Pembantu dan sopir diminta pulang oleh Siska, karena Arabel sudah ada yang menemani.
"Apa ini, Papa?" Arabel membaca surat itu dan syok melihat pernyataannya. "Apa-apaan ini, Mama, Papa? Haruskah sekarang aku bercerai dengan Maxime?" tanya Arabel sambil menangis. Siska mengatakan sudah tidak ada alasan untuk menahan, ini sudah sembilan bulan lamanya dan sesuai perjanjian awal, Arabel harus meninggalkan Maxime ketika anaknya lahir. "Ingat janjimu. Kamu bukan bagian dari keluarga Frans lagi setelah anak ini lahir. Mengerti?" Arabel menggeleng tidak rela. Dia masih membaca isi surat itu dan tambah terkejutnya dia, saat ada pernyataan bahwa anak yang dilahirkan Arabel akan menjadi hak milik keluarga Frans dan Arabel tidak berhak menentang. "Sekarang anak ini jadi milik keluarga saya. Kamu bukan siapa-siapa lagi untuk keluarga kami," kata Siska. Siska mengeluarkan uang dari dalam tas besarnya dan menyerahkan kepada Arabel. "Ini uang 1 milyar, saya rasa cukup untuk menghidupimu. Jangan pernah kembali untuk menemui Maxime, apa lagi mengambil anak ini dari kami. Paham?" Arabel tersenyum miring, dia membuang uang itu di hadapan Siska. "Maaf Mama, aku tidak perlu uang ini. Aku menyayangi anakku, tidak peduli jika Maxime tak mau mengakui aku dan anaknya." Siska balas tersenyum. Dia mengingatkan jika Arabel tidak boleh main-main dengannya. "Ambil uang ini atau nyawamu akan terancam? Lihat anakmu, dia tidak akan bisa bertemu denganmu lagi selamanya." Arabel menangis. Dia dilema oleh keadaan yang membingungkan. Jika dia mati, maka anaknya tidak bisa lagi mendapat kasih sayangnya. Keputusan Arabel bulat, dia melepaskan anaknya dan berjanji akan datang kembali untuk merebut hak anaknya lagi. *** Di lain tempat, Maxime masih asyik bermesraan dengan wanita muda. Rambutnya panjang, kulitnya putih. Secara keseluruhan, wanita itu lebih seksi dari Arabel. "Kapan kamu mau nikahi aku, Sayang?" tanya wanita tersebut. "Gimana kalau bulan depan? Aku diskusikan dulu kepada mama dan papaku," balas Maxime. "Aku tunggu ya Sayang, aku sudah tidak sabar menjadi bagian dari keluargamu." Wanita itu bergelayut manja di pelukan Maxime. Siapa sangka jika dia adalah Laura, adiknya Arabel. *** Satu bulan berlalu dan selama ini Arabel masih memantau keluarga Maxime dalam diam dan dari kejauhan. Dia menyewa rumah di dekat kompleks perumahan keluarga Frans, tetapi tidak ada satu orang yang tahu menahu bahwa Arabel ada di sana. Selama ini juga dia melihat perkembangan anaknya begitu baik. Keluarga Maxime merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Kabar tidak enak juga didapat Arabel, saat dia mulai mencium keadaan Maxime saat ini. Lepas dari Arabel, Maxime masih menjalin hubungan dengan wanita lain yang ternyata adalah adiknya Arabel sendiri. Arabel bertemu dengan sembunyi-sembunyi dengan Maura adiknya tanpa sepengetahuan Maxime, setelah dia tahu Maura lah yang menjadi kekasih Maxime selama ini. "Puas kamu merampas kebahagiaan aku, Maura? Harusnya kamu juga tidak diizinkan untuk dekat dengan Maxime, karena kita berasal dari keluarga miskin. Tapi ..." Arabel juga tidak tahu sebenarnya apa yang dilakukan Maura sampai-sampai dia diterima dengan baik dalam keluarga Frans. Keluarga kaya raya yang sangat menjaga martabatnya. "Aku tidak menyangka bahwa mantan istri Maxime, adalah Kakak. Kakak sampai hamil sebelum menikah? Bagaimana jika keluarga kita mengetahui bahwa kakak telah menikah dan bahkan hamil di luar nikah? “Ayah pasti kecewa,” kata Maura, membuat Arabel diam. " Tolong, aku meminta kamu untuk menjaga rahasia ini dari Ayah dan Ibu. Aku akan menjaga rahasia kamu dari keluarga Frans, karena aku tidak ingin Ayah sakit karena mendengar semua ini." Arabel dan Maura membuat kesepakatan; dia terpaksa melakukannya untuk menjaga hati orang tuanya.. Meskipun demikian, semuanya telah berakhir pada pertemuan itu. Saat ini, tugas Arabel sedang mencari cara untuk mendapatkan kembali anaknya. "Bagaimana perkembangan anakku, bibi?" Arabel mengirimkan pesan ke nomor seseorang, Dia menjadi pembantu rumah tangga yang sangat baik untuk Siska karena dia ingin menjadi mata-mata Arabel. [Anak Nona sedang tidur. Dia sehat. Soal Tuan Maxime, besok dia akan menikah dengan Nona Laura.] Balasan pembantu sangat cepat. "Anakku sehat, syukurlah." Arabel melihat foto anaknya yang dikirim oleh pembantu. "Terima kasih, Bibi." Arabel tersenyum dengan senang hati. Arabel sudah tidak peduli dengan orang lain di luar kepentingan anaknya. Dia berjanji untuk tidak mengurusi hidup Maxime lagi. Sekarang mereka hanya teman Arabel. Arabel tidak bekerja selama beberapa bulan, hidup dengan uang yang diberikan Siska kepadanya. Itu jelas bukan jumlah kecil; uang itu masih tersimpan dalam jumlah besar. Arabel hanya mencari bukti dan strategi untuk mendapatkan hak asuh anaknya. Dia akan membawa anaknya ke luar kota dan meninggalkan kota yang sakit itu.. *** Maxime dan Maura sudah menikah secara resmi. Keluarga Frans sangat senang karena mereka memiliki anggota baru dalam keluarga mereka dengan kelahiran anak Arabel. Maura dianggap sebagai menantu yang baik karena dia setara dengan derajat keluarga Frans. Arabel mengetahui tentang pernikahan Maxime dan melihat betapa bahagianya dia dengan istri barunya. Selain itu, Frans dan Siska sangat menghargai cucunya tersebut. Arabel berkata pelan. "Semoga Maura bisa menjadi ibu sambung yang baik untuk anakku." Di satu sisi sebenarnya Arabel sedikit tenang, karena Maura bisa memberikan kasih sayang kepada putranya. Bersyukur anaknya mendapat Ibu sambung yang ternyata adalah tantenya sendiri. Satu hari itu, Arabel mendapat pesan dari bibi pembantu. [Anak Nona dalam bahaya. Istri baru tuan Maxime baru saja memarahinya.] Pesan pembantu dikirim ke ponsel Arabel. Arabel sontak terkejut. Dia tidak menyangka dengan kabar itu. [Jadi bagaimana, Bibi? Anakku tidak kenapa-kenapa? Tolong lindungi dia, aku tidak rela dia terluka.] Balasan pesan Arabel kepada bibi pembantu. [Sudah saya lindungi. Untuk saat ini anak Nona ada dalam penjagaan saya. Perkembangan selanjutnya akan saya kabari, ya Nona.] Arabel mulai tidak tenang. Dia syok mendengar kabar tersebut. Maura yang dipikirnya akan baik hati dan bisa menjaga anaknya Arabel, kini malah sebaliknya. *** Satu Minggu kemudian Arabel datang ke rumah keluarga Frans. Dia datang dengan suatu tujuan. Dia sudah mencium kebusukan Maura yang berniat membunuh anaknya dan tidak izin anaknya menjadi ahli waris. Siang itu, bel rumah keluarga Frans berbunyi, yang membukakan pintunya adalah bibi pembantu. "Nona Arabel?" ucapnya. "Terima kasih Bibi sudah memberikan pintu untuk saya. Boleh saya masuk?" "Silahkan, Nona." Arabel masuk dengan mudah ke rumah itu. Bahkan pembantu sudah siap jika Siska marah.Arabel terisak. "Aku difitnah di kantor, Bu. Mereka mengatakan aku menggoda atasanku dan sekarang aku dipecat."Alice memeluk Arabel dengan erat. "Kita akan menemukan jalan keluar, sayang. Kita akan menghadapi ini bersama."Namun, di sisi lain, Maxime merasa puas dengan apa yang telah dia lakukan. Dia merasa bahwa dia telah berhasil memberi pelajaran kepada Arabel, tanpa menyadari bahwa tindakan ini hanya akan memperkeruh hubungan mereka dan memperburuk situasi bagi Prince. Dengan ketegangan yang terus meningkat, Arabel harus mencari cara untuk bangkit kembali dan melawan ketidakadilan yang dia alami. Di tengah semua kekacauan ini, hanya ketekunan dan keberanian yang akan membantunya melindungi masa depan Prince dan dirinya sendiri.Arabel merasa ada yang janggal dengan pemecatannya. Setelah beberapa minggu menyelidiki, dia menemukan bukti bahwa Maxime berada di balik fitnah tersebut. Meskipun hancur, Arabel tahu dia harus terus maju untuk Prince. Dia berhasil mendapatkan pekerjaan
Maxime mengangguk, menyadari bahwa dia harus berjuang lebih keras untuk melindungi keluarganya. Dengan dukungan Maura dan Siska, dia tahu bahwa mereka bisa menemukan cara yang lebih baik untuk mendukung Prince tanpa melibatkan uang kotor.Di sisi lain, Arabel merasa lega karena berhasil menolak uang Maxime lagi. Dia tahu bahwa ini adalah keputusan yang tepat demi masa depan Prince. Namun, dia juga tahu bahwa ancaman dari Maxime masih ada.Adrian datang untuk memberikan kabar terbaru. "Arabel, kita harus bergerak cepat. Maxime sedang dalam tekanan besar. Kita bisa menggunakan ini untuk keuntungan kita."Arabel mengangguk. "Aku tahu. Kita harus berhati-hati dan memastikan setiap langkah kita tepat. Maxime tidak akan tinggal diam."Dengan tekad yang kuat, Arabel dan Adrian terus merencanakan langkah mereka berikutnya, sementara Maxime, Maura, dan Siska mencari cara untuk melindungi Prince dan menghadapi ancaman yang ada. Pertarungan mereka semakin sengit, dan hanya waktu yang akan menunj
Arabel menatap Maxime dengan mata yang penuh ketegasan. "Kalau begitu, berhenti melakukan hal-hal ilegal. Uang ini hanya akan membawa masalah bagi kita semua." Maxime terdiam, merenungkan kata-kata Arabel. Dia tahu bahwa hidupnya penuh dengan kejahatan dan intrik, tetapi melihat dampaknya pada anaknya membuatnya berpikir ulang. "Aku akan mempertimbangkan apa yang kau katakan, Arabel." Arabel berdiri, siap untuk pergi. "Pertimbangkan baik-baik, Maxime. Karena ini bukan hanya tentang kita, ini tentang masa depan Prince." Maxime melihat Arabel pergi dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa keputusan-keputusan yang dia buat ke depan akan menentukan nasib banyak orang, termasuk anaknya sendiri. Pertarungan besar antara mereka dan Arabel semakin dekat, tetapi di balik semua itu, ada seorang anak yang membutuhkan masa depan yang lebih baik. Maxime kembali ke rumah dengan pikiran yang berat. Dia harus menemukan cara untuk menyeimbangkan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dengan
Arabel tersenyum lebih lebar. "Baik. Kita akan memainkan permainan ini dengan hati-hati."Sementara itu Maura, mencoba mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi tanpa mengandalkan siapa pun. Dia tahu bahwa dia harus bertindak hati-hati, karena Maxime semakin curiga. Dia memutuskan untuk mencari bantuan dari luar lingkaran mereka, seseorang yang tidak terlibat dalam intrik ini.Dia menghubungi seorang mantan detektif swasta, Daniel, yang sekarang bekerja sebagai konsultan keamanan. Mereka bertemu di sebuah tempat rahasia untuk membahas rencananya."Daniel aku butuh bantuan Anda," kata Maura langsung. "Aku dalam situasi yang sangat rumit. Ada ancaman dari Arabel, dan Maxime semakin curiga. Aku perlu informasi lebih banyak tanpa menarik perhatian mereka."Daniel mendengarkan dengan serius. "Baik, Maura. Aku akan membantu sebaik mungkin. Kita harus bekerja dengan hati-hati dan memastikan tidak ada yang mengetahui kerjasama kita."Di sisi lain, Maxime terus meningkatkan pengawa
Maura menoleh kepada Maxime dengan ekspresi terkejut dan sedikit panik. "Maxime, aku sedang berbicara dengan Arabel tentang beberapa masalah pribadi."Arabel segera memanfaatkan kesempatan ini untuk memperjelas situasi. “Kami baru saja membahas beberapa hal yang penting. Sepertinya Anda datang di waktu yang kurang tepat.”Maxime tidak menunjukkan tanda-tanda memahami sepenuhnya percakapan mereka, tetapi dia dapat merasakan adanya ketegangan di udara. “Apa pun yang kalian bicarakan, aku tidak suka rahasia,” katanya dengan nada menuduh.Maura berusaha keras untuk tetap tenang. “Maxime, aku bisa menjelaskan ini. Ini adalah masalah yang berkaitan dengan Arabel dan timnya. Aku hanya mencoba untuk menyelesaikan beberapa hal.”Arabel, melihat kesempatan untuk menambah tekanan, berkata, “Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya, Maura. Aku yakin Maxime akan tertarik untuk tahu mengapa kamu begitu tertekan.”Maxime menatap Arabel dengan tatapan tajam. “Apa yang kau bicarakan, A
Maura mengangguk, merencanakan langkah-langkah strategis untuk melindungi lokasi-lokasi penting dan memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh lawan mereka.Pada malam hari, tim Arabel berhasil menemukan lokasi yang tampaknya sangat mencurigakan—a sebuah bangunan tua yang terlupakan di pinggiran kota. Bangunan itu tampaknya tidak digunakan dan sangat terjaga. Mereka memutuskan untuk menyelidiki tempat itu dengan hati-hati.“Ini mungkin lokasi yang kita cari,” kata Arabel dengan suara berbisik. “Kita harus memeriksa setiap sudut dan memastikan tidak ada yang terlewat.”Mereka menyusup masuk ke dalam bangunan dengan hati-hati, menggunakan peralatan canggih untuk memastikan mereka tidak terdeteksi. Di dalam, mereka menemukan beberapa petunjuk penting: dokumen rahasia dan beberapa barang berharga yang tampaknya berhubungan dengan operasi Maxime dan Maura.Saat mereka memeriksa lebih lanjut, mereka menemukan sebuah ruang penyimpanan tersembunyi di balik dinding yang dipasang de