“Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sampingku?”Omar melotot terkejut ketika wanita yang duduk di sampingnya bukan Aleya.“Maaf, tadi Nyonya menerima telepon dan malah duduk di sana setelah selesai menerima telepon,” jawab Rita memberikan alasan kepada Omar agar lelaki berusia dua puluh dua tahun itu tidak mencurigai Aleya yang hanya ingin mencari informasi mengenai keluarga Omar dan Leopard.Omar terpaksa melewati acara inti tanpa bisa berbincang lagi dengan Aleya. Acara tersebut akhirnya selesai. Para tamu undangan menikmati hidangan yang telah di siapkan di atas meja. Para pelayan menyajikan secara bergantian menu makanan yang mewah.Di sudut ruangan disediakan mini bar untuk orang-orang yang ingin mengobrol lebih dekat dengan rekan yang lainnya. Termasuk Aleya yang sengaja duduk di mini bar di temani oleh Rita, sedangkan Kristy sedang berbincang dengan seorang pengusaha bernama Jhonson. Tujuan Kristy adalah ingin mengenalkan perusahaannya kepada pengusaha yang mempunyai lahan olahan p
“Dia tidak akan berhenti hingga menjatuhkan aku.”Aleya menatap Belina sambil menggerutu dalam hatinya. Sedangkan Omar terus melihat ke arah Belina memastikan jika wanita licik itu telah menjauh dari Aleya.“Kamu jangan dengarkan ucapan dia. Aku tidak suka dengannya karena tayangan beberapa bulan lalu yang menjelekkan kamu sebagai mantan menantunya. Karena menayangkan masalah pribadi ke publik hanya akan menjadi kegaduhan yang bisa menjelekkan nama keluarganya.” Omar sepertinya berada di pihak Aleya.Aleya tersenyum setelah mendengar ucapan Omar yang telah jujur tidak menyukai Belina.“Sepertinya aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mencari orang yang memihakku. Meskipun Belina sudah terang-terangan menjelekkan namaku ke publik, sepertinya aku masih punya kesempatan menjatuhkannya karena ucapannya sendiri. Sekarang terbukti ucapan tajamnya mulai menusuk dirinya sendiri,” ujar Aleya dalam hatinya.“Aleya ...” panggil Omar lagi.“Oh, maaf. Tadi aku sempat melamun karena uca
“Aleya, kamu di mana sekarang? Acara hampir mulai.”Kristy telah menunggu selama setengah jam di loby hotel Parlton. Salah satu hotel mewah yang dijadikan tempat perayaan ulang tahun pernikahan Abraham dan Monica yang ke dua puluh tahun. Mereka adalah pemilik Perusahaan Watcher. Salah satu produknya adalah jam tangan Bolex yang sudah mendunia.“Katanya sebentar lagi sampai, tapi detik ini juga belum tampak batang hidungnya,” Kristy mulai kesal.Pandangan matanya kembali tertuju ke pintu masuk Hall tempat acara berlangsung. Para pengusaha yang memiliki perusahaan besar terlihat sudah memasuki Hall tersebut. Dengan cemas Kristy melihat jam tangan, sebentar lagi acara akan segera dimulai.“Jangan cemas, aku sudah di sini,” ujar Aleya yang sudah berdiri di belakang Kristy.Mendengar suara Aleya di belakangnya, Kristy segera menoleh dan ingin melampiaskan kekesalannya karena sudah menunggunya terlalu lama.“Kamu itu ya, katanya ...” Kristy belum sempat melampiaskan kekesalannya ke Aleya, t
“Aleya, aku akan membuatmu menderita.”Purnama melampiaskan emosinya kepada anak kandungnya tersebut yang telah mempermainkannya.“Bukankah sejak dulu Anda sudah membuat aku menderita?”Pertanyaan Aleya malah semakin membuat Purnama murka, ia melemparkan koper yang dipegangnya dan membuat koper tersebut terbuka akibat hantaman keras ke lantai parkir.Sampah kertas yang ada di dalam koper tersebut sekarang berhamburan keluar dari dalam koper tertiup angin. Aleya tersenyum lebar melihat ayahnya melampiaskan amarahnya tanpa bisa menyentuhnya. Namun, beberapa detik kemudian senyuman itu diiringi oleh air mata yang mengalir deras di pipinya.“Aaaaarrrggh!” teriak Purnama sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.Rita yang menyaksikan senyuman dan kesedihan majikannya tersebut hanya bisa menghela napas panjang. Rasa sakit hati dan kesedihan serta kegembiraan karena tidak lagi tergantung kepada ayah kandungnya bercampur menjadi satu.Rasa sesak menyerang dada Aleya, walau Purnama jahat kepada
“Aleya, jaga ucapanmu! Aku adalah ayah kandungmu, tidak pantas kamu bicara kasar seperti itu!”Purnama berusaha menenangkan anaknya agar tidak kasar kepadanya. Namun, bukannya mendengarkan nasihat ayahnya, Aleya malah semakin marah.“Apakah ada ayah kandung yang menyiksa anaknya sendiri demi membela anak selingkuhannya? Apakah ada ayah kandung yang menyuruh anak kandungnya merayu lelaki kaya demi menguras hartanya? Apakah pantas ayah kandung memperlakukan putrinya seperti itu?”Pertanyaan tajam dilontarkan dari mulut Aleya, tanpa ragu ia terus menyerang purnama dengan fakta menyakitkan.Purnama menunjukkan wajah memelas, sama seperti Angelina yang sempat berpura-pura mengemis permintaan maaf kepada Aleya setelah tahu wanita berusia dua puluh empat tahun itu telah sukses dan menjadi orang yang memiliki kekayaan yang bisa memberikan dana segar untuk perusahaan retail milik keluarganya.“Aleya, jangan ingat masa lalu yang kelam. Ayah menyesali semua perbuatan ayah ke kamu. Ayah juga meny
“Kita sekarang ke kantor dulu, ada beberapa dokumen yang harus Nyonya tanda tangani.”Rita sebagai penjaga sekaligus asisten pribadi Aleya mengatur jadwal untuk majikannya tersebut.Aleya mengangguk lalu berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh Agus. Di dalam mobil Aleya hanya membaca beberapa dokumen kerja sama antara perusahaan Strugle dan Wicka, yaitu perusahaan yang bergerak di pertanian padi skala besar di Bantan, Endosiana.Tidak ada pembicaraan antara Aleya dengan Rita, keduanya hanya fokus kepada pekerjaannya masing-masing.Sesampainya di kantor, Aleya melihat mobil sedan hitam yang tidak asing lagi baginya dan membuatnya berdiri tertegun. Rita menghampiri Aleya.“Ada apa? kenapa melihat mobil itu?” tanya Rita penasaran.“Sepertinya kita kedatangan tamu, bersiaplah. Akan ada kejutan untuk kita,” ujarnya tanpa menjawab pertanyaan Rita.Aleya melangkah menuju ruangannya dan diikuti oleh Rita. Ketika pintu lift terbuka, seorang resepsionis menyambut kedatangan Aleya.“Sel