Share

BAB 14

“Kamu nggak pa-pa?” tanya Bintang sambil menyerahkan sebotol air mineral dingin pada Azzalyn.

Azzalyn hanya bisa menggeleng sambil tersenyum dan meneguk segarnya air yang kini membasahi kerongkongannya.

“Maaf ya, aku ngerepotin kamu lagi,” kata Azzalyn. “Kali ini aja Bintang. Lain kali aku akan minta antar Paman Bandi aja kalau ada panggilan lagi dari kantor polisi. Hari ini Paman Bandi sibuk karena satu lagi kapalnya baru datang dari melaut.”

Azzalyn merasa tak enak hati. Hari ini ada panggilan sebagai saksi untuk kasus pembunuhan sang ibu. Sudah dua hari sejak kemarin ia datang ke rumah Abyl dan membawa polisi untuk menangkap Riska. Masih diingatnya, makian Bu Narti dan sumpah serapah Riska saat tangannya diborgol dan dibawa paksa menuju hotel prodeo.

“Aku nggak keberatan. Tiap kamu mau turun ke kota aku siap kok jemput kamu,” kata Bintang dengan senyum mengembang. Tentu saja hatinya sangat senang bisa selalu berdekatan dengan Azzalyn, meski badannya lelah karena harus menempuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status