baru?” Tanyanya kompak.“Matahari pagi ini menyinari tumbuhan yang ada di sekitar danau. Sinarnya membuat tumbuhan yang layu dan hampir mati menjadi segar kembali. Jadi setiap pagi menyongsong, selalu ada harapan baru untuk kita.”Aleya menjelaskan lukisannya.“Wah lukisan ini pasti akan mahal jika dijual.” Rita kembali memuji.“Sama seperti kamu Aleya.” Wanda melirik majikannya.
“Lukisan yang ke empat sudah selesai.”Aleya tersenyum puas dengan hasil lukisannya. Kali ini ia melukis sepasang kekasih yang sedang duduk berdua menikmati pematang rumput di hadapan mereka. Lelaki itu merangkul wanita di sampingnya dengan mesra.“Apakah itu Tuan Yavid dan Nyonya?” tanya Rita mengamati lukisan majikannya tersebut.Aleya tersenyum tanpa menjawab apa-apa, wajah dan tangannya ada terdapat goresan kecil cat warna dari kuasnya sendiri.Lalu ia berdiri perlahan, ia tidak mau cat warna yang ada di palet terjatuh mengenai pakaiannya. Sepatu hak tinggi yang digunakannya merupakan pengalaman baru baginya. Tidak mudah tapi ia yakin akan terbiasa.“Nyonya, Tuan memanggil Anda. Beliau menunggu di ruang kerja,” seorang pelayan masuk dan memberitahu Aleya mengenai kedatangan Yavid.Ia langsung terperanjat mendengar suaminya itu pulang lebih awal.“Baiklah, aku akan segera ke sana.”Aleya menyimpan palet dan kuasnya di atas meja, dengan sigap pelayan yang sedari tadi berdiri di samp
Siapa Kristy?”Pertanyaan Aleya membuat Yavid tertegun, ia terdiam sejenak sebelum menjawab.“Rekan bisnisku,” jawabnya.Tapi bukan jawaban yang Aleya perhatikan, ia memperhatikan wajah suaminya yang tiba-tiba terdiam sejenak setelah bertanya mengenai Kristy.“Siapa dia?” tanya Aleya lagi sambil menyimpan buku yang dipegangnya ke atas meja yang menandakan pertanyaannya penting untuk dijawab.Yavid tahu jika Aleya mencari jawaban lain darinya. Lelaki itu menatap wanita yang ada di hadapannya dengan wajah serius.“Kamu tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan cepat, pasti wanita ini orang yang spesial untuk kamu ya?” Aleya menyunggingkan senyum sinis.Yavid masih bersandar ke mejanya, “Kita sedang membicarakan bisnis. Tidak membahas hal lain yang tidak penting.”Aleya mengangguk pelan, “Baiklah jika itu tidak penting. Semoga saja dia juga tidak penting bagimu,” ujar Aleya.Hatinya tergores melihat reaksi Yavid yang seolah menutupi sesuatu mengenai Kristy. Ada yang disembunyikan darinya.
“Beginikah rasanya cemburu?Aleya merenungi ucapan Wanda. Sebelumnya dia belum pernah merasakan hal ini.“Cemburu itu emosi alami yang muncul saat seseorang merasa terancam akan kehilangan perhatian, kasih sayang, atau kedekatan dengan orang lain. Mungkin karena Nyonya sedang dekat dengan Tuan, maka ketika ada wanita lain yang Nyonya tidak kenal maka rasa cemburu itu datang.”Rita menjelaskan dengan sabar, sedangkan Wanda terlihat gemas dengan sikap Aleya yang masih terlihat lemah.“Kamu bisa tidak jangan melampiaskan segala sesuatunya dengan menangis?” pertanyaan tajam dari Wanda membuat Aleya tertegun.“Kenapa?” tanya Aleya dengan tatapan bingung.“Menangis itu hanya membuat kamu lemah. Kamu sekarang dituntut untuk tangguh dan kuat mentalnya. Aku dibayar untuk mengajarimu agar tangguh bukan melemah.” Wanda kemudian duduk di samping Aleya dan menggeser Rita.“Kamu akan menghadapi orang-orang yang lebih menyebalkan dariku, bahkan licik dan tidak berperasaan. Jadi, jangan tunjukkan kel
“Kalau tidak ada yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin aku diundang untuk makan bersama.”Ucapan tajam Yavid membuat Verrel menelan salivanya, seketika ia terdiam. Sedangkan Jarvis berusaha tetap tenang, walaupun terlihat cemas dari wajahnya. Aleya dapat mendengar percakapan dengan jelas dari smart phone Yavid yang sengaja melakukan panggilan ke Smart phone Aleya, agar istrinya tersebut dapat mendengar atau bahkan merekam percakapan mereka.Belina tersenyum kecil, “Kakak memang paling tahu isi pikiran aku,” ujar Belina.Hanya Belina yang terlihat tenang menghadapi Yavid yang dikenal tegas.“Apa yang kamu inginkan?” tanpa basa-basi Yavid melemparkan pertanyaan kepada Belina.Verrel dan Jarvis diam-diam saling menatap, ada yang ingin mereka ucapkan tapi terlalu takut untuk diungkapkan kepada Yavid. Belina melihat ke arah suami dan anaknya yang tidak berani bicara, ia menghela napas pendek. Belina sudah mengira jika kedua lelaki yang seharusnya lebih lantang bicara di hadapan Yavid,
“Semua ini pasti karena Belina telah menjalankan rencananya.”Aleya marah dan menuduh Belina yang menyebabkan Wanda meninggal. Kemudian ia melepaskan pelukan Yavid dan menyalahkannya karena tidak bergerak cepat untuk menyelamatkan Wanda.“Kenapa kamu sangat lambat untuk menyelamatkan Wanda? kenapa kamu hanya diam saja?” teriak Aleya melampiaskan rasa marah dan sedih di saat bersamaan.Yavid mematung mendengar ucapan Aleya. Menurutnya ucapan Aleya ada benarnya, andai saja dia langsung mengirimkan pengacara hebat untuk membebaskannya dari penjara, mungkin kali ini Wanda akan selamat.Melihat Tuannya sedih, Gavin segera menenangkan Aleya.“Nyonya, tenanglah. Tuan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Wanda. Detektif bayaran sedang menyelidiki sipir dan narapidana yang disuap oleh Belina.”Gavin membela Tuannya, dan ternyata berhasil membuat Aleya tersadar jika Yavid juga telah berkorban banyak untuk mengeluarkan Wanda dari penjara.Aleya akhirnya terkulai lemas dan duduk
“Jangan bergurau mengenai Wanda. Aku dan Nyonya mendengar rencana jahat Belina yang akan menghabisi Wanda.”Rita menatap Gavin dengan tatapan tajam, kali ini ia tidak suka jika Gavin masih mempermainkan informasi mengenai Wanda.Gavin mengerutkan dahinya, ia masih belum bisa mencerna informasi yang Rita berikan. Kemudian ia menarik lengan Rita agar menjauh dari Aleya.“Apa maksud kamu?” tanya Gavin setelah dirasa aman tidak terdengar oleh Aleya.Rita berniat menceritakan mengenai pertemuan antara James dan Belina di sebuah restoran. Namun, Yavid datang dengan langkah yang terburu-buru menghampiri Aleya di ruang keluarga.Aleya melihat suaminya datang dan segera beranjak menyambut kedatangannya dengan wajah yang cemas. Yavid menyadari wajah Aleya yang sedih segera memeluknya.“Tenanglah, sayang. Wanda baik-baik saja, luka-lukanya akan segera sembuh setelah diobati oleh dokter,” ujar Yavid sambil memeluk istrinya tersebut.Mendengar ucapan Yavid malah membuat Aleya terkejut dan segera m
“Kita belum tahu rencana mereka selanjutnya, maka dari itu tetaplah tenang.”Rita kembali berbisik kepada Aleya sambil terus memperhatikan Belina dan James yang belum menyadari kehadiran mereka.Aleya mengangguk pelan, logikanya harus lebih tajam dibandingkan dengan emosinya. Menghadapi wanita licik seperti Belina harus menyingkirkan emosi dan mengedepankan logika berpikir agar bisa tepat melawan semua rencana jahatnya.“Kenapa kamu sekarang ingin melihat Aleya menderita? Bukankah beberapa bulan lalu kamu sangat membelanya?” tanya Belina kepada James.Pertanyaan yang membuat Aleya penasaran dengan jawaban lelaki yang pernah berjanji akan selalu melindunginya, tapi sekarang malah berbalik menyerangnya. Yang lebih menyakitkan, James malah bekerja sama dengan Belina, salah satu wanita yang paling ia benci.Aleya dan Rita mengira James pasti akan mengatakan rahasia yang selama ini Yavid tutupi dari keluarganya, yaitu pernikahan antara Yavid dan Aleya yang dilakukan secara diam-diam.James
“Kamu sekarang menjadi wanita hebat dan kuat. Aku semakin bangga kepadamu.”Yavid memuji istrinya tersebut, sontak saja hal tersebut membuat Aleya terperangah.“Kamu barusan memujiku?” tanyanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut suaminya tersebut, “Aah, terima kasih suamiku,” lanjut Aleya lalu memeluk suaminya.Yavid menjadi salah tingkah dengan tingkah Aleya yang memujinya juga dan bermanja kepadanya. Padahal sebelum hilang ingatan, Aleya selalu menjaga jarak dengan Yavid, sikapnya juga tertutup. Namun, setelah kecelakaan yang membuat keduanya harus terpisah dan sekarang bersatu kembali, keduanya mengubah kebiasaannya demi menyenangkan pasangannya.Kini Aleya terlihat senang dengan Yavid yang tidak segan memuji dirinya. Walau terlihat kikuk, Yavid sebenarnya sangat menyukai Aleya yang bermanja kepadanya.“Sudah! Jangan menggoda aku lagi,” ujar Yavid sambil menunduk malu.Aleya tersenyum geli melihat tingkah suaminya tersebut, “Iya, iya. Kita bicarakan lagi mengenai B
“Aku tidak akan berhenti hingga dia tidak bergabung lagi dengan perusahaan keluarga kita.”Belina bersikukuh dengan keinginannya, bahkan dia tidak peduli jika harus berhadapan dengan kakaknya sendiri.“Jika dia keluar, kamu bisa apa? apa keahlianmu dalam menjalankan perusahaan ini? Bahkan suami dan anakmu saja tidak becus mengurus perusahaan yang aku berikan untuk mereka. Bangkrutnya perusahaan mereka bukan karena orang lain, tapi karena kelalaian anak dan suamimu. Jadi, jangan menyalahkan orang lain atas kegagalan kalian,” tukas Yavid yang masih duduk di kursi kerjanya.Verrel tidak bisa membela dirinya sendiri, karena semua ucapan kakak iparnya tersebut adalah kenyataan.“Verrel, katakan sesuatu!” sentak Belina kepada suaminya tersebut.Namun, Verrel hanya diam sambil melengos salah tingkah.“Verrel!” teriak Belina yang gemas dengan sikap suaminya tersebut yang diam dan tidak membelanya.“Apakah ini ada hubungannya dengan masa lalu kita? Apakah karena datangnya Kristy membuat mengun
“Kamu sangat perhatian, tidak heran dia pernah memilih kamu.”Ucapan Aleya membuat Kristy mengerutkan dahinya. Secara tidak sengaja Aleya mengucapkan kalimat yang mengarah kepada hubungannya Kristy dengan Yavid di masa lalu.“Dia? Siapa dia? Apa yang kamu bicarakan?” tanya Kristy bingung.Aleya terkejut dengan ucapannya sendiri, sekarang ia bingung menjelaskan maksud ucapannya. Melihat majikannya kebingungan, Rita segera mengalihkan percakapan.“Nyonya. Sebentar lagi saatnya Anda minum obat yang dokter berikan tadi. Sebaiknya Nyonya makan dahulu sebelum minum obat,” ujar Rita yang tiba-tiba berdiri di antara Kristy dan Aleya.“Oh, i- iya benar. Aku harus minum obat dulu,” ujar Aleya yang terkejut dengan sikap cepat tangga Rita.Kristy juga terkejut dengan kehadiran Rita yang tiba-tiba ada di sampingnya, “I-iya ya. Harus minum obat sekarang?”Rita mengangguk dengan cepat dan membuat Kristy lupa dengan pertanyaannya kepada Aleya.“Sebaiknya kamu segera pergi ke restoran terdekat dan ma
“Pintu keluar ada di sana. Silakan pergi dari sini sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeret kalian berdua.”Aleya menunjuk ke arah pintu keluar sambil tersenyum tipis. Sedangkan wajah Mila dan Angelina terlihat marah. Mereka tidak terima diperlakukan kasar oleh Aleya.“Aktingmu kurang meyakinkan, lain kali berusaha lebih keras ya,” ujarnya sambil tersenyum.Hal tersebut membuat Angelina menggila.“Aarrghh! Dasar anak kurang ajar!” teriak Angelina sambil melemparkan apa saja ke arah Aleya.Tentu saja Rita dengan sigap menghalangi dan mendorong tubuh Angelina berkali-kali agar tetap menjauh dari Aleya.Dengan santai Aleya menghubungi keamanan dari telepon kantor.“Pak bawa empat anak buahmu ke ruangan saya, sekarang!” perintah Aleya sambil menyaksikan Angelina mengamuk.Ada kepuasan tersendiri melihat Angelina marah dan menunjukkan sifat aslinya yang menyeramkan.Tidak lama kemudian empat orang keamanan masuk ke ruangan Aleya.“Ada apa Nyonya?” tanya Parman ketika memasuki ruang ke
“Aku tidak akan memaafkan orang yang telah menghina ibuku.”Mila semakin emosi kepada Aleya yang mempermainkan ibunya, apalagi kakak tirinya itu sengaja melemparkan uang ke arah mereka.“Kini kamu tahu apa yang aku rasakan sepuluh tahun lalu. Kini kamu juga mengerti kenapa aku enggan memaafkan kalian. Kamu membela ibumu dan aku membela ibuku.” Aleya menatap tajam kepada Mila.Pikirannya seolah kembali ke masa lalu, saat itu mendiang ibunya selalu dibandingkan dengan wanita idaman lain ayahnya, yaitu Angelina.“Ibuku sudah mengetahui perselingkuhan antara ayahku dengan ibumu. Bukannya menyesal, tapi ibumu malah ingin menyingkirkan ibuku agar menjadi istri sah dan mendapatkan harta keluargaku.” Suara Aleya bergetar ketika mengungkit kembali luka yang telah lama bersarang dihatinya.Mendengar ucapan Aleya membuat Kristy tertegun, begitu juga dengan Angelina yang sedang memungut uang yang berserakan di lantai. Seketika ia mematung setelah mendengar ucapan anak tirinya tersebut.Angelina p