“Aleya, kamu mandul ya?”
Belina — ibu mertua Aleya tiba-tiba menuduhnya. Kedua matanya menatap sinis kepada Aleya.
“A—apa? Aku mandul?”
Aleya terkejut mendengar dirinya dituduh mandul oleh mertuanya. Saking terkejutnya, alat makannya sampai terjatuh. Aleya sedang makan malam di rumah mertuanya.
“Itu tidak benar,” Aleya tidak terima dengan tuduhan jahat itu.
Bukan hanya Aleya yang terkejut dengan tuduhan mandul tersebut. Purnama —ayah kandung Aleya juga ikut terkejut.
“Benarkah? Astaga, sial betul keluarga Alvaro mempunyai anak sepertimu.”
Purnama semakin membenci Aleya. Sementara itu, Angelina dan Mila tersenyum melihat Aleya gusar. Sejak menjadi ibu tiri Aleya, Angelina sering membuat Aleya menangis dan memaksanya harus selalu mengalah kepada Mila—adik tirinya.
“Sial. Aku jadi tidak selera makan karena kamu, Aleya,” dengus Purnama.
Makan malam kedua keluarga menjadi tegang. Keluarga Leopard tidak terima dengan keadaan Aleya yang mandul, sedangkan keluarga Alvaro malu dengan kondisi Aleya yang mandul.
“Tapi ma, dokter tidak bilang begitu.“ Aleya masih ingat betul pernyataan dokter kemarin siang.
Aleya tidak terima dengan tuduhan tersebut. Air matanya sudah ada di pelupuk mata.
“Lalu kenapa sampai saat ini kamu belum bisa memberikan Jarvis seorang anak?” Belina kembali melontarkan pertanyaan yang membuat Aleya bingung harus menjawab apa.
Tentu saja ia tidak bisa hamil, karena sejak menikah tidak pernah disentuh oleh Jarvis. Angelina — ibu tiri Aleya malah tersenyum tipis, seolah mendengar kabar bahagia. Tatapan semua orang kepadanya membuatnya semakin kesal.
“Ini hasil pemeriksaan Aleya.”
Jarvis—suami Aleya mengeluarkan hasil pemeriksaan kemarin di rumah sakit Permata. Aleya justru terkejut melihat Jarvis memiliki hasil pemeriksaan dirinya, sedangkan kemarin dokter tidak memberikan surat apapun. Belina segera membuka kertas yang berisi keterangan jika Aleya mandul.
“Kamu mau mengelak bagaimana lagi? Ini jelas tertulis kalau kamu mandul,” sentak Belina, lalu melemparkan kertas tersebut ke wajah Aleya.
Aleya segera membuka kertas tersebut. Matanya terbelalak melihat isi kertas tersebut.
“Ini tidak benar! Dokter sendiri yang bilang jika aku baik-baik saja," ujar Aleya meyakinkan semua orang.
Aleya berusaha menjelaskan kebenarannya, tapi ia tidak bisa membuktikan ucapannya.
“Aleya, jangan membantah lagi! Dasar anak tidak berguna!” ucapan Purnama semakin membuat Aleya tambah kesal dan marah.
Dada Aleya tiba-tiba terasa sesak, menahan marah atas perlakuan semua orang kepadanya.
“Aku akan menceraikan Aleya,” ucapan Jarvis membuat semua orang terkejut, termasuk Aleya yang duduk di sampingnya.
Tubuh kurus Aleya sampai gemetar menahan marah, air matanya tidak terbendung lagi ketika mendengar ucapan Jarvis, ucapan yang selama ini ia inginkan. Tapi, tuduhan mandul sangat menyakitkan hati Aleya.
“Cerai?” Purnama terkejut sekaligus panik mendengar ucapan Jarvis.
Jika Jarvis bercerai dengan Aleya, maka ia tidak akan mendapatkan suntikan dana lagi untuk perusahaan yang bernama PT. Prediksi Mart, yang merupakan perusahaan retail ternama di Endosiana. Purnama gusar.
“Jarvis, sebaiknya kita bicarakan baik-baik mengenai perceraian.”
Purnama berusaha membuat Jarvis berubah pikiran.
“Aku akan menikah dengan Mila,” ujar Jarvis sambil tersenyum.
Lelaki sombong dan arogan tersebut membuat Aleya mematung mendengar ucapannya.
“Apa?”
Kali ini Aleya benar-benar tidak dihargai, Jarvis bahkan tidak peduli dengan perasaan istrinya.
“Baguslah, akhirnya kamu melepaskan wanita itu.”
Verrel — ayah kandung Jarvis, tersenyum tipis, sikapnya tidak kalah angkuh seperti Belina.
“Silakan, kamu ceraikan aku. Silakan kamu menikahi wanita jalang itu!” teriak Aleya yang tidak bisa menahan amarahnya lagi.
Mendengar ucapan kasar Aleya, Jarvis berdiri dan menampar pipi Aleya.
Plak!
“Lancang! Sekali lagi kamu menghina Mila,” sentak Jarvis.
Tamparan Jarvis kepada Aleya membuat semua orang yang ada di ruang makan tersebut tampak puas.
“Kamu gila?!” ujar Aleya dengan suara bergetar.
Aleya menghapus darah yang ada di ujung bibirnya. Air matanya mengalir deras.
“Kenapa tidak sejak dulu kamu menceraikan aku?” teriak Aleya menggebrak meja lalu berdiri menatap orang-orang di sana.
Melihat sikap menantunya yang berani membuat kegaduhan di hadapannya, Verrel menyilangkan kedua tangan di dadanya, selera makannya hilang, kini malah ingin memarahi Aleya.
“Kalau begitu, kamu malam ini juga pergi dari rumah keluarga Leopard!” Verrel menatap Aleya, kemudian menunjuk ke arah pintu keluar.
Aleya malah menatap Verrel dengan tatapan tajam, sama sekali tidak menunjukkan rasa takut kepada ayah mertuanya.
“Baik, aku akan pergi!” suara Aleya bergetar mendapatkan hinaan dari keluarga Leopard.
Aleya kembali menatap Jarvis.
“Jika kamu ingin cerai, aku akan menuruti keinginanmu. Aku pergi dari sini, aku tidak akan membawa apapun dari rumah ini,” Aleya menunjuk Jarvis, lalu ia melepaskan cincin dari jari manisnya dan melemparkan cincin tersebut ke wajah Jarvis.
“Kalau begitu tanda tangan dokumen cerai!” Jarvis mengeluarkan dokumen cerai. Aleya langsung menandatangani dokumen cerai tersebut.
Tidak ada yang mengira jika Aleya akan menandatangani surat percerainya, wanita berambut hitam sebahu tersebut pergi meninggalkan rumah Leopard tanpa membawa apapun. Sikapnya sungguh berani, tidak memperlihatkan kelemahannya seperti selama ini.
“Biarkan anak tidak berguna itu di jalanan, aku anggap dia sudah mati sama seperti ibu kandungnya,” ujar Purnama tanpa belas kasihan.
Sementara itu, Aleya berjalan sendirian tidak tentu arah, air matanya mengalir deras menangisi nasibnya yang buruk.
“Kesialan apa lagi yang akan terjadi kepadaku, Tuhan....” teriak Aleya meratapi nasibnya.
Tiba-tiba tangan kanannya di tarik oleh seorang lelaki.
“Lepaskan! Dasar lelaki mesum!” teriak Aleya kepada lelaki yang menariknya secara paksa.
Aleya berontak sekuat tenaga, tapi lelaki tersebut berhasil membawanya ke dalam mobil. Aleya tertegun melihat lelaki yang menariknya. Lelaki yang sama angkuhnya seperti anggota keluarga Leopard lainnya.
“Aku harus pergi dulu. Ada beberapa masalah yang harus aku selesaikan.”James pergi meninggalkan ruang makan begitu saja, sementara Yavid dan Aleya hanya menggelengkan kepalanya. Mereka sudah memaklumi sikap James yang acuh dan santai.“James pasti tidak akan mengkhianati kita, dia akan baik jika kita juga baik kepadanya. Jadi, jangan berburuk sangka lagi ke James ya!” ujar Yavid kepada Aleya dengan suara yang lembut.“James memang orang yang baik,” ujar Wanda mengiyakan ucapan Yavid.Keduanya menoleh ke Wanda, “Kamu pasti merasa lega setelah di tolong oleh James?” tanya Aleya yang penasaran dengan pertolongan yang diterima oleh Wanda.Wanda tersenyum, “Benar, Nyonya. Ketika saya tersadar, saya sudah ada di kamar yang mewah dan di sana ada pelayan yang mengganti pakaian saya. Luka-luka saya juga sudah diobati. Saat itu saya bingung dengan situasinya. Namun, setelah pelayan menghubungi James, ia segera menemui saya.”Wanda duduk di kursi, “James bilang, jika saya selamat maka Nyonya Al
“Bahkan mengenai perselingkuhan Jarvis dan Mila saja aku tahu, dan yang lebih jauh lagi aku tahu.”James menjelaskan bahwa dia tidak main-main membantu Aleya, sampai dia mengetahui orang-orang yang telah menyakiti wanita yang dicintainya tersebut.Lagi-lagi Yavid merasa kalah dari James, lelaki yang benar-benar mencintai Aleya jauh lebih banyak mengetahui informasi mengenai keluarganya dibandingkan dirinya yang menyandang status sebagai suami sahnya.“Tahu apa lagi?” tanya Aleya penasaran, ia menatap James dengan serius.Tatapan Aleya tidak disia-siakan oleh James, ia menatap kembali wanita yang dicintainya tersebut.Hal tersebut membuat Yavid cemburu, maka sebelum James sempat menjawab pertanyaan Aleya, Yavid segera memotong pembicaraan antara mereka.“Aleya, bisa kita bicara sebentar?” pertanyaan Yavid membuat Aleya menoleh kepadanya.“Ah, sial!” ujar James pelan, ia baru saja menikmati tatapan Aleya tapi Yavid telah mengusik kenikmatan yang sudah lama ia dambakan.Aleya menghampiri
“Lelaki, brengsek! Aku akan menghabisimu!”Aleya berlari ke arah James hendak memukulnya, tapi tubuhnya kembali di hadang oleh Yavid.“Aleya, jangan gegabah! Jangan kotori tanganmu!” ujar Yavid tegas.Aleya tetap berontak ketika Yavid menahan tubuhnya, ia histeris ingin memukul James yang sudah membuatnya marah sejak tadi.“Haduh, kalian ini kenapa menyewa detektif murahan? Lambat sekali menyelidiki kasus ini, jika Felix dan Dilan itu jenius, maka mereka akan mengetahui tujuanku yang sebenarnya,” tukas James.“Apa maksudmu?” tanya Yavid.“Ternyata kamu juga bodoh,” ejek James kepada Yavid.James menertawakan sahabatnya yang sudah dikuasai rasa marah kepadanya. Akibat kesalahpahaman di antara mereka.“Tanyakan saja kepada Wanda secara langsung,” lanjut James.Mendengar ucapan James membuat Aleya kembali teriak histeris.“Kurang ajar! Kenapa kamu bicara seolah-olah Wanda masih hidup.” Aleya terus berteriak melampiaskan kemarahannya.“Nyonya Aleya, aku memang masih hidup,” ujar seseorang
“Berani betul James datang ke sini, akan aku habisi dia kalau terbukti menyembunyikan Wanda.”Aleya mengepalkan kedua tangannya, tatapannya tajam menunggu seseorang memasuki ruang tamu.“Aleya, kamu harus tetap tenang, jangan gegabah!” Yavid menasihati istrinya sambil berbisik.Tapi Aleya bergeming, rasa benci kepada James sudah mengalir di pikirannya.Tiba-tiba smart phone Yavid berdering dan terlihat nama Felix yang menghubunginya. Yavid segera menerima panggilan telepon tersebut dan menggunakan pengeras suara.“Tuan. Ternyata Dokter dan perawat yang datang bukan dari pihak kepolisian. Mereka orang lain yang menyamar sebagai dokter dan perawat. Ada sipir penjara lain yang telah dibayar,” ujar Felix membeberkan fakta yang ia dapatkan.Aleya dan Yavid terkejut mendengar penjelasan Felix.“Artinya, bukan Belina yang membayar orang-orang itu?” tanya Aleya dengan nada marah.“Bukan, Nyonya. Tapi orang lain yang ada di balik semua ini. Dilan sudah mendapatkan keterangan dari sipir penjar
“Aku yakin bukan Belina yang melakukan semua ini. Sepertinya ada orang lain yang ikut mempermainkan kita.”Yavid mengepalkan kedua tangannya menandakan jika ia sedang marah terhadap orang yang sudah mempermainkan mereka atas kematian Wanda.“Gavin, hubungi lagi Felix!” Yavid menunjuk asistennya.“Baik, Tuan,” jawab Gavin yang segera menghubungi Felix.“Silakan, Tuan. Ini sudah terhubung dengan Felix,” ujar Gavin sambil menyodorkan smart phonenya kepada Yavid.Yavid segera mengambil smart phone dari Gavin, “Felix, kamu melihat ada orang lain yang mengangkut jasad Wanda?”“Hanya dokter, perawat dan beberapa polisi yang mengangkut jasad Wanda ke dalam mobil ambulan.”Jawaban Felix membuat Yavid tertegun, “Kapan dokter dan perawat itu datang?”“Setelah Wanda dikabarkan kejang-kejang, dokter dan perawat itu datang. Lalu ada pengumuman bahwa Wanda meninggal dunia, kemudian mereka keluar membawa jasad Wanda,” jawab Felix.“Tapi ada yang janggal, Tuan,” lanjut Felix lagi.Yavid mengerutkan da
“Sebentar lagi kita akan mengakhiri pembalasan yang menyakitkan ini, terlalu banyak orang yang terlibat, terlalu banyak orang yang berkorban.”Yavid menatap ke arah luar jendela mobilnya ketika mobil yang ia tumpangi melaju keluar dari halaman rumah orang tuanya.“Aku setuju, kematian Wanda tidak boleh sia-sia,” Aleya menghela napas panjang, “cepatlah pulang, banyak yang ingin aku bicarakan,” lanjutnya sebelum menutup sambungan teleponnya.Yavid kembali pulang ke rumahnya dan menemui Aleya yang sedang duduk di ruang kerjanya. Tatapannya kosong memandangi meja yang ada di hadapannya, pikirannya masih berkutat kepada Wanda. Sementara itu Rita duduk di belakang sofa sambil terus memperhatikan majikannya yang sedang dirundung kesedihan.Aleya meremas kedua tangannya, terlihat jika hatinya sedang mengalami kecemasan dan kesedihan secara bersamaan.Yavid duduk di samping Aleya dan memegang kedua tangan istrinya tersebut dengan lembut. Ia memijat pelan kedua tangan Aleya hingga kehangatan me
“Kalau tidak ada yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin aku diundang untuk makan bersama.”Ucapan tajam Yavid membuat Verrel menelan salivanya, seketika ia terdiam. Sedangkan Jarvis berusaha tetap tenang, walaupun terlihat cemas dari wajahnya. Aleya dapat mendengar percakapan dengan jelas dari smart phone Yavid yang sengaja melakukan panggilan ke Smart phone Aleya, agar istrinya tersebut dapat mendengar atau bahkan merekam percakapan mereka.Belina tersenyum kecil, “Kakak memang paling tahu isi pikiran aku,” ujar Belina.Hanya Belina yang terlihat tenang menghadapi Yavid yang dikenal tegas.“Apa yang kamu inginkan?” tanpa basa-basi Yavid melemparkan pertanyaan kepada Belina.Verrel dan Jarvis diam-diam saling menatap, ada yang ingin mereka ucapkan tapi terlalu takut untuk diungkapkan kepada Yavid. Belina melihat ke arah suami dan anaknya yang tidak berani bicara, ia menghela napas pendek. Belina sudah mengira jika kedua lelaki yang seharusnya lebih lantang bicara di hadapan Yavid,
“Semua ini pasti karena Belina telah menjalankan rencananya.”Aleya marah dan menuduh Belina yang menyebabkan Wanda meninggal. Kemudian ia melepaskan pelukan Yavid dan menyalahkannya karena tidak bergerak cepat untuk menyelamatkan Wanda.“Kenapa kamu sangat lambat untuk menyelamatkan Wanda? kenapa kamu hanya diam saja?” teriak Aleya melampiaskan rasa marah dan sedih di saat bersamaan.Yavid mematung mendengar ucapan Aleya. Menurutnya ucapan Aleya ada benarnya, andai saja dia langsung mengirimkan pengacara hebat untuk membebaskannya dari penjara, mungkin kali ini Wanda akan selamat.Melihat Tuannya sedih, Gavin segera menenangkan Aleya.“Nyonya, tenanglah. Tuan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Wanda. Detektif bayaran sedang menyelidiki sipir dan narapidana yang disuap oleh Belina.”Gavin membela Tuannya, dan ternyata berhasil membuat Aleya tersadar jika Yavid juga telah berkorban banyak untuk mengeluarkan Wanda dari penjara.Aleya akhirnya terkulai lemas dan duduk
“Jangan bergurau mengenai Wanda. Aku dan Nyonya mendengar rencana jahat Belina yang akan menghabisi Wanda.”Rita menatap Gavin dengan tatapan tajam, kali ini ia tidak suka jika Gavin masih mempermainkan informasi mengenai Wanda.Gavin mengerutkan dahinya, ia masih belum bisa mencerna informasi yang Rita berikan. Kemudian ia menarik lengan Rita agar menjauh dari Aleya.“Apa maksud kamu?” tanya Gavin setelah dirasa aman tidak terdengar oleh Aleya.Rita berniat menceritakan mengenai pertemuan antara James dan Belina di sebuah restoran. Namun, Yavid datang dengan langkah yang terburu-buru menghampiri Aleya di ruang keluarga.Aleya melihat suaminya datang dan segera beranjak menyambut kedatangannya dengan wajah yang cemas. Yavid menyadari wajah Aleya yang sedih segera memeluknya.“Tenanglah, sayang. Wanda baik-baik saja, luka-lukanya akan segera sembuh setelah diobati oleh dokter,” ujar Yavid sambil memeluk istrinya tersebut.Mendengar ucapan Yavid malah membuat Aleya terkejut dan segera m