Share

Minta Cerai

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2024-05-31 15:43:31

Briana memandangi ponselnya. Dia menggenggam erat benda pipih itu bersamaan dengan air mata yang jatuh ke pipi.

Semalaman Briana tidak bisa tidur karena memikirkan di mana suaminya, hingga pagi ini dia tahu jawabannya.

“Setega ini kamu, Far?”

Briana menarik napas panjang, lantas mengembuskannya kasar berulang kali untuk melegakan rasa sesak yang menekan dada.

“Briana! Kamu tuli, hah! Sedang apa kamu?”

Suara sang mertua terdengar melengking di telinga. Hatinya sedang panas, ditambah teriakan sang mertua yang begitu menyakitkan hatinya.

Briana berjalan membuka pintu, hingga melihat sang mertua yang sudah berdiri sambil memasang wajah beringas ke arahnya.

“Setrika ini! Bukankah semalam sudah kubilang setrika, kenapa masih kumal begini?”

Sebuah baju dilempar ke wajah Briana, membuat wanita itu memejamkan mata karena sikap kasar sang mertua.

“Aku bukan pelayan di sini, bisakah Mama memperlakukanku layaknya anak?” Briana mencoba melawan sang mertua karena benar-benar sudah lelah dengan sikap keluarga itu kepadany.

Mertua Briana malah tertawa keras mendengar ucapan wanita itu, hingga kemudian berkata, “Kamu lupa diri, hah? Di sini ini kamu hanya benalu! Kamu ini numpang!”

“Tapi aku istrinya Farhan!” Briana benar-benar sudah tak bisa menahan sebutan atau makian wanita itu kepada dirinya selama beberapa bulan ini.

“Sadar diri! Kamu ini sudah tidak dianggap semenjak tak punya apa-apa. Kamu pikir dengan hidup bersama Farhan, bisa membuatmu tetap menjalani hidup yang enak. Mimpi saja!” hardik wanita paruh baya itu.

Semenjak Briana tak punya apa-apa setelah perusahaannya diberitakan bangkrut dan semua asetnya diambil alih bank. Dia diremehkan di keluarga itu, bahkan benar-benar tak pernah dianggap sebagai keluarga.

“Tidak usah banyak protes! Setrika itu lalu antar ke kamar!”

Briana meremas pakaian itu. Padahal ada beberapa pelayan di rumah itu, tapi kenapa dia yang harus menyetrika.

Saat menjelang malam, Farhan baru saja pulang setelah sejak semalam tak memberi kabar.

Briana melihat pria itu terlihat sangat bahagia, bahkan terus tersenyum saat melepas pakaian.

“Semalam kamu dari mana saja?” tanya Briana sambil memperhatikan Farhan.

“Urusan penting, bukankah aku sudah bilang!” Farhan langsung bicara dengan nada tinggi saat mendengar pertanyaan Briana.

“Urusan penting apa sampai membuatmu tak pulang, hah!” Briana ikut meninggikan suara karena lelah menghadapi Farhan yang lama-lama berubah.

“Kamu ini lama-lama cerewet, hah! Bisa diam saja dan nikmati yang ada saja. Kamu pikir, dengan posisimu sekarang bisa menuntut banyak hal dariku, hah!”

Briana menatap Farhan yang bicara sambil melotot seolah pertanyaannya begitu membuat pria itu marah.

“Kamu punya simpanan? Apa wanita itu?” tanya Briana menurunkan nada bicara, tapi tatapan matanya masih sangat tajam.

Briana melihat Farhan yang gelagapan, hingga pria itu kembali mengelak sambil marah seperti biasa.

“Kamu ini terlalu berpikiran negatif. Kalau pergi tak pulang, memangnya bisa langsung dituduh selingkuh? Sudah syukur kamu tetap bisa enak, sekarang malah menuntut banyak hal dariku. Benar kata Mama, kamu tak punya muka!”

Briana mengepalkan kedua telapak tangan di samping tubuh mendengar amukan Farhan. Sekuat hati dia berusaha tak menangis agar tak dianggap remeh pria itu.

“Tapi kamu jelas-jelas berselingkuh! Kamu pikir aku ini buta! Aku melihatmu bermesraan dengan wanita itu di depan banyak orang. Kamu pikir aku ini bodoh!” Briana meluapkan emosinya karena Farhan mengelak.

“Kamu ini memang berisik! Seharusnya kamu ini sadar diri, sejak kamu bangkrut, kamu hanya menumpang di sini, yang kerja harus aku, aku yang mencukupi hidupmu, jadi lebih baik kamu diam!” bentak Farhan seperti tak punya kata-kata halus untuk diucapkan ke wanita yang sudah dinikahinya satu tahun lalu itu.

Air mata tak bisa dibendung dari pelupuk mata Briana. Dia mencoba menahan diri, hingga kemudian berkata, “Ayo cerai! Sudah cukup kamu dan keluargamu memperlakukanku buruk. Bahkan kamu tega berselingkuh dariku! Aku bukan pengemis yang menunggu belas kasih kalian!”

Briana melihat Farhan yang menatapnya dengan ekspresi terkejut, hingga pria itu tersenyum.

“Bagus! Kamu memang tak tahu diri. Kalau mau cerai, aku kabulkan. Kita cerai!”

“Oke! Kamu pikir aku takut berpisah darimu!” Briana menantang sambil mengusap air mata yang luruh di wajah.

“Kamu tidak mau hidup bersamaku, kan? Kalau begitu keluar dari rumah ini!” Farhan dengan tega mengusir Briana begitu saja.

Ternyata sebelum masuk kamar, sang mama sudah memprovokasi pria itu, hingga Farhan tak segan mengucapkan kata cerai ke Briana.

Briana benar-benar hancur, pria yang mati-matian dipertahankan di depan ayahnya, ternyata begitu busuk karena harta. Dia benar-benar menyesal karena dulu mau menikah dengan pria itu.

Tanpa kata, Briana pun ingin meninggalkan tempat itu, tapi sebelum dirinya pergi, Farhan kembali mencegahnya.

“Kamu tidak boleh membawa barang apa pun dari rumah ini. Semua yang ada di sini, milikku! Termasuk ponselmu itu!”

Briana melirik ponsel yang digenggamnya. Dia mengeluarkan sim card dari ponsel, lantas melempar benda pipih itu hingga membentur dinding dan hancur.

Briana pun keluar dari kamar hanya membawa sandal dan pakaian yang melekat di tubuh. Saat membuka pintu, dia melihat sang mertua dan adik iparnya berdiri di sana dengan senyum mencibir.

“Harusnya Farhan melakukan ini sejak dia tak punya apa-apa, untungnya sekarang kakakmu itu sadar dan mau menceraikannya,” ucap sang mertua ke adik ipar Briana.

“Benar, Ma. Wanita tak tahu diuntung ini seharusnya dibuang saja, menyusahkan saja di rumah ini!” balas adik ipar Briana.

Briana menatap bergantian mertua dan adik iparnya itu, dia pun memilih segera meninggalkan rumah itu.

Briana berjalan meninggalkan rumah itu. Hatinya benar-benar sakit karena kebusukan Farhan akhirnya terbongkar. Dia tak pernah menyangka jika pria yang dinikahinya hanya gila harta.

Beberapa bulan Farhan tak mau menyentuhnya, ternyata pria itu memang punya simpanan dan Briana yakin jika wanita di pesta adalah simpanan Farhan.

Hujan tiba-tiba mengguyur saat Briana masih berjalan. Langit malam itu sangat gelap, angin bersamaan hujan yang turun terasa dingin menusuk tubuhnya.

Kaki Briana sudah tak kuat untuk melangkah. Sejak siang tidak diberi makan, lalu sekarang harus berjalan cukup jauh.

Ketika dirinya hendak menyeberang jalan, tiba-tiba terlihat sebuah lampu mobil menyorot ke arahnya. Briana yang sudah lemas dan syok, tiba-tiba terjatuh di tengah jalan di bawah guyuran hujan.

“Briana!”

Samar-samar Briana mendengar suara laki-laki memanggil, tapi dia tak bisa melihat siapa yang berjongkok di depannya, hingga akhirnya tak sadarkan diri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
drpd sakit hati terus²an mending pergi aja dari rumah itu...keluarga Farhan emang keterlaluan...gara² perusahaan nya bangkrut,Briana dibilang benalu & dianggap sbg pembantu bukan istri....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   Ekstra Part 2

    Dhira dan Sean pergi ke IGD rumah sakit mereka berada sekarang. Renata di sana karena mengantar Briana yang mau melahirkan.“Ma.” Dhira langsung memanggil sang mama.“Kenapa kamu cepat sekali ke sini?” tanya Renata keheranan.“Karena aku baru periksa, jadi waktu Mama telepon, aku ada di sini,” jawab Dhira.“Periksa? Kamu sakit?” tanya Renata dengan kepanikan berlipat karena ucapan Dhira.Dhira melebarkan senyum, lantas menunjukkan hasil USG. “Tidak sakit, tapi sedang hamil. Ini, cucu kedua Mama dan Papa.”Dhira memberitahu dengan bangga, sampai membuat Renata sangat syok dan senang.“Ya Tuhan, mama tak percaya. Mama senang sekali mendengar kabar ini.” Renata langsung memeluk karena sangat bahagia.Dhira juga bahagia karena bisa menyenangkan hati sang mama.Saat keduanya saling berpelukan, tiba-tiba terdengar suara bayi yang membuat mereka terkejut.“Sudah lahir? Cepat sekali?” Dhira terkejut, apalagi melihat perawat keluar masuk ruang penanganan.Briana sudah melahirkan di ruang IGD se

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   Ekstra Part 1

    “Dhira, kamu di mana?”Sean keluar dari ruang ganti mencari keberadaan Dhira yang tak menyahut padahal dia sudah memanggilnya sejak tadi. Dhira keluar dari kamar mandi, tentu saja hal itu membuat Sean keheranan.“Kenapa masuk kamar mandi lagi?” tanya Sean karena Dhira sudah mandi sejak tadi.Dhira menutup mulutnya seolah merasakan sesuatu yang ingin keluar, tapi dia tetap berjalan menghampiri Sean.Usia pernikahan mereka sudah berjalan tiga bulan. Sean sudah menerima Dhira sepenuhnya, hingga hubungan rumah tangga mereka berjalan dengan sangat baik.“Kamu baik-baik saja?” tanya Sean karena Dhira agak pucat.“Entah, sejak tadi rasanya pusing dan mual,” jawab Dhira.Sean langsung menyentuh kening Dhira, tapi tak merasa panas.“Apa sangat pusing?” tanya Sean memastikan.Dhira sibuk mengikat dasi Sean saat mendengar pertanyaan itu.“Iya lumayan, tadi seperti berputar lalu aku mual,” jawab Dhira kemudian menatap Sean dengan wajah memelas.“Kita ke rumah sakit untuk memastikan kamu sakit apa

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   S2 ~ Hari Pernikahan

    Riana memang bertindak kejam, tapi semua itu semata-mata dilakukan untuk melindungi Sean dari hal-hal yang tak diinginkan.Milia diam mendengar ucapan Riana. Dia hanya menunduk sambil meremas jemari karena tak bisa berbuat apa-apa.Ibu Milia juga diam karena takut, lalu memberanikan diri menatap Riana.“Kalau kami pergi dari kota ini, bagaimana dengan usaha pakaian kami? Masa mau ditinggal begitu saja? Misal mau dijual juga tidak bisa cepat laku,” ujar ibu Milia yang takut jika masih di kota itu akan dipersulit Riana.Milia terkejut mendengar ucapan sang ibu, apa itu artinya ibunya mau pindah karena ancaman Riana.“Aku akan membelinya, kalau perlu rumah sekalian akan aku beli dua kali lipat dari harga aslinya, asal kalian pergi dari kehidupan putraku!” Riana tak segan memuluskan keinginan ibu Milia asal pergi dari kota itu.Ibu Milia membayangkan uang sangat banyak yang akan diterimanya jika dijual ke Riana. Dia yang mata duitan langsung setuju begitu saja.“Baik, saya setuju menjualny

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   S2 : Memperingatkan Lagi

    Saat sore hari, Sean pulang dan menemui Riana yang sedang bersantai di ruang keluarga.“Sudah pulang? Kamu sudah mengosongkan jadwal agar minggu depan tidak ada kendala, kan? Ingat, pernikahanmu itu minggu depan,” ucap Riana langsung mengingatkan, jangan sampai Sean lupa dan masih membuat jadwal kegiatan di perusahaan.“Mama tenang saja, Vino sudah mengatur semuanya,” balas Sean.Riana mengangguk-angguk senang karena sekarang Sean mudah diatur.“Ma, aku mau menceritakan sesuatu, tapi aku harap Mama tidak berpikiran buruk atau panik dulu,” ucap Sean ingin memberitahu soal Milia.Sean hanya ingin sang mama tahu saja, agar kelak jika terjadi sesuatu atau Milia membuat ulah, sang mama tak benar-benar syok karena sudah tahu dan mendengar sendiri darinya.Riana menoleh Sean saat mendengar apa yang dikatakan oleh putranya itu. Dia menurunkan satu kaki yang sejak tadi disilangkan, dahinya berkerut halus karena penasaran.“Memangnya kamu mau menceritakan apa?” tanya Riana dengan pikiran negati

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   S2 : Sudah Tak Ada Rasa

    Dhira langsung bicara tegas agar Milia sadar diri. Dia tak akan kasihan meski Milia sedang hamil, dia sadar kalau wanita seperti Milia, tidak akan puas jika hanya dikasih hati. Begitu mendapat kebaikan, wanita itu akan melunjak tak tahu diri.Milia terdiam mendengar ucapan Dhira, hingga Dhira kembali bicara.“Kamu pikir dengan datang menemui Sean, kamu bisa memintanya bertanggung jawab atas janin yang bukan miliknya? Kamu mungkin tak tahu, Sean sudah tahu segalanya tentang kebusukanmu.” Dhira terus bicara untuk menyadarkan Milia.Milia sangat terkejut mendengar ucapan Dhira, hingga Dhira kembali bicara.“Bahkan tahu kalau kamu selama ini sering tidur dengan pria lain. Sungguh aku ingin tertawa, baru kali ini melihat wanita tak tahu diri sepertimu, sudah selingkuh dan tidur dengan pria lain, tapi minta pertanggungjawaban ke pria yang kamu buang.” Dhira menjejali telinga Milia dengan fakta bahkan tak peduli itu bisa mempengaruhi pikiran dan janin Milia.

  • Pembalasan Mantan Istri Yang Diremehkan   S2 : Membuat Salah Paham

    Sean mulai nyaman bersama Dhira. Sikap Dhira yang apa adanya saat bicara, membuat Sean merasa tenang.Sean keluar dari lift sambil menatap ponsel, dia mencoba menghubungi Dhira karena ingin mengajak makan siang, tapi Dhira tak menjawab panggilan darinya.“Ke mana dia?” Sean bertanya-tanya karena Dhira mengabaikan panggilan darinya.Sean berpikir apa mungkin Dhira sedang rapat atau bertemu klien, membuatnya memilih mengirim pesan kalau akan datang ke perusahaan Dhira.Saat Sean baru saja keluar dari lobi, Sean terkejut karena ada yang mencegah langkahnya.“Sean.” Milia muncul di sana dengan mata bengkak dan wajah penuh linangan air mata.“Apa lagi yang kamu inginkan?” tanya Sean mulai malas, apalagi dia sudah tahu semua kebusukan Milia.“Sean, kumohon maafkan aku. Saat ini aku tidak tahu harus bagaimana, aku membutuhkanmu,” ucap Milia sambil menggenggam telapak tangan Sean.Sean me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status