Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 234. Tidak Masuk Akal

Share

Bab 234. Tidak Masuk Akal

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-10 22:01:35

Bu Bira yang sedari tadi hanya diam kemudian membuka suaranya.

"Apa tidak ada cara lain nak? Lihatlah mama yang saat ini berbicara kepadamu sebagai mama kandungmu nak bukan sebagai partner bisnis," ujar bu Bira tegas.

"Justru karena melihat mama adalah ibu kandung Bara, maka Bara putuskan seperti ini. Kalau tidak ada tindak tegas yang diambil orang akan mengira kita melakukan nepotisme, Ma. Bara gak mau itu," ujar Bara kemudian.

"Bara akan support mama seperti biasanya, dan tidak akan merubah hubungan kita, Ma," ujar Bara meminta pengertiannya.

"Bara janji tidak akan merubah apapun," sambung Bara.

Bu Bira hanya mengangguk kemudian dengan tenang menorehkan tanda tangan diatas kertas yang tadi di print oleh Bara. Tidak ada pilihan lain, karena juga menyelamatkan pandangan orang-orang terhadap anaknya.

Dalam hati bu Bira tidak berhenti merutuk diri sendiri atas kejadian ini, semua karena Hernadi. Ya akhir-akhir ini Hernadi Sriwijaya yang saat ini merupakan seorang duda mendekati Bira Zau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 235. Mencari Bizar

    Alma menangis menjerit karena berusaha tegak untuk berjalan, dan jatuh.Bara segera memeluk Alma yang menjerit dan mengatakan bahwa jangan terlalu memaksakan diri."Anak papa hebat, kalau belum bisa jangan dipaksain, Nak," ujar Bara menggendong Alma yang tampak masih menangis tersedu-sedu.Alma kemudian tampak menenggelamkan wajahnya di balik ketiak Bara, lama terdiam dan ternyata sudah tidur."Anak papa tidur ya," ujar Bara sambil mengelus kepala Alma lembut.Bara hanya tersenyum melihat lucunya anak tersebut, selalu tertidur bila di dekat ketiak Bara."Loh, Alma tidur nak?" tanya bu Aisah yang baru bergabung ke depan."Iya bu, tadi jatuh nangis Bara gendong. Eh malah tidur," ujar Bara menciumi kepala anaknya tersebut.Bu Aisah hanya tersenyum."Ibu ambil stroller aja ya," tawar bu Aisah."Boleh deh bu, biar semakin nyenyak tidurnya," ujar Bara.Bu Bira bergegas masuk ke dalam, dan mengurung diri dikamar. Pada akhirnya Bara gagal untuk mengulik lebih dalam tentang bu Bira dan Zaulhi

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 234. Tidak Masuk Akal

    Bu Bira yang sedari tadi hanya diam kemudian membuka suaranya."Apa tidak ada cara lain nak? Lihatlah mama yang saat ini berbicara kepadamu sebagai mama kandungmu nak bukan sebagai partner bisnis," ujar bu Bira tegas."Justru karena melihat mama adalah ibu kandung Bara, maka Bara putuskan seperti ini. Kalau tidak ada tindak tegas yang diambil orang akan mengira kita melakukan nepotisme, Ma. Bara gak mau itu," ujar Bara kemudian."Bara akan support mama seperti biasanya, dan tidak akan merubah hubungan kita, Ma," ujar Bara meminta pengertiannya."Bara janji tidak akan merubah apapun," sambung Bara.Bu Bira hanya mengangguk kemudian dengan tenang menorehkan tanda tangan diatas kertas yang tadi di print oleh Bara. Tidak ada pilihan lain, karena juga menyelamatkan pandangan orang-orang terhadap anaknya.Dalam hati bu Bira tidak berhenti merutuk diri sendiri atas kejadian ini, semua karena Hernadi. Ya akhir-akhir ini Hernadi Sriwijaya yang saat ini merupakan seorang duda mendekati Bira Zau

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 233. Tegas

    “Mama silahkan tanda tangan ya, nanti Bara panggil Ari untuk mengurus semuanya,” ujar Bara kembali dan kemudian sibuk memencet tombol pada ponselnya.Tut.Tut.Bara sedang menelpon seseorang, pada nada dering kedua panggilan tersebut mendapat jawaban sepertinya.“Lo dimana?” tanya Bara.“Di kantor,” jawaab suara di seberang.“Ke ruang gua sekarang ya,” panggil Bara.“Lo gila ya gua di kantor Zaulhimar maksudnya,” teriak suara di seberang sangat keras, ternyata Bara menelpon Anes.“Hahaha… santai Nes. Gua tunggu lo di ruangan gua, di AK group. Oke? No debat no bantah!” ancam Bara.“Dasar bos eror,” jawab Anes.Sambil terkekeh Bara mematikan sambungan telepon.Bara kembali memandang wajah sang ibu yang memang tidak dikenalnya sedari kecil, tapi hubungan ibu dan anak Bara pikir tidak akan membuat sang ibu melakukan kecurangan. Sedangkan gaji dari Zaulhimar masih mengalir sebagai owner, terus keuntungan perusahaan beberapa persen mengalir ke rekening bu Bira, juga setiap bulan juag Bara s

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 232. Silakan Keluar

    Bara kembali masuk kedalam rumah untuk mencari bu Bira yang sudah masuk ke kamarnya untuk bersiap ke kantor menemui Regi.Tok.Tok.Bara mengetuk pintu kamar bu Bira, setelah pintu dibuka tanpa dipersilahkan Bara langsung menerobos masuk dan menutup kembali pintu kamar mamanya.“Apa maksud Mama dengan semua ini?” tanya Bara menunjukan layar ponselnya kepada sang mama.Bu Bira yang semula tampak biasa saja saat ini menjadi pucat seperti tiada darah yang mengalir pada tubuhnya.“Apa, Bara, mama tidak mengerti?” tanya bu Bira yang pura-pura bingung, padahal jantungnya sudah berdegup kencang.“Gak usah ngelak ma, mama tinggal jelaskan maksudnya kepada Bara, dan beres!” ujar Bara tampak emosi dengan sorot mata tajam yang tampak memerah.“Gak ada apa-apa, Bara,” jawab bu Bira.“Ma, sekali lagi Bara tanya. Apa maksud dengan semua ini? Atau mau Bara habiskan orang semua orang yang terlibat disini!” ujar Bara semakin emosi.“Tidak ada apa-apa, nak,” jawab bu Bira keukeuh.“Baiklah kalau mama g

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 231. Bahasa Bayi

    "Bara sudah punya tiga orang anak bu," ujar Bara sejurus kemudian."Terus?" tanya bu Aisah."Gak bakal ada yang mau," jawabnya tertawa miris."Sok tahu kamu, dan anak kamu ada yang urus kok bukan istri kamu nanti juga yang urus," jawab bu Aisah."Nanti aja bu, Bara mau fokus ke satu-satu tujuan dulu. Sekarang jalani aja seperti ini," ujar Bara."Terserah kamu nak, ibu hanya bisa mendoakan kamu," ujar bu Aisah."Bara istirahat dulu ya bu," pamit Bara beranjak menuju kamarnya di lantai dua.Kamar ini sudah kembali menjadi kamarnya sendiri, tidak ada lagi pakaian-pakaian atau barang Salma.Bara merenung sejenak, kadang memang dia merasa sepi memasuki kamar yang biasa mereka gunakan untuk memadu kasih dan seketika hening dan hilang.Makanya Bara memilih mengeluarkan barang-barang Salma dari kamarnya, bukan untuk melupakan tapi untuk bangkit kembali.Bara memandang foto Salma saat keduanya menikah masih terbingkai rapi di kamar ini."Sal, kamu apa kabar?" ujar Bara menatap foto tersebut.B

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 230. Salahnya Dia Anak Hario

    Mata Ainel mendelik mendengar perkataan Bara.“Dasar lo,” ujar Ainel kembali mencubit lengan Bara.“Lo suka banget sih nyubit, sakit Nel,” ujar Bara. “Biarin,” jawab Ainel.“Lo gemesin juga lama-lama, Nel,” ujar Bara.Tanpa disadari mobil yang dikendarai Bara telah memasuki halamab depan toko Ainel yang juga dimanfaatkan sebagai rumah tinggal bagi Ainel dan salah satu karyawannya.“Masuk, Bar,” ujar Ainel ramah setelah membuka pintu samping tokonya.“Masuk kemana?” goda Bara.“Lo mau makan di depan toko?” tanya Ainle kesal.“Asal sama lo gapapa, Nel,” jawab Bara santai.“Gua ogah!” ujar Ainel.Bara mengikuti langkah Ainel menuju ruang tamu yang berada tepat di belakang toko.“Lo tunggu sini sebentar ya, gua mau naik panggil si Neni,” ujar Ainel.“Siap!,” jawab Bara menghempaskan bobot tubuhnya pada kursi yang ada dan sekelebat bayangan dulu apa yang dia lakukan pada Ainel di ruangan ini.Bara hanya tersenyum-senyum dan memegang bibirnya.“Kok lo senyum-senyum sendiri sih?” tanya Aine

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status