Pembalasan Mantan Istri Billionaire

Pembalasan Mantan Istri Billionaire

last updateLast Updated : 2024-08-14
By:  Aulshe QueenOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
25Chapters
855views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Suatu malam bersama sang miliarder adalah awal dari titik kehancuran Arabel. Maxime mengajak Arabel ke club malam hingga kesucian Arabel direnggut olehnya. Arabel hanya dijadikan pemuas nafsunya saja, di saat Maxime tengah mencintai adik Arabel bernama Maura. Pernikahan kontrak yang dipilihnya, dengan perjanjian yang tertulis. Bukan kebahagiaan yang bisa didapatkan oleh gadis lugu itu, melainkan pengkhianatan yang diberikan Maxime padanya. Hingga bayi laki-laki yang dilahirkan Arabel diambil alih oleh keluarga Maxime, mereka mengambil bayi tersebut dan membuang Arabel dengan sangat kejam. Namun, akan ada pembalasan dibalik kesakitan yang Arabel rasakan. Akankah Arabel memperjuangkan hak anaknya kelak? Dan apa pembalasan Arabel untuk keluarga Maxime?

View More

Chapter 1

Bab 1 | Cinta Satu Malam

Keesokan paginya, sebelum matahari terbit. Arabel terbangun lebih dulu dibandingkan Maxime yang masih tidur nyenyak. Wanita itu merasa ada yang aneh dari dirinya. Arabel perlahan mulai sadar saat selimut yang menutupi setengah tubuhnya terbuka. Dia melihat pakaian yang dikenakan sudah berantakan.

"Astaga! Apa yang terjadi padaku?" ucap Arabel keras. Hal itu membangunkan Maxime yang masih pulas.

"Maxime, apa yang terjadi? Kenapa...?"

Maxime ikut terkejut. Lelaki itu sudah sedikit terbuka. Kancing kemejanya tidak terpasang lagi.

"Apa yang sudah kita lakukan, Arabel?" lanjut Maxime yang memutar pertanyaan Arabel.

Seprei ranjang sudah berantakan, beberapa pakaian mereka tergeletak berserakan di sana. Ada noda darah di atas sprei berwarna putih dan membuat Arabel teriak.

"Maxime, ini tidak mungkin terjadi!" teriakan.

Maxime meletakkan tangannya di kepala dan terdiam tanpa kata. Pandangannya lurus ke depan, matanya seperti penuh penyesalan. Dia berpikir, mengapa melakukan semua ini kepada Arabel yang notabenenya gadis polos dan baik.

***

Arabel mengalami sakit kepala dua minggu kemudian. Dia tidak keluar dari rumah selama itu juga. Maxime memberi tahu karyawannya bahwa Arabel sedang sakit dan tidak bekerja. Arabel bertemu dengan Maxime untuk urusan kantor yang mungkin mendesak. Setiap kali dia menatap Maxime, dia hanya diam..

"Hallo, aku mau ketemu sama kamu." Melalui panggilan telepon, Arabel bicara dengan Maxime.

Gadis lugu itu mengajak Maxime untuk bertemu sore nanti di sebuah apartemen tempat tinggal Maxime, yang tidak jauh dari kantornya.

Sambungan telepon terputus begitu saja. Maxime mengirimkan alamat apartemennya yang tidak banyak orang tahu.

Arabel tiba disana tepat waktu. Dia langsung masuk ke kamar Maxime setelah lelaki itu memberikan akses untuk Arabel datang ke sana.

"Hai Arabel, apa kabarmu? Sudah sembuh?" Maxime beranjak dari duduknya saat melihat Arabel tiba.

"Aku tidak perlu banyak bicara, aku hanya ingin meluruskan semuanya," jawab Arabel, ketus.

Arabel mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah benda pipih panjang dengan memberikannya kepada Maxime.

"Tespek?" Maxime langsung tertawa.

"Jangan main-main, apa yang saya lakukan kepada kamu sampai kamu membeli tespek? Untuk apa?" Dia bertanya lagi.

"Kamu lupa apa yang sudah terjadi pada kita malam itu?" tanya Arabel dengan percaya diri. "Jangan berpura-pura lupa aku membutuhkan tanggung jawabmu."

Maxime terpelongo. Kejadian dua Minggu lalu kembali teringat ketika dirinya dan Arabel tidur bersama.

"Apa kamu sedang tidak baik-baik saja, Arabel? Apa yang terjadi pada dirimu?" tanya Maxime.

Arabel meminta Maxime menunggu, karena Arabel hendak melakukan sesuatu di kamar mandi. Sekitar sepuluh menit berlalu, Arabel keluar kamar mandi. Dia membawa benda pipih panjang itu lagi dan menutupinya dengan telapak tangan.

"Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku, Arabel? Ada apa di tanganmu?" ucap Maxime.

Arabel membuka telapak tangannya dan melihat perlahan-lahan. Begitu terkejutnya saat dua garis merah di tespek dilihat langsung oleh mata kepala Arabel.

"Maxime, aku hamil...."

Arabel langsung lemas. Maxime secepatnya menahan tubuh Arabel agar tidak terjatuh.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan saat tespek ini menunjukkan positif?"

Maxime menggeleng pelan. Laki-laki itu seketika terdiam saat melihat asisten pribadinya hamil karenanya.

"Aku harus datang ke hadapan orang tuamu dan meminta pertanggungjawaban. Ini anakmu, Maxime, ini darah dagingmu, ingat itu!" jelas Arabel.

"Arabel, dengarkan aku baik-baik, aku minta kamu gugurkan kandunganmu!" Saya tidak ingin tahu bahwa kamu sedang hamil. Mau taruh di mana mukaku ?" Maxime berteriak dengan panik.

"Pak Maxime! Ini adalah anak kamu! Kamu yang melakukan semuanya, kamu harus bertanggung jawab! Kalau Bapak tidak bertanggungjawab saya akan sebar masalah ini ke semua orang, biar yang lain tahu seorang pengusaha terhormat melakukan hal bodoh seperti ini!" ancam Arabel.

Maxime menghela nafas panjang, ancaman Arabel membuatnya tak berkutik.

Dua hari kemudian, Arabel nekat pergi ke rumah keluarga Maxime. Dia ingin membicarakan hasil tespeknya kepada orang tua Maxime, dan sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan nereka nanti. Papa Maxime bernama Frans, dan keluarga Maxime diberi nama Frans. keluarga yang paling dihormati dan kaya di wilayahnya. Identitas mereka tidak mudah, termasuk menemukan alamat rumahnya. Arabel dengan susah payah mendapatkan informasi dari rekan kerjanya di kantor.

Ketika Maxime mendengar suara bel rumah, dia tampak tertarik. Maxime bertanya. "Siapa yang datang ke rumah orang-orang pagi-pagi seperti ini?" Sedikit gugup.

Maxime berjalan dari ruang tamu ke depan. Namun, di tengah jalan, dia dihadang oleh wanita paruh baya yang cantik dan mewah. Dia adalah istri Tuan Frans, Nyonya Siska.

"Siapa yang tiba di rumah kami pagi-pagi ini?" Apakah kamu meminta tamu untuk datang?" Siska bertanya pada Maxime.

"Tidak sama sekali. Aku akan mengarahkan tamu-tamu itu ke apartemen milikku, bukan di sini," ujar Maxime.

Siska meminta agar dia sendiri yang membuka pintu. Pembantu rumah tangga sedang berada di dapur.

Maxime kembali ke ruang tamu. Dia masih asyik memainkan game di ponselnya.

Siska mengucapkan salam pagi dengan nada datar dan bertanya dengan siapa dia berbicara; seorang wanita yang mengaku Arabel menjawab.

Wanita itu adalah Arabel. Dia sudah berdiri di depan pintu sejak hampir setengah jam yang lalu.

"Langsung saja, apa tujuan kamu datang kemari? Ini bukan tempat melamar kerja dan tolong katakan langsung apa maumu?"

Arabel menelan saliva. Dia melihat begitu arogannya Mama Maxime.

"Saya mencari Maxime, Bu. Apa dia ada di rumah? Sekalian saya ingin bicara dengan Ibu."

Siska melipat tangannya di dada dan berkata, "Panggil saya nyonya. Kamu tidak tahu siapa Nyonya Siska dan Tuan Frans?"

Arabel mengangguk mengiyakan. "Baik nyonya."

Maxime mendengar ada sedikit ribut-ribut di luar rumah. Dia langsung menghampiri dan merasa tidak asing dengan suara-suaranya.

"Ada apa ini, Mama? Apa ada yang mencariku?" tanya Maxime. Begitu terkejutnya dia saat melihat Arabel ada dihadapan dengan wajah kusut. Tatapannya tajam menatap ke arah Maxime.

"Arabel?"

***

Maxime menceritakan kepada mamanya, jika Arabel adalah asisten pribadinya di kantor. Siska langsung mengizinkan Arabel masuk ke rumah, tetapi dengan jadwal kunjungan yang terbatas. Setelah satu jam kemudian, Arabel dipersilahkan untuk kembali pergi dari rumah itu dan kembali besok.

"Saya ingin berbicara dengan semua anggota keluarga Bapak Maxime, termasuk Nyonya Siska dan Tuan Frans" ucap Arabel dengan wajah serius.

Maxime meminta Siska melakukan apa yang diinginkan Arabel. Di ruang tamu, mereka duduk bersama. Arabel sangat takut ketika mereka sudah berkumpul. Dia tidak tahu bagaimana mengakui kehamilannya jika keluarga Frans tidak mengakui.

"Sekarang, katakan apa yang ingin kamu sampaikan. Jangan sia-siakan waktu kami untuk membantu orang kecil sepertimu." Siska melirik Arabel dari atas ke bawah. Dia percaya bahwa Arabel adalah wanita yang miskin.

"Aku memang wanita miskin yang datang mendadak ke rumah megah ini, karena permintaan Maxime, ada yang ingin aku tunjukkan,"

Arabel menarik napas panjang. Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan di hadapan Siska. Benda pipih panjang yang diperlihatkan kepada Siska.

"Apa ini?" Siska meraih itu. Dia menatap heran ke arah tespek garis dua yang diberikan oleh Arabel kepadanya sebagai bentuk pembicaraan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aulshe Queen
Harap jangan emosi ya bacanya!! hehehe kawal Arabel sampai bahagia, yukss!!
2024-05-28 20:16:56
0
25 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status